NovelToon NovelToon
Simpanan Tuan Reyhan

Simpanan Tuan Reyhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Nikah Kontrak
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Nova Diana

Demi masa depan, Tania Terpaksa menjadi wanita simpanan dari seorang pria yang sudah beristri. Pernikahan Reyhan yang di dasari atas perjodohan, membuat Reyhan mencari kesenangan diluar. Namun, dia malah menjatuhkan hatinya pada gadis yang menjadi simpanannya. Lantas, bagaimana hubungannya dengan Kinan, dan rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nova Diana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dinner

Dinner Romantis yang tertunda.

Setelah acara mandi bareng, Reyhan selesai terlebih dulu, sudah rapi sedang menunggu Tania berdandan sambil bermain ponsel.

[Hubungi Direktur Dana, untuk menemuiku besok malam di bar sayap.] Pesan terkirim dari Reyhan ke Sekretaris Kim.

“Mas.” Tania berdiri di ambang pintu, memutar-mutar tubuhnya menunjukan kecantikannya pada Reyhan.

Tania mengenakan dress merah panjang, dengan lengan terbuka.

Entah kenapa di pandangan Reyhan, gerakan tubuh Tania Slowmotion, seakan menunjukan kecantikannya dengan detail. Padahal Tania bergerak dengan centil.

“Cantik, nggak?” Tania berjalan mendekat ke Reyhan yang masih menatap, terpesona ke arahnya.

“Hemmm.” Berdiri dan menyimpan ponsel yang sedari tadi di genggam.

“Ck, selalu saja begitu. Hmmmpp” menggerutu, dengan jawaban Reyhan.

Reyhan tersenyum, “Nia tau ‘kan, kalau, Mas nggak bisa memuji kalau sedang begini, apa Nia mau, Mas puji?”

Mencengkram dagu Tania, mengelus bibirnya membuat Tania merinding. Dengan segera Tania melepas cengkramannya, dan mengandeng tangan pria tinggi di hadapannya.

“Duh! Bisa panjang ini urusan kalau di lanjutin.” Gumam-gumam kecil.

“Ayo, Mas Reyhan ku tersayang. Kita sudah terlambat.” Menarik paksa tubuh kekar Reyhan.

Reyhan sangat gemas dengan Tingkah Tania, lalu mengendongnya keluar apart dan baru menurunkan Tania di depan pintu lift karena Tania yang sudah meronta-ronta minta di turunkan.

“Mas, iihh. Nanti dilihat orang.”

“Kenapa? Biarkan saja,” menjawab dengan enteng membuat Tania kesal.

Saat sedang bersenda gurau, menunggu lift tiba-tiba datang seorang pemuda, wajahnya Tampan, terlihat jika usianya tidak jauh dari Tania.

“Permisi,” sapa pemuda itu terlebih dahulu yang berdiri di samping Tania.

Di jawab anggukan kepala Tania dan tersenyum.

“Cantik sekali.” Gumam kecil pemuda itu, tak melepaskan pandangan dari Tania.

Reyhan yang sudah memperhatikan tingkah pemuda itu sedari tadi menjadi jengah. Menarik pinggang kecil Tania agar merapatkan diri ke dia. Tentu saja pemuda itu kaget dengan tingkah Reyhan dan menyapa saat mata mereka bertemu.

“Permisi,” sapa pemuda itu lagi pada Reyhan, yang di sapa hanya membuang muka, menatap lurus ke depan.

“Hadeh, mulai lagi” Tania memutar matanya.

Ting.

Pintu lift terbuka, Tania masuk terlebih dahulu disusul Reyhan yang masih mengandeng tangan Tania, dan saat pemuda itu akan masuk, tangan Reyhan menahan agar pemuda itu tidak masuk.

“Naik lift berikutnya.” Berkata dengan dingin.

“Ba- baik.” Pemuda itu mau tak mau menurutinya, takut melihat wajah pria di hadapannya.

Pintu lift tertutup, Tania memukul dada Reyhan, yang di pukul tak bereaksi apapun.

“Kenapa?” menunduk. Melihat ke Tania dengan gemas.

