Yasmin Ningrum, gadis cantik berjilbab 22 tahun harus hidup tanpa kasih dari kedua orang tuanya akibat kecelakaan beberapa tahun lalu yang merenggut nyawa kedua orang tuanya.
Kini Yasmin tinggal bersama paman dan bibinya yang perhitungan sekali kepadanya.
Bahkan untuk biaya hidupnya Yasmin harus mencari sendiri dengan bekerja sebagai penjaga toko bunga.
Kehidupan Yasmin berubah, saat dirinya di pertemukan dengan sahabat lamanya waktu SMA. namun sayang, sikap sahabat laki-lakinya itu sedikit berbeda dari biasanya.
Namun takdir berkata lain, Yasmin di pertemukan sahabatnya dengan cara yang tidak terduga.
Dirinya digerebek warga saat sedang sama-sama berteduh dari hujan, di sebuah gubuk.
Pada hari itu juga, status Yasmin berubah menjadi istri sahabatnya.
Apakah pernikahan mereka akan bertahan layaknya pasangan yang saling mencintai?
Dan apa penyebab berubahnya sikap sahabatnya itu?
Ikuti kisahnya dalam cerita mereka, ya!
Jangan lupa tinggalkan jejak, like, komentar dan follow. 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy jay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10
Yasmin pun, tidak jadi keluar dari ruangan Alvino. dia pun, berjalan menghampiri alvino. "Apa, yang harus aku kerjakan, Al. Ma-maksud Saya tuan Alvino."
Alvino menatap tajam, ke arah Yasmin yang memanggil namanya saat, di depan Martin. dia pun memerintah Yasmin, untuk duduk dan diam di kursi yang berada, di hadapannya.
"Pak Martin. Sebaiknya, anda tunggu saja di luar. Ada hal penting, yang ingin Saya sampaikan pada perempuan ini." Alvino menatap Martin, yang masih berdiri di belakang Yasmin.
Martin yang mengerti pun, mengangguk patuh dan keluar dari ruangan Alvino.
Setelah kepergian Martin, Alvino menyimpan berