NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 22

Setelah menyelesaikan makan malam, Julian meletakkan alat makannya dengan perlahan, lalu menatap Kinanti yang sedang membereskan meja.

"Kinanti..." panggilnya lembut, "Malam ini aku harus pergi menemui Hanah, tolong temani Kenzo tidur."

Kinanti, yang tengah memungut piring-piring, terdiam sejenak mendengar ucapan Julian. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, perasaan aneh yang tiba-tiba menyelimuti dirinya. Ia merasa tidak nyaman, seolah ada sesuatu yang tidak diinginkannya akan terjadi. Namun, ia berusaha menyembunyikan perasaan itu.

"Baik, Tuan Julian." Jawabnya sambil mengangguk pelan. "Saya akan menemani Kenzo tidur."

Julian tersenyum tipis, berterima kasih atas pengertian Kinanti. Ia pun beranjak ke kamarnya untuk bersiap-siap. Setelah mengenakan pakaian yang rapi, ia berpamitan kepada Bi Inah dan Kinanti, lalu melangkah keluar menuju rumah Hanah.

Sesampainya di rumah Hanah, Julian terkejut melihat ibunya, Marta, serta ayahnya, Adam, duduk di ruang tamu bersama Hanah dan kedua orang tuanya, Diana dan Bima. Mereka semua menyambut Julian dengan senyum lebar, tampak senang dengan kedatangannya.

"Julian, kami senang sekali kamu bisa datang." Ujar Diana dengan ramah, sementara Hanah menatapnya dengan mata berbinar penuh harapan.

Julian mengangguk sopan, namun tak bisa menyembunyikan kebingungannya. Ia menatap ibunya, lalu bertanya dengan nada tegas.

"Kenapa kalian menyuruhku datang ke sini malam ini?"

Diana dan Bima saling pandang, sementara Marta berdehem, mencoba mengambil alih percakapan. "Kami ingin membahas perjodohanmu dengan Hanah." Ucap Marta dengan nada hati-hati.

Mendengar itu, Julian menghela napas panjang, berusaha menahan kekesalannya. "Aku kira kita sudah membicarakan ini, Ma." Katanya sambil menatap ibunya dengan tegas.

"Aku tidak setuju dengan perjodohan ini. Bukankah Mama sendiri yang mengatakan bahwa keputusan ada di tanganku?"

Marta mencoba menenangkan Julian, berbicara dengan nada lembut. "Julian, ini demi kebaikanmu. Hanah adalah wanita yang baik, dia akan menjadi istri yang sempurna untukmu."

Namun, Julian menggelengkan kepala dengan tegas. "Tidak akan ada perjodohan antara aku dan Hanah." Ujarnya dengan tegas.

"Aku mohon, Ma, pahami posisiku. Aku tidak mencintai Hanah, dan aku tidak akan memaksakan diri untuk sesuatu yang tidak aku inginkan."

Hanah yang mendengar itu tampak cemas. Ketika Julian bangkit dari kursinya hendak pergi, Hanah mencoba menghentikannya dengan memegang lengannya.

"Julian, tolong jangan pergi. Aku mencintaimu." Ujarnya dengan suara memelas.

Namun, Julian dengan kasar melepaskan pegangan Hanah. "Hanah, berhenti. Aku sudah cukup muak dengan semua ini." Katanya dengan nada dingin.

Julian melangkah keluar dengan hati yang penuh amarah. Di perjalanan pulang, ia memukul setir mobil dengan kesal, merasa muak dengan tekanan yang terus-menerus dari keluarganya dan Hanah.

"Kenapa mereka tidak bisa mengerti?" Gumam Julian dengan suara keras.

"Aku punya hak untuk memilih hidupku sendiri."

Ia menghela napas, menatap jalanan dengan tatapan kosong. "Hanah... dia hanya terobsesi padaku. Ini bukan cinta." Lanjutnya dalam hati, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Julian merasakan dadanya sesak. "Aku lelah... sangat lelah." Ucapnya pelan, seolah berbicara kepada dirinya sendiri.

Setibanya di rumah, Julian memasuki rumah dengan langkah berat, rasa lelah dan frustrasi masih menyelimuti dirinya. Namun, bukannya menuju kamarnya, ia malah berbelok ke arah kamar Kenzo.

Pintu kamar itu terbuka sedikit, membiarkan cahaya redup dari lorong menyinari wajah anaknya yang tertidur dengan damai. Di samping Kenzo, Kinanti terbaring dengan tenang, wajahnya tampak lembut dan penuh kasih sayang.

Julian berdiri di ambang pintu, memperhatikan mereka dalam keheningan. Hatinya berdesir melihat pemandangan itu. Ada perasaan hangat yang merayap di dadanya, mengusir sedikit demi sedikit kekesalan yang tadi menguasainya. Ia tidak bisa lagi menyangkal apa yang selama ini ia rasakan.

Kinanti adalah wanita yang mempesona, dengan kelembutan dan ketulusan yang terpancar dari setiap gerak-geriknya.

Berbeda dengan Hanah, yang selalu memaksakan kehendak dan obsesinya, Kinanti adalah sosok yang tulus dan penuh perhatian. Julian menyadari bahwa selama ini, ia telah mengagumi Kinanti. Wanita itu tidak hanya cantik, tetapi juga penyayang, membuat Kenzo selalu ceria dan merasa dicintai.

Julian melangkah mendekat, membetulkan selimut yang menutupi tubuh kecil Kenzo. Matanya beralih ke Kinanti yang tertidur pulas. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan gejolak di hatinya.

"Kinanti..." Gumamnya pelan, seolah menyapa dalam keheningan malam.

Dengan hati-hati, Julian melangkah keluar dari kamar Kenzo, menutup pintu perlahan agar tidak membangunkan mereka. Ia kembali ke kamarnya sendiri, berbaring di tempat tidurnya dengan pikiran yang berkecamuk. Tatapannya menerawang ke langit-langit, memikirkan perasaan yang mulai tumbuh di hatinya.

Kinanti adalah sosok yang berbeda. Bersamanya, Julian merasa tenang, merasa bahwa ia bisa menemukan kebahagiaan yang sederhana dan tulus. Namun, ia tahu bahwa perasaannya ini adalah sesuatu yang harus ia pertimbangkan dengan matang. Ia tidak ingin membuat keputusan yang terburu-buru, apalagi melibatkan perasaan Kinanti yang mungkin tidak sejalan dengan perasaannya.

Dengan berbagai pikiran yang berputar di benaknya, Julian memejamkan mata, berharap bisa menemukan jawaban dalam tidurnya. Namun, satu hal yang pasti, ia tidak bisa lagi mengabaikan perasaannya terhadap Kinanti.

1
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
Fitriadesy 99.df
cerita nya bagus
Ds Phone
perumpuan tu mesti paksa dia
Ds Phone
emak nya sombong tak bertempat
Ds Phone
ada rasa suka
Ds Phone
meraka suka sekali
Ds Phone
apa kah dia akan kembali
Ds Phone
ya semua nya tak bolih pasaka kalau hati tak suka
Ds Phone
lama lama akan rapat
Ds Phone
kebahagian yang dia fapat
Ds Phone
orang tak tahu malu macam tu kah
Ds Phone
dia ada bakat terpendam
Ds Phone
bunga bunga cinta
Ds Phone
dia pandai melayan anak anak
Ds Phone
dia dah jatuh cinta lah tu
Ds Phone
kebahagian anak lebih penting
Ds Phone
tentu ada masalah besar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!