NovelToon NovelToon
Waiting For You 2

Waiting For You 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Hamil di luar nikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Keluarga
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Uppa24

novel ini adlaah adaptasi dari kelanjutan novel waiting for you 1

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uppa24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

waktu untuk berpikir part 2

Sementara itu, Alvio, yang mendengarkan percakapan orang tuanya dari balik pintu, mulai memahami apa yang sedang terjadi. Sifat penasaran yang dimilikinya—meski masih terlalu muda—memberikan keyakinan lebih dalam bahwa apapun yang terjadi, ibunya tidak akan pernah terluka oleh apapun. Namun, di dalam dirinya, Alvio merasa bahwa ia harus siap. Untuk melindungi ibunya. Untuk melindungi keluarga mereka. Tidak ada lagi yang akan menghalangi jalan mereka ke depan.

Semuanya terasa begitu tidak pasti, begitu mengganggu. Namun dalam kepastian-kepastian kecil yang terjadi, Alvio tahu satu hal: ia akan selalu menjaga keluarga El Bara—dengan apapun cara yang ia bisa. Dan ia tahu, meskipun semuanya semakin rumit, keluarganya akan selamat.

...~||~...

Seminggu berlalu sejak pertemuan antara Aidan dan Elena di ruang tamu kantor El Bara, dan meskipun mereka telah sepakat untuk mencari jalan terbaik, ketegangan itu masih melanda setiap ruangan di dalam istana keluarga El Bara. Semua orang tahu bahwa ini adalah titik balik yang menentukan. Hari-hari mereka tidak lagi berjalan dalam damai seperti sebelumnya. Sekarang, setiap langkah harus dihitung, dan setiap keputusan membawa risiko besar.

Elena duduk di meja kerjanya, menatap peta keluarga El Bara yang tergambar di layar laptopnya, memetakan langkah-langkah yang akan diambil untuk mempertahankan posisi keluarganya di pasar yang semakin keras ini. Meskipun matanya lelah dan pikirannya terbebani, ada satu hal yang memberinya kekuatan: putranya, Alvio. Hatinya merasa lebih tenang ketika memikirkan Alvio. Bagaimanapun juga, masa depan keluarganya kini bergantung pada kebijakannya.

“Bu, kau pasti sudah tahu bahwa pertemuan dengan pihak investor berikutnya tak akan mudah.” Suara Pak Jen menghentikan lamunannya.

Elena mengangguk, berbalik dari meja kerjanya dan menatap pria tua itu. “Aku tahu, Pak Jen. Semua pasti tahu bahwa pilihan terbaik adalah meningkatkan posisi kita. Namun dengan situasi di luar sana dan persaingan yang semakin besar, itu tidak mudah.”

Pak Jen menatap Elena penuh perhatian. Sebagai orang yang paling lama mengenal keluarga El Bara, ia tahu betapa beratnya beban yang sekarang ditanggung Elena. Bukan hanya tentang mempertahankan keluarga, tapi juga mengurus citra keluarga mereka di mata dunia—sesuatu yang telah tergoyah karena masalah pribadi yang membayangi.

"Saya tidak tahu apa yang terjadi di antara Anda dan Aidan," Pak Jen melanjutkan dengan hati-hati, "tetapi saya berharap, Nyonya, Anda harus memilih jalan yang benar, terutama demi masa depan Alvio."

Elena menatapnya sejenak, terdiam. “Aku tahu. Aku tak ingin masa lalu menguasai jalan kami, Pak Jen. Mungkin waktunya telah tiba untuk berdamai dengan masa lalu dan menjauhkan semua emosi itu dari urusan keluarga ini. Tak mudah memang,” Elena menghela napas, suara beratnya mencerminkan kekesalan dan keputusasaan yang sulit dia sembunyikan.

“Kita harus lebih kuat dari ini, Nyonya.”

Hati Elena bergetar mendengar kalimat itu. Setiap waktu ia selalu diperingatkan oleh ayahnya bahwa dunia bisnis bukanlah tempat untuk ragu. Tidak ada ruang untuk lemahnya keputusan atau terlambat bertindak.

Beberapa waktu setelah percakapan tersebut, Aidan akhirnya datang menemui Elena dengan tekad yang lebih bulat. Ia memahami betapa besar peran yang dimilikinya dalam cerita ini, dan meskipun masa lalu mereka tetap menghantui, mereka harus menemukan cara untuk bergerak maju bersama demi Alvio, dan demi keluarga El Bara.

Aidan menatap Elena yang sedang duduk di ruang kerja besar miliknya, tersenyum sekilas melihat pria yang kini mengenakan jas gelap dan rapi, siap menghadapi pertemuan penting.

"Aidan," suara Elena terdengar agak berat, penuh keraguan yang tersembunyi. "Kita harus berani menghadapi masalah yang lebih besar dari sekadar masa lalu kita."

Aidan menyadari beban kata-kata Elena, namun ia tahu, baginya ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa meskipun kesalahan-kesalahan telah terjadi, ia tetap memiliki komitmen pada keluarga ini. “Elena, aku sudah mengerti. Ini lebih dari sekadar apa yang kita alami dulu. Ini tentang masa depan Alvio, dan aku tahu, kalau kita bersatu, kita bisa melindungi dia, melindungi keluarga kita.”

Elena menatap dalam-dalam ke mata Aidan, merasakan tekad yang sama di dalam dirinya. Keputusannya untuk menghubungkan kembali diri dengan Aidan lebih kuat dari sebelumnya, meskipun jalan ini penuh kerikil.

Tiba-tiba, pikiran Elena kembali mengingatkan akan kesulitan yang mereka hadapi dalam keluarga mereka—semuanya menjadi lebih mendalam dan semakin rumit. Seiring waktu, Elena merasa tidak ada pilihan lain selain menghadapi kenyataan ini, bahwa tidak semua hal bisa diselesaikan dalam satu kali percakapan.

"Satu hal yang harus kamu tahu," Elena melanjutkan dengan suara yang lebih mantap, "adalah kita harus bermain dengan hati-hati. Dunia ini tidak ada ampun. Aku bukan hanya membicarakan perasaan, Aidan—aku berbicara tentang rencana besar. Kita harus tetap bersatu karena Alvio adalah prioritas kita."

Aidan mengangguk dengan penuh perhatian. "Aku mengerti. Segalanya sudah terlalu lama terselesaikan dengan kebingungan, tetapi kita harus melanjutkan... demi Alvio."

Namun, meski keduanya kini semakin dekat dan berpadu dalam tujuan yang sama, penghalang terbesar tetap menghantui—yaitu hubungan mereka yang tidak pernah sepenuhnya selesai. Perasaan yang terus membekas setelah perpisahan, serta bayangan masa lalu yang tergurat dalam setiap percakapan mereka.

Kehidupan baru ini mulai melahirkan kemungkinan-kemungkinan yang penuh dengan perhitungan, dan Alvio—meskipun masih muda—mulai menyaksikan lebih banyak daripada yang mungkin bisa dipahami oleh anak seusianya. Namun, pada kenyataannya, ia tahu jauh di dalam hatinya bahwa ia memiliki kedudukan yang lebih penting dalam keluarga ini.

Hari demi hari, aliran bisnis yang rumit di keluarga El Bara mulai mengalami pasang surut. Alvio pun tak hanya menyaksikan segalanya, tetapi turut serta dalam menjaga kehormatan keluarganya. Ada rencana besar di balik kehidupannya yang penuh gemerlap, tapi bagi Alvio, yang paling penting sekarang adalah menjaga kedamaian keluarganya. Sekuat apapun usaha dunia untuk menjauhkannya dari ibunya, Alvio tahu satu hal—dia tak akan pernah membiarkan siapapun merusak perdamaian yang telah susah payah dibangun Elena.