“Mas, yang kenapa!” Kesal, dengan bibir yang di majukan. “Inikan bukan lift pribadi, sayang. Bagaimana jika dia melaporkan ketidak nyaman nya?”

“Pindah, saja. Penthouse, bagaimana?” Menjawab dengan enteng.

“Tidak mau! Penthouse terdekat jaraknya satu jam dari kampus, belum lagi macet di jalan, belum lagi aku harus cari sarapan.” Membahas kemana-mana.

Cup. Satu kecupan di bibir membuat Tania terdiam, karena jika masih bicara saja, bisa-bisa kecupan akan berubah menjadi ciuman panas.

Lift terbuka, mereka kini sudah ada di parkiran basmant , berjalan ke mobil sport merah lalu Reyhan membuka atap mobilnya.

“Sayang!” Tania memanggil kesal.

“Kenapa?” Reyhan heran kenapa Tania kesal.

“Nanti rambut aku kusut kena angin, lagi pula baju aku terlalu terbuka. Tutup saja.” Memberi alasan pasti.

“Ck, padahal di film-film wanita suka jika atap mobil di buka.” Gerutu Reyhan tapi tetap menuruti kemauan Tania.

Mobil keluar dari gedung apartemen, membelah jalan ibukota yang tidak pernah sepi dari kendaraan. Berbagai kehidupan ada di ibu kota dari yang mengais sampah untuk bertahan hidup, sampai yang membuang-buang uang demi kesenangan.

Mobil melaju dengan kecepatan sedang, malam ini lebih ramai dari malam biasanya, mungkin karena ada pertunjukan di alun-alun kota jadi muda- mudi dan orang tua banyak yang kesana hanya untuk sekedar mencari hiburan menyenangkan diri setelah seharian banting tulang untuk keluarga.

Tania, memandang keluar jendela dengan senyum tulus melihat keluarga kecil yang berboncengan sedang asik bercanda di atas motor menunggu lampu hijau.

Terlihat keluarga kecil bahagia yang hangat di sana, mengingatkan Tania yang keluarga uruh tapi dia merasa tidak bahagia. Karena Ayahnya seorang penjudi dan pemabuk, Ayahnya pun tidak segan- segan memukuli ibunya jika tidak punya uang saat di minta untuk berjudi.

Tania rutin mengirim lima juta ke ibunya, tapi Tania mengajari ibunya untuk berbohong, agar bilang Tania hanya mengirim sejuta, karena jika tidak uang itu hanya akan habis oleh ayahnya.

Ada rasa sesak di dadanya saat membandingkan keluarganya dengan keluarga yang di lihat saat ini.

Tanpa sadar Reyhan terus memperhatikan Tania yang awalnya tersenyum ceria kemudian menjadi murung.

“Nia, kau tak apa?” Menyentuh tangan Tania.

“Apa! Aku kenapa?” Kembali bertanya, dan memasang wajah ceria kembali.

Reyhan hanya menanggapi dengan gelengan kepala, masih heran kenapa Tania bisa secepat itu merubah ekspresi.

Empat puluh lima menit perjalanan Tania dan Reyhan sudah sampai di sebuah resto yang menyajikan makanan rumahan dengan dimodifikasi modern.

Turun dari mobil Reyhan dan Tania sudah di sambut staf restoran, mempersilahkan mereka mengikuti staf ke meja yang sudah di pesan oleh Reyhan sebelumnya.

Resto ini sangat indah, dengan nuansa taman bunga yang ditumbuhi berbagai macam tanaman bunga, berjalan melewati lorong yang kanan kirinya penuh dengan bunga, senyum bahagia terus terpancar di wajah cantik Tania.

Mereka sampai di meja, dua staf yang sudah menunggu di dekat kursi langsung menariknya, mempersilahkan Reyhan dan Tania untuk duduk.

“Terima Kasih,” Tania duduk, menghadap Reyhan.

Lantunan musik klasik mulai terdengar dari pemain musik, sepertinya Reyhan memilih ruang privat, karena di luasnya ruangan hanya ada meja mereka saja.

