NovelToon NovelToon
ILY

ILY

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: akuadalahorang

"Aliza suka kak diva!!"

"gue gak suka Aliza!!"

"kak diva jahat!!"

"bodo amat"

apakah seorang Aliza akan melelehkan hati seorang ketua OSIS yang terkenal dingin dan cuek itu?atau Aliza akan menyerah dengan cintanya itu?

"Aliza,kenapa ngejauh?"

"kak diva udah pacaran sama Dania"

"itu bohong sayang"

"pret"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akuadalahorang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

sleep call chapter 10

Aliza baru saja sampai di rumahnya jam 8 malam. Tadinya dia ingin pergi ke pameran, tapi Diva berkata, "Cewek nggak boleh pulang malam-malam, pamali." Aliza memilih menurut tanpa banyak bicara. Dia tahu, kalau berdebat dengan Diva—yang pintar bicara—hanya akan membuatnya kalah telak.

Saat tiba di depan rumah, Aliza terkejut melihat Nathan sudah berdiri di depan pintu dengan tangan terlipat. Begitu melihat kakaknya, Aliza langsung memeluk Nathan. Namun, Nathan hanya diam dengan tatapan tajam penuh dendam.

"Iya, iya, tahu. Aliza lelet pulang. Tapi tadi mainnya sama Kak Diva, bukan sama siapa-siapa, Bang," ujar Aliza, mencoba menjelaskan.

Nathan mengerutkan kening, tatapannya semakin tajam. "Sama Kak Diva? Main? Lo ada hubungan apa sama temen gue? Pacaran, ya?"

"Astaga, salah besar! Tadi tuh, gue dihukum Kak Diva—" Aliza belum sempat menyelesaikan kalimatnya karena Nathan sudah membelalak marah.

"Dihukum?! Apa maksudnya?!" seru Nathan.

Aliza langsung panik, berlari ke dapur sambil berteriak. Di sana, ibu dan ayahnya yang sedang memainkan ponsel menoleh kaget.

"Kenapa ini? Nathan! Aliza! Apa lagi sih? Astagfirullah!" Karina, ibu mereka, sudah kesal melihat anak-anaknya yang selalu ribut setiap hari.

"Aliza tadi dihukum, Pah!" seru Nathan dari belakang.

"Aliza!" suara Victor, ayah mereka, sedikit meninggi. Aliza langsung diam. Nathan pun mendekat dan berbisik dengan nada mengejek, "Rasain, tuh!" sebelum berlalu ke kamarnya.

Namun, Victor memanggil lagi. "Nathan!"

Suasana menjadi canggung di ruang keluarga. Karina duduk sambil memandang Aliza dan Nathan dengan wajah kesal, sementara keduanya menunduk. Nathan, dalam hati, merasa bingung. "Kenapa gue juga kena omelan, sih? Gue kan nggak salah," pikirnya.

Victor menatap kedua anaknya bergantian, lalu berkata, "Papah mau ngajak kalian liburan."

Mendengar itu, Aliza langsung melotot kaget. "Liburan? Serius, Pah?!" serunya girang. Nathan hanya mengangguk kecil, sudah terbiasa dengan kejutan ayahnya.

Namun, Karina yang tidak tahu-menahu soal rencana itu langsung menatap Victor dengan dramatis. "Papah kok nggak bilang ke Mamah dulu? Mamah salah apa? Mamah ini masih dianggap nggak sih?" Karina mulai mengomel panjang lebar.

Victor mencoba menenangkan. "Bukan gitu, Mah. Papah mau kasih kejutan."

"Mamah nggak perlu drama, deh," ujar Nathan pelan. Karina langsung melotot, membuat Nathan bergumam dalam hati, "Kualat, nih."

Aliza, yang mendengar itu, tertawa kecil sambil mengejek, "Pamali, tuh, Bang!"

Melihat suasana jadi tegang, Aliza memilih pergi ke lantai atas. "Kebiasaan, deh. Small problems jadi big problems," gumamnya santai.

"ALIZA EXELYN ZAMORA!" suara Karina menggema, membuat Aliza berhenti di tangga dan berbalik badan.

"Yes?" jawab Aliza santai, lalu menjulurkan lidahnya. "Wleee!"

"WLEEEE PRET!" balas Karina, kesal.

Nathan yang melihat itu hanya menggeleng dan mengikuti Aliza ke atas.

"NATHAN KATANAGARA ZAMORA!" teriak Karina lagi.

"Y?" jawab Nathan dengan malas.

Victor hanya menghela napas panjang. "Drama apa lagi ini?" gumamnya pelan sambil memijat kening.

Karina, masih kesal, hanya bisa berkata, "Ya Allah, sabar..."

"Ya, sabar, Mah," jawab Nathan sambil berlalu.

"Capek, ah..." gumam Karina pasrah.

---

"Mah...."

Diva turun ke bawah mencari ibunya, namun panggilannya tak juga direspons. Setelah mencari, Diva menemukan ibunya di dapur yang sedang sibuk memasak. Diva mendekat dan duduk di meja makan, menunggu masakan ibunya selesai. Aroma harum masakan mulai tercium, membuat Diva tersenyum kecil.

Tak lama kemudian, ibunya meletakkan makanan di atas meja di hadapan Diva.

"Mama masak apa?" tanya Diva sambil menatap ibunya.

Ibunya tersenyum lembut lalu duduk di sampingnya. "Mama masak makanan kesukaan kamu, sayur sop."

Diva tersenyum lebar, mengambil piring, dan mulai bersiap untuk makan. Namun, ibunya tiba-tiba bertanya, "Papa kamu gak datang lagi ya buat ketemu kamu?"

Diva terdiam sesaat, lalu menggelengkan kepala pelan. "Mama, jangan bahas papa lagi sama Diva. Diva juga gak tahu dia di mana."

Aisyah, ibunya, mengangguk dengan wajah sedikit murung mendengar ucapan Diva yang terasa menusuk. Namun, ia mencoba tersenyum tipis dan berkata, "Sejahat apa pun papa kamu, dia tetap papa kamu, Nak."

Diva hanya mengangguk kecil. Namun, tatapan matanya penuh kesedihan dan tekad saat ia berkata, "Diva sudah memaafkan papa, Ma, tapi Diva gak ingin bertemu dia lagi."

Diva mengingat semua perlakuan ayahnya, yang tak hanya menyakiti ibunya secara fisik tapi juga meninggalkan luka mendalam dalam hidupnya. Bagi Diva, itu adalah pengalaman terberat yang tak akan pernah ia lupakan. Kini, Diva hanya ingin melindungi ibunya. Biarkan ayahnya pergi jauh dan tak membiayai mereka lagi, asalkan mereka berdua bisa hidup bahagia.

Aisyah mengusap lembut kepala Diva sambil berkata, "Iya, Nak... Sabar, ya. Mama bangga sama kamu."

Ia memeluk Diva erat, dan Diva membalas pelukan itu dengan penuh kasih. Dalam hati, Diva bertekad kuat:

Diva gak akan biarin bajingan itu dekat-dekat Mama lagi.

Drttttt

NATHAN!! SINI LO GILA!!!

YAK!!! ITU BONEKA GUE!! NATHAN!! AHK!! PAPAH!! MAMAH!!!

NATHAN!! ALIZA!! BERISIK!!!

Diva mendengar keributan antara Nathan dan Aliza. Ia yang tadinya sedang bersantai malah jadi penasaran. Ketika melihat layar ponselnya, ternyata panggilan itu berasal dari Aliza. Diva tertawa kecil mendengar kekacauan mereka.

"Assalamualaikum," sapa Diva sambil menahan senyum.

Eh... maaf Kak, kepencet! Aliza buru-buru meminta maaf dengan nada panik.

"Gak apa-apa," jawab Diva santai sambil tiduran. Ia menekan tombol speaker dan meletakkan ponselnya di tempat tidur.

"Lo lagi apa?" tanya Diva, memandang langit-langit kamarnya dengan santai.

Aliza lagi diam di kamar sambil ngerjain tugas, jawab Aliza jujur.

Diva tersenyum kecil. "Bagus, rajin banget."

Pujian itu sukses membuat Aliza tersipu. Wajahnya merah padam. Padahal, sebenarnya ia mengerjakan tugas karena dipaksa Nathan, bukan karena niat sendiri.

"Aliza," panggil Diva pelan.

Apa, Kak?

"Gue mau tidur. Temenin gue, ya?"

Aliza terdiam sejenak sebelum menjawab, Iya, Kak. Aku gak bakal ganggu. Aku bakal bisuin, deh.

Diva terkekeh. "Gak usah. Sok aja belajar, gak masalah berisik. Tidur gue kayak kebo."

Tawa Aliza pecah mendengar jawaban santai Diva. Suara tawanya membuat Diva ikut tertawa.

Setelah beberapa saat, Diva akhirnya tertidur lebih dulu, sementara Aliza masih sibuk menyelesaikan tugasnya. Dengan hati-hati, Aliza mengambil pulpen agar tidak mengganggu Diva. Ketika tugasnya selesai, Aliza naik ke tempat tidurnya.

Ia merebahkan diri di samping ponsel yang masih menyala, mendengarkan napas teratur Diva. Diam-diam, mereka "sleep call-an."

"Good night, Aliza," gumam Diva setengah mengantuk.

Good night too, Kak, balas Aliza pelan.

Malam itu, keduanya tertidur dengan senyuman kecil, ditemani suara lembut satu sama lain.

---

Komen dongg biar aku semangat nihh

1
mak mak doyan novel
sempat ngebug juga. baca d paragraf awal tdi bangun pukul 5 kok dr pasar malah setengah 5. sampai baca ulang
Dana Kristiana
Buruk
Dana Kristiana
walaupun alury ringan tp asyik&menarik,💪💪💪
Dana Kristiana
mampir baca Thor
kanoni...time.
Mantap, pasti direkomendasikan ke teman-teman👍
Syaoran
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
NHS CH
Romantisnya bikin baper
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!