Niat hati ingin menolong kakak iparnya, justru kakak iparnya merebut suaminya
Kisah Ratna wanita cerdas yang dikhianati oleh suami dan iparnya.
"Na kamu hati-hati jangan sering ngebiarin suami kamu berduaan sama kakak ipar mu"
"Emangnya kenapa bi?"
"Takutnya mereka saling tergoda"
"Ya elah tenang aja, itu mah cuma ada di sinetron. Aku yakin kok Mas Jaka ga seperti itu."
Namun apa kenyataannya, Ratna benar-benar dikhianati oleh mereka.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Setelah Ratna pulang dari apartmentnya, Amel langsung mengunci pintu apartmentnya dan duduk di sofa.
"Hahaha gue yakin pasti saat ini Ratna sedang memikirkan celana dalam yang ada di kamar mandi hahaha." Amel tertawa puas.
Ia merebahkan tubuhnya di sofa lalu menghubungi Jaka.
Amel - Ratna udah pulang, mampir dong.
Jaka - Aku udah di rumah
Setelah mengirim pesan singkat kepada Jaka, Ratna langsung masuk ke kamar dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.
...----------------...
Setibanya di rumah Ratna melihat mobil suaminya sudah terparkir di halaman.
"Tumben jam segini udah pulang." Gumam Ratna.
Ratna masuk ke dalam rumah dan bertemu dengan Keenar yang tengah menonton tv.
"Assalamualaikum sayang." Ucap Ratna.
"Waalaikumsalam, mama." Jawab Keenar.
Ratna menghampiri anaknya lalu menciumnya.
"Pulang sama siapa tadi?" Tanya Ratna.
"Nek Yayuk." Jawab Keenar.
"Oh iya ma papa tadi pulang dari kantor wajahnya pucat, aku tanya kenapa tapi papa malah bentak aku." Ucap Keenar.
"Papa bentak kamu? Gimana bentaknya?" Tanya Ratna.
"Ga usah banyak tanya, kamu anak kecil ga tau apa-apa gitu ma." Jawab Keenar menirukan gaya ucapan papanya.
"Emm mungkin papa lagi ada masalah di kantor, jangan diambil hati ya." Ucap Ratna.
"Iya ma." Jawab Keenar.
"Ya udah mama ke kamar dulu ya, mau lihat keadaan papa dulu." Ucap Ratna.
"Iya ma." Jawab Keenar.
Ratna meninggalkan anaknya di depan televisi lalu ia pergi ke kamar.
'Klek'
Ratna membuka pintunya dan terlihat Jaka tengah terbaring di atas ranjang besarnya. Ia menghampiri suaminya dan menyentuh kening suaminya.
"Ga panas." Ucap Ratna.
Merasa ada sesuatu yang dingin menempel di keningnya membuat tidur Jaka terganggu hingga ia membuka matanya.
"Kami tahu ga sih aku lagi tidur? ngeganggu tau." Ucap Jaka lirih namun penuh penekanan.
"Ya aku cuma khawatir mas, kata Keenar tadi wajah kamu pucat. Kamu sakit ya mas?" Tanya Ratna.
"Iya." Jawab Jaka.
"Mau periksa ke dokter? Atau mau dipanggilin dokter?" Tanya Ratna.
"Aaahhh udah kamu diam aja, yang ada aku malah tambah pusing." Bentak Jaka.
"Kok kamu malah bentak-bentak aku sih mas?" Tanya Ratna.
"Bodo." Jawab Jaka lalu ia memutar tubuhnya membelakangi Ratna.
Mendapat perlakuan yang tidak mengenakkan dari suaminya, Ratna langsung keluar dari kamar dan masuk ke dalam kamar kosong yang ada di sebelahnya.
"Sebenarnya Mas Jaka kenapa sih, akhir-akhir ini dia berubah banget. Dikit-dikit marah, bentak-bentak, jarang ada waktu buat keluarga." Ucap Ratna pada bayangannya sendiri di depan cermin.
"Apa jangan-jangan dia beneran selingkuh?" Gumam Ratna.
Semenjak mengetahui bahwa Ratna tengah mengandung, saat itu juga Jaka sama sekali belum pernah mempergauli dirinya. Padahal Ratna tau betul bahwa Jaka itu sangat hyper.
Ratna menatap tubuhnya yang tak terawat di depan cermin.