Meskipun ini bukan pertama kali, tapi Tania selalu saja takjub dengan cara-cara romantis Reyhan, mulai dari pemilihan tempat hingga pemilihan makanan. Reyhan selalu membawa warna baru dalam hidup Tania.

Ya, kehidupan yang dua tahun lalu tidak terbayangkan olehnya, jangankan untuk makan mewah di tempat mewah seperti ini. Bahkan untuk makan sehari-hari saja ibunya harus menjadi buruh cuci.

“Mas, indah sekali. Terima kasih.”

“Iya, Nia. Dan Mas masih punya kejutan lainnya.”

“Apa!” Tania menjawab dengan antusias.

“Nanti, ya. Kita makan dulu.”

Tania sangat menikmati makan malam romantis yang dipersiapkan Reyhan. Sepanjang waktu makan Tania tak henti- hentinya kagum dengan hasil karya tangan juga rasa yang luar biasa dari chef yang melayani mereka.

Makan malam selesai, Tania kembali ke apartemen miliknya, di jalan pulang, Tania selalu berucap terima kasih pada Reyhan yang selalu memperlakukannya dengan sangat baik. Meskipun hubungan mereka hanya sebatas kawin kontrak.

“Mas, terimakasih, aku sangat beruntung bertemu denganmu, dan menjalin hubungan ini bersamamu, meskipun aku. Aku hanya simpananmu.”

Meskipun Tania mengucapkan dengan riang, namun Reyhan tau. Tania sedih dengan statusnya di hidup Reyhan.

Reyhan seperti biasa, tak bicara ataupun menjawab setiap celotehan Tania, ia hanya akan banyak bicara jika ingin.

Mobil sudah memasuki basement, dan berhenti tepat di depan mobil mewah mini warna merah di beri pita.

Tania turun setelah pintu mobilnya dibuka, berjalan ke depan mobil memperhatikan mobil yang ada di depan mereka.

“Cantik, ya, Mas.”

Pandangan Tania tidak lekang oleh benda merah di hadapannya.

“Kamu, mau?” Reyhan menarik pinggang Tania, memeluknya.

“Ah, enggak. Aku hanya suka melihatnya.” Tania terpaksa berbohong, karena jika dia berkata mau, pasti besok akan langsung di bawa ka showroom.

Bukan Tania menolak. Hanya saja Dia tahu diri, tak mau menyusahkan Reyhan lebih banyak. Bahkan untuk hidupnya yang sekarang juga fasilitas yang diberikan, Tania sudah sangat bersyukur.

“Benar, tidak mau?” Berbisik pelan ke telinga Tania.

“Mas, apaan sih. Beneran aku nggak mau, aku cuma suka.”

“Yaudah, ayo masuk.” Tania menarik tangan Reyhan. Bukannya tangan yang digenggam, melainkan benda kecil bulat. Setelah dilihat, ternyata itu kunci mobil dengan logo sayap.

“Mas.” Tania tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

“Iya, Nia. Ini buat kamu.”

Tania langsung memeluk laki-laki di hadapannya. Senang bukan main, padahal dia hanya melihat-lihat mobil di aplikasi hitam berlogo musik.

Tidak menyangka jika Reyhan diam-diam memberikannya.

“Kemari. Mas beri tahu.” Reyhan menggandeng tangan Tania, lalu menarik kertas yang tertempel di plat mobil mini mewah itu.

Di disitu tertuliskan. T 444 NIA. Jika dilihat lagi, itu merupakan namanya. Tania.

Memeluk, lalu mencium pipi juga kecupan di bibir Reyhan. Tidak tahu bagaimana lagi caranya untuk berterima kasih.

Reyhan tersenyum puas melihat kebahagiaan di wajah wanita yang tidak tahu sejak kapan membuatnya jatuh cinta dan tergila-gila pada Tania. Yang Reyhan tau. Dia hanya menyukai gadis itu saat pertama kali melihatnya di foto.

BERSAMBUNG

1
Nova Diana
Hallo Readers. Mohon dukukangan untuk pemula seperti aku, ya. Tinggalkan Like dan komentar kalian. Jika ada yang kurang mohon di sampaikan untuk aku perbaiki, ya. Terima kasih. 🫶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!