NovelToon NovelToon
Zavian Xanderson

Zavian Xanderson

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Persahabatan
Popularitas:620
Nilai: 5
Nama Author: Ael

Zavian Xanderson, memiliki kepribadian yang dingin, dan tertutup dengan sejuta pesona yang dimiliki.

Alina Angelica Kwelju. Gadis cantik, pintar dan juga kreatif. Gadis yang kerap disapa Alin atau Ina ini memiliki sebuah rahasia besar yang ia simpan bersama keluarganya.

Ini kisah sosok Zavian Xanderson, sang ketua OSIS SMA Rajawali dan bertemu dengan gadis segudang rahasia itu. Penasaran? Yuk baca^^

Jangan menilai sesuatu dari covernya!

Typo bertebaran!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25

Pertandingan basket pun selesai. SMA Ultraviolet kali ini menang kembali dan mendapatkan piala besar. Masing-masing pemain diberi sertifikat dan medali sebagai apresiasi.

Saat ini Geng The Dark Wolf sedang merayakan kemenangan mereka disebuah cafe terkenal bernama One Eighty Coffee and Music.

TING!

Suara gelas minuman beradu dengan teriakan semangat dari The Dark Wolf membuat para pengunjung disana memusatkan perhatian ke mereka.

"Wah, memang paling the best caffee ini." Ariyan sedang menyicipi minuman yang barusan ia pesan.

"Iya, sudah lama kita tidak kesini. Padahal dulunya kita sering nongki tiap jamkos," celetuk Bernard.

"Untung aja tuh para kuyang gak ikutan. Bisa rusak sih suasana disini," kata Akib sambil teringat ucapan Khanza yang ingin ikut juga bersama mereka.

"Emang agak lain Lo, Bang. Pacar sendiri dibilang kuyang." Dhika menggelengkan kepalanya.

"Iya juga. Bang, kok mereka gak jadi kesini?" tanya Ariyan penasaran. Padahal tadi siang Khanza merengek ingin ikut juga ke party mereka bersama teman-temannya.

"Ketuanya bilang ada urusan penting, jadi tidak bisa ikutan sama kita." Zavian menjawab pertanyaan Ariyan sambil menikmati suguhan live music yang kian menambah kesan nyaman One Eighty Coffee and Music.

Ariyan dan yang lainnya pun hanya mengangguk. Terlihat Alfata sedari tadi yang diam saja. Pandangannya lurus menatap Live Music tersebut.

"Ketuanya? Siapa?" tanya Ariyan kembali.

"Itu lho, si Alina." Akib kali ini yang menjawab pertanyaan Ariyan.

"Oh, baru tau gw kalau sekolah kita ada geng cewek juga."

"Iya, gw juga gak terpikirkan kalau mereka itu geng cewek yang sering dibincang-bincang oleh para tiktokers. Apa sih nama gengnya?" tanya Bernard.

"Geng Astrophile, tapi sering dibilang Astro biar gak susah ngomongnya," jawab Akib.

"Keren juga namanya, kirain cuma geng kita aja yang ada di sekolah," pikir Ariyan.

"Iyalah, banyak yang ada di sekolah kita tu. Ada geng cowok yaitu The Dark Wolf, geng cewek namanya Astro. Bahkan ada geng pembullyan juga. Ketuanya si Kei--" ucap Akib terputus ketika Haqi tanpa ba-bi-bu membekap mulutnya. Ariyan, Dhika, dan Bernard bernafas lega melihatnya. Kalau saja Akib melanjutkan ucapannya, yang ada Alfata mendengar dan emosi, ujung-ujungnya pasti adu jotos lagi. Dan berakhir Zavian yang kembali marah-marah dengan bahasa formalnya.

Zavian hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anak buahnya itu. Mereka menatap was-was ke Alfata yang sedang menatap Live Music tersebut. Terlihat malam ini Alfata banyak diamnya dan sedikit--

Melamun.

Zavian mengernyitkan dahinya penasaran.

"Dia kenapa?" tanya Zavian.

"Itu, Bos. Mungkin Bang Alfa lagi kepikiran sama kata-kata Alesha di lorong sekolah tadi," jawab Bernard.

"Maksudnya? Mereka tadi ketemu?" Sekarang Akib yang bertanya.

"Iya, gw, Ariyan, Haqi, dan Dhika. Tadi kami pas mau ke kelas lihat mereka di lorong sekolah. Kami gak tau apa yang mereka bicarakan. Tapi, dari ekspresi, mereka berdua terlihat membicarakan hal serius," jelas Bernard. Ariyan, Dhika dan Haqi mengangguk setuju.

Zavian kembali mengalihkan pandangan ke Alfata.

"Serius, kalian?" ucap Akib memastikan.

"Masa kami bohong sih, Bang? Berempat gini lagi," respon Ariyan cepat.

"Bener, Haqi?" tanya Akib kembali. Karena kalau Haqi gak bakal bohong. Haqi juga sedikit pendiam. Bahkan, saat mereka party aja dia membawa buku lagi untuk ia baca. Lihatlah si penyuka buku itu, sangat rajin sekali.

"Iya, Bang. Mungkin memang serius kali. Tadi Alesha juga sedikit mengusap pipinya, sepertinya habis menangis." Mereka melotot mendengar kata Haqi, kecuali Alfata. Ntah apa dia mendengar atau tidak. Haqi ternyata sangat jeli matanya.

...***...

To be continued!

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!