Dengan tekad baru, Elena merasakan keputusan yang lebih sulit daripada sebelumnya. Ia adalah pewaris keluarga El Bara, tak ada jalan mundur. Memimpin sebuah dinasti yang rumit ini berarti ia harus bisa merangkai setiap strategi, memecahkan konflik yang datang dari segala penjuru. Namun satu hal yang tak bisa dipastikan dalam perjalanan ini—di antara tekad dan pengorbanan, bisakah dia menjaga kedamaian hati mereka?

Di luar sana, dunia mungkin masih bersiap untuk mengguncang mereka. Tetapi, untuk keluarga El Bara, Elena tahu, keputusan ini tidak hanya akan mengubah dirinya, tetapi juga mengubah generasi yang akan datang.

Minggu-minggu yang penuh ketegangan dan perhitungan telah berlalu, dan seiring dengan berjalannya waktu, Elena mulai semakin tenggelam dalam dinamika keluarga El Bara yang semakin rumit. Setiap hari terasa seperti pertempuran baru—pertempuran untuk menjaga kekuatan, perdamaian, dan yang paling penting: keluarganya. Hanya dengan satu tujuan di hatinya—menjamin masa depan Alvio, putranya, serta kelangsungan keluarga El Bara yang telah mengakar kuat selama bertahun-tahun.

Elena merasa seolah berada di persimpangan jalan, terhimpit antara dua kekuatan besar: masa lalu yang selalu datang untuk menghantuinya, dan masa depan yang harus ia bangun, meski semua potensi ada di ujung tanduk.

Hari-hari setelah pertemuan yang menegangkan itu menjadi semakin berat, namun di sisi lain, ada perubahan halus dalam dinamika keluarga El Bara. Setelah berbicara dengan Elena, Alexander El Bara mulai merasakan berat hati yang mendalam. Di satu sisi, ia sangat tahu betapa besar peranannya dalam menjaga nama keluarga, tapi di sisi lain, ia mulai memahami bahwa dunia kini berubah. Elena bukan lagi gadis kecil yang dia pelihara dengan ketat, dan jika masa depan keluarga ini harus diteruskan, terkadang seseorang harus bersedia melepaskan kendali—meski itu sangat sulit dilakukan.

Meskipun hatinya masih dipenuhi kebimbangan, Alexander sadar bahwa pilihan itu harus dibuat, dan pilihan tersebut kini berada sepenuhnya di tangan putrinya. Elena, dengan segala beban yang ada di pundaknya, tampaknya telah siap untuk melangkah lebih jauh dari sekedar melindungi Alvio dan menjaga stabilitas keluarga. Dia juga harus mengemban peran untuk keluarga yang lebih luas dan mengetahui betul apa artinya menjadi pewaris tunggal keluarga El Bara.

Satu minggu kemudian, situasi mulai sedikit mereda. Pertemuan keluarga dan kegiatan bisnis berlangsung dengan lebih tenang. Elena dan ayahnya bisa berbicara tanpa kekesalan dan ketegangan yang berlebihan. Banyak hal yang dulu disembunyikan perlahan muncul ke permukaan, dan dengan sikap yang lebih bijaksana, Elena bisa merangkul kenyataan, sekaligus berdamai dengan masa lalunya.

Pada suatu pagi yang cerah, saat langit di luar tampak lebih biru dari biasanya, Elena memutuskan untuk berbicara lebih lanjut dengan ayahnya, menyampaikan pikirannya yang telah matang selama beberapa hari ini. Mereka duduk berdua di ruang makan yang menghadap ke taman belakang—suasana yang damai namun penuh makna.

“Ayah...” suara Elena terdengar pelan, tapi penuh keteguhan. "Aku sudah memikirkannya. Aku tahu keputusan ini bukan hal yang mudah, tapi aku siap untuk menjadi pemimpin keluarga ini seutuhnya. Aku paham kalau masa lalu takkan pernah sepenuhnya menghilang, tetapi jika kita terus terjebak dalamnya, maka kita takkan bisa melangkah maju."

Alexander menatap putrinya dengan penuh perasaan campur aduk—ada rasa bangga, namun juga ragu yang tidak bisa dihilangkan begitu saja. Keputusan ini telah menguras energi dan emosi mereka berdua. Namun, akhirnya dia menyadari bahwa Elena tak lagi hanya seorang pewaris yang dibebani tanggung jawab, dia telah menjadi seorang wanita dewasa dengan keyakinan dan kebijaksanaan yang jauh lebih besar dari yang pernah dia bayangkan.