Satu jam Ratna menenangkan diri di dalam kamar itu. Ia keluar dari kamar ketika mendengar suara Jaka yang berteriak minta tolong dan memanggil namanya.
Ratna segera masuk ke dalam kamarnya diikuti oleh Keenar yang juga ikut masuk.
"Naa......" Teriak Jaka dari dalam kamar mandi.
"Iya ....." Jawab Ratna.
Ratna membuka pintu kamar mandinya dan melihat tubuh Jaka yang sudah tergeletak di lantai.
"Ya ampun mas kamu kenapa?" Tanya Ratna.
"Ga usah banyak tanya, cepet panggil ambulance." Ucap Jaka.
Dengan gugup Ratna mengambil ponselnya dan memanggil ambulance untuk membawa suaminya ke rumah sakit.
Sembari menunggu ambulancenya datang, Ratna membantu suaminya bangun dan membawanya ke kamar.
Untung saja rumah mereka tidak jauh dari rumah sakit, jadi hanya butuh menunggu lima belas menit ambulancenya datang.
"Pak tolong bantu angkatin suami saya ya, saya lagi hamil." Ucap Ratna.
"Baik bu." Jawab sopir ambulance itu.
Setelah Jaka masuk ke dalam ambulance, Ratna dan Keenar juga ikut masuk ke sana.
Dan setibanya di rumah sakit Jaka langsung di bawa ke IGD untuk segera di tangani.
"Ma dingin banget." Ucap Keenar karena ia hanya mengenakan baju pendek.
Ratna memangku tubuh mungil Keenar lalu memeluknya erat dari belakang untuk menyalurkan rasa hangat.
Tak lama dokter yang menangani Jaka keluar bersama dua orang suster. Ratna langsung menghampiri mereka dan menanyakan keadaan suaminya.
"Tulang ekor suami ibu mengalami cidera, mungkin itu karena benturan yang sangat keras. Untung saja tidak sampai retak atau patah." Ucap Dokter.
"Apa suami saya boleh dibawa pulang?" Tanya Ratna.
"Untuk sekarang belum bisa, kemungkinan besok sore baru bisa di bawa pulang. Sebab besok pagi dokter spesialis tulang baru akan memeriksa suami ibuk."
"Tapi saya punya anak kecil dok, saya juga sedang hamil." Ucap Ratna.
"Apakah tidak ada keluarga lain? Sebab di rumah sakit ini melarang masuk anak di bawah 12 tahun."
"Coba nanti saya bicarakan dengan suami saya, terima kasih dok." Ucap Ratna.
Setelah dokter itu pergi Ratna masuk ke ruang IGD namun suster melarangnya sebab dirinya sedang hamil.
"Kami akan segera pindahkan suami ibu ke kamar rawat inap, harap ibu tunggu di luar saja ya." Ucap suster itu.
"Baik sus." Jawab Ratna.
Ratna duduk di kursi tunggu sambil memeluk anaknya yang menahan dinginnya AC rumah sakit.
"Ma.. Pulang yuk." Ucap Keenar.
"Iya bentar lagi kita pulang, kita tunggu papa keluar dulu ya." Ucap Ratna.
Untung saja tak lama kemudian dua suster keluar dan mambawa Jaka ke kamar rawat inap.
"Kamu tunggu di sini dulu ya, jangan pergi ke mana-mana, mama mau nemuin papa sebentar." Ucap Ratna.
"Iya ma." Jawab Keenar.
Ratna mengikut dua suster yang membawa suaminya itu, dan ketika sudah tiba di kamar rawat inap kedua suster itu keluar meninggalkan Jaka dan Ratna.
"Gimana mas? Masih sakit?" Tanya Ratna.
"Masih." Jawab Jaka.
"Mas maaf ya aku ga bisa nemenin kamu, soalnya Keenar ga boleh masuk ke sini. Aku ga tega ninggalin dia di rumah sendiri." Ucap Ratna
"Iya kamu pulang aja ga papa." Jawab Jaka.
"Besok pagi aku ke sini, dibawain apa?" Tanya Ratna.
"Bawain kartu ATM aku di dompet, sama charger hp di ruang kerja aku." Jawab Jaka.
"Itu aja?" Tanya Ratna
Jaka menganggukkan kepalanya.
"Ya udah kalau gitu aku pulang dulu ya, kasian Keenar udah ngantuk." Pamit Ratna.
Ratna keluar dari kamar rawat inap suaminya lalu ia pulang bersama anaknya.
