NovelToon NovelToon
Pangeran Pertama Tidak Mau Menjadi Kaisar

Pangeran Pertama Tidak Mau Menjadi Kaisar

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Razux Tian

Dilahirkan sebagai salah satu tokoh yang ditakdirkan mati muda dan hanya namanya yang muncul dalam prologue sebuah novel, Axillion memutuskan untuk mengubah hidupnya.

Dunia ini memiliki sihir?—oh, luar biasa.

Dunia ini luas dan indah?—bagus sekali.

Dunia ini punya Gate dan monster?—wah, berbahaya juga.

Dia adalah Pangeran Pertama Kekaisaran terbesar di dunia ini?—Ini masalahnya!! Dia tidak ingin menghabiskan hidupnya menjadi seorang Kaisar yang bertangung jawab akan hidup semua orang, menghadapi para rubah. licik dalam politik berbahaya serta tidak bisa ke mana-mana.

Axillion hanya ingin menjadi seorang Pangeran yang hidup santai, mewah dan bebas. Tapi, kenapa itu begitu sulit??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razux Tian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9

Auro menatap ke depan, ke arah Owen yang duduk tidak bergerak sedikitpun melihat kehadirannya. Tapi, pandangan mata birunya, sesungguhnya, jatuh pada sosok di belakang Owen, yakni pada Pangeran Pertama Kekaisaran Agung Alexandria; Axillion. Seulas senyum memenuhi wajah Auro saat dia melihat Axillion yang balas menatapnya juga tersenyum. Ada sikap arogan di wajah cantik itu, seakan dia memang telah menunggunya.

"Pertama-tama, ijinkan saya menguapkan selamat karena telah menutup Gate di samping Ibukota Agresia, Yang Mulia Kaisar Owen, " ujar Auro dengan senyum yang masih ada di wajah. Dia bisa merasa jelas bahwa perhatian semua yang ada dalam ballroom ini kini terarah kepadanya. Membungkukkan badan, dia kembali mengeluarkan suaranya. "—dan juga, saya selaku Pemimpin Magic Tower mengwakili Magic Tower meminta maaf pada Yang Mulia Pangeran Axillion Vie Astra Alexandria."

Permintaan maaf dari Sang Pemimpin gMagic Tower secara langsung. Pandangan semua yang ada dengan segera terarah pasa Axillion yang masih saja tersenyum tidak tertebak apa yang dipikirkannya.

Mengluruskan kembali punggungnya, Auro terlihat sangat sedih dan merasa bersalah. "Delapan tahun lamanya kami tidak mengenali pengetahuan tidak ternilai yang anda kirimkan kepada kami. Jika saja kami menyadari karya ilmiah anda saat itu juga, maka dunia ini mungkin akan sangat berbeda."

Mengangkat tangan kanannya. Salah satu anggota Magic Tower yang berada di belakang Auro segera melangkah maju. Menyerahkan sebuah map coklat besar di tangan, dia kembali mundur ke belakang. Saat Auro mengeluarkan isi map tersebut, Axillion segera menyadari bahwa itu adalah karya ilmiah yang dulu dikirimkannya—atau lebih tepat, sebagian dari karya ilmiahnya.

Auro menghela napas. "Magic Tower menerima karya ilmiah, laporan analisi dan penemuan dari semua Mage di seluruh dunia tiap hari. Jumlahnya bisa mencapai ratusan dalam sehari. Anda tidak terdaftar sebagai Mage dan juga menggunakan nama samaran. Karena itulah, bagian penyortir kami bisa kelewatan pengetahuan tidak ternilai ini hingga sekarang," Auro menghela napas penuh kesedihan. "Memang ini terdengar seperti sebuah alasan. Tapi, kami benar-benar menyesalinya."

Tersenyum lagi, Auro kembali menatap Owen dan Axillion. "Saya sudah membaca karya ilmiah ini, dan saya sangat terkejut serta takjub. Siapa yang akan menyangka bahwa karya ilmiah yang luar biasa ini ditulis oleh seorang anak berusia sembilan tahun," seketika senyum di wajah Auro kembali menghilang digantikan kesedihan. "Sayangnya, dari ketiga karya ilmiah yang ada, kami hanya dapat menemukan karya ilmiah ini saja, dan itupun dalam kondisi tidak sempurna."

Ballroom menjadi hening membisu. Owen sendiri masih duduk diam membisu. Untuk Axillion, dia tetap tersenyum. Tapi jauh dalam hatinya, dia benar-benar sangat tidak mengerti. Setelah berbicara panjang lebar dengan ekspresi wajah yang terus berubah disertai pujian demi pujian—apakah Auro tidak capek? Kenapa tidak langsung mengatakan intinya?

"Karya ilmiah ini akan menjadi pondasi baru dan tercatat dalam sejarah. Jadi, bersediakah Kekaisaran berbagi pengetahuan tersebut sekali lagi? Semua demi masa depan Benua Avelon yang lebih baik."

"...."

"...."

Baik Owen dan Axillion tetap diam membisu. Bedanya sang ayah berwajah datar sedangkan sang putra penuh senyum. Tidak ada seorangpun yang dapat menebak apa yang ada dalam pikiran mereka sekarang.

"Kami, Magic Tower tidak akan menutup mata akan kesalahan kami," lanjut Auro lagi. Menghadapi Kekaisaran Agung Alexandria, dia tahu, masalah ini tidak akan selesai begitu saja, dan dia sudah memperhitungkannya. "Karena itu, sebagai kompensasi, kami akan menyerahkan kepemilikan tambang Batu Sihir Akreal kepada Kekaisaran Agung Alexandria."

Seruan terkejut terdengar memenuhi ballroom. Tambang Batu Sihir Akreal adalah salah satu dari empat tambang sihir yang menghasilkan batu sihir kualitas tinggi di benua Avelon. Magic Tower benar-benar membayar dengan mahal kesalahan mereka kali ini.

".... "

".... "

".... "

".... "

Keheningan sekali lagi kembali memenuhi ballroom. Baik Owen maupun Axillion tidak mengubah sedikitpun ekspresi wajah mereka, dan itu membuat semua yang ada sangat kebingungan. Apakah mereka tidak senang dengan kompensasi dari Magic Tower?

Auro tersenyum tetap mempertahankan sikap rendah diri dan bersahabat. Owen bukanlah lawan yang mudah, tapi dia tidak menyangka bahwa Axillion juga begitu. Meski tersenyum, Pangeran Pertama itu tidak larut dalam segala pujian yang diberikannya sedikitpun. Dia mirip seperti ayahnya—berkepala dingin dalam menghadapi sesuatu.

"Hmn." Mendengus pelan, Owen kemudian mengangkat tangan kanannya. Dari samping, sekretarisnya dengan cepat berjalan mendekati Auro sambil menyerahkan tiga Map coklat yang merupakan kopian dari karya ilmiah mengenai Gate Kosong yang ditulis Axillion.

Senyum Auro semakin lebar melihat ketiga Map coklat tersebut. Dengan begini, dia bisa menganggap kesepakatan telah menemukan titik temu, bukan? Kekaisaran Agung Alexandria telah menerima permintaan maaf mereka.

Salah satu anggota Menara Sihir di belakang Auro segera berjalan mendekat dan menerima ketiga map tersebut. Kedua tangannya sedikit bergetar, karena dia tahu betapa berharganya ketiga karya ilmiah tersebut.

Kebisingan memenuhi ballroom. Mata semua yang ada tertuju pada ketiga map tersebut. Apakah dengan begini seluruh Gate Kosong di benua Avelon akan dapat ditutup? —ini adalah sebuah berita yang sangat baik bagi siapa pun.

Mengangguk-angguk gembira melihat ketiga karya ilmiah yang telah berhasil didapatkan Menara Sihir, Auro kembali mengangkat kepala menatap ke depan. Pandangan matanya sekali lagi jatuh pada Axillion yang ada dibelakang Owen. "Jika anda mengijinkan, bolehkah saya bertanya beberapa pertanyaan pada anda, Yang Mulia Pangeran Axillion?"

...****************...

1
Evi Pebrianti
bagus
Razux Tian: Terima kasih untuk komentnya😍😍

Aku akan berusaha membuat cerita ini semenarik dan seseru mungkin😘
total 1 replies
Raja Semut
dri berapa bab yg saya baca kenapa tidak pernh di jelaskan asal muasal kekuatan dari sang MC?
Razux Tian: Terima kasih untuk komentnya😀

Aku tidak bisa me jelaskan asal muasal kekuatan MC karena semuanya akan terjawab seiring dengan jalan cerita😄

Sekali lagi, terima kasih telah membaca novel ini🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!