"Dengarkan aku, Elena," suara Alexander menggetarkan udara. "Aku tahu selama ini aku begitu ingin melindungimu—melindungi apa yang kita bangun. Tetapi aku juga mengerti kalau kekuatan sejati tak datang dari ketakutan, melainkan dari kemampuan untuk melepaskan, untuk memberi ruang bagi perubahan. Apa pun yang terjadi, kamu tetaplah anakku, dan apapun pilihanmu, aku akan mendukungmu. Sekali lagi, aku percayakan padamu, Elena."

Kata-kata itu keluar begitu dalam dan tulus, dan meskipun kata-kata tersebut terdengar ringan, Elena merasakannya begitu berat, seperti sebuah beban yang dilepaskan untuk selamanya. Sejak ibunya meninggal, banyak yang belum selesai, namun ayahnya kini memberikan ruang untuknya sebagai penerus, dengan kepercayaan yang tak pernah ia duga sebelumnya.

“Aku tahu itu tidak akan mudah, Ayah. Namun aku janji, aku tak akan mengecewakanmu,” Elena berkata dengan hati yang teguh. Di dalam dirinya, banyak ketegangan yang mencair dengan perlahan. "Ini memang perjalanan panjang, tapi aku akan selalu ada untuk keluarga ini."

Di saat itu, Alexander mengangguk, meskipun matanya terlihat berkaca-kaca—sebuah pertanda bahwa meski ada banyak perasaan yang tak bisa ia ungkapkan, ia siap melepas kendali penuh kepada putrinya. Sesaat, di antara mereka, ada pemahaman yang lebih dalam—kedewasaan Elena, rasa kasih sayang dan tanggung jawab yang baru saja dipahaminya.

Seiring berjalannya waktu, hidup keluarga El Bara tampak lebih tenang, meski masa lalu tetap membayangi. Elena mulai memimpin berbagai keputusan penting yang semula hanya di tangan ayahnya. Bekerja dengan para pengurus dan eksekutif perusahaan, Elena tahu setiap gerakan yang diambil bisa berarti bagi masa depan mereka.

Namun, meskipun kesibukan memadati hari-harinya, Elena tak pernah bisa lepas dari pikiran tentang Aidan. Namun, meskipun sulit, dia berusaha untuk tidak membiarkan perasaan pribadi menghalangi misinya untuk menjaga nama keluarga El Bara. Bagi Elena, ada garis tipis antara menjalankan peran sebagai ibu dan pemimpin keluarga, tapi ia berusaha semaksimal mungkin agar keduanya tetap berjalan seiring.

Pada malam hari, ketika Alvio sudah tertidur lelap, Elena duduk di ruang kerjanya, mengingat kembali percakapan terakhir dengan ayahnya, mengingatkan dirinya bahwa perjalanan ini adalah keputusan besar yang diambil bukan hanya dengan pikiran, tetapi dengan hati.

"Aku harus menghadapinya," katanya pelan pada dirinya sendiri, berbicara kepada bayang-bayang ruang kerjanya yang sunyi. Ia tak bisa melarikan diri, dan meski begitu banyak hal yang mengganggunya, ia tahu, saatnya telah tiba untuk membuat pilihan yang lebih baik, yang tidak hanya untuk dirinya tetapi untuk masa depan anaknya, dan seluruh keluarga El Bara.

"Sekarang aku bukan hanya seorang wanita dengan banyak harapan," bisiknya, "tapi aku adalah ibu dan pewaris yang memimpin. Tidak ada yang bisa menghentikanku."

Dan dengan keteguhan itu, Elena tahu bahwa jalan ke depan akan penuh dengan tantangan—tetapi ia tidak lagi berjalan sendirian. Bahkan di malam yang paling gelap, ia tahu bahwa keluarga, terutama Alvio, selalu berada di sisinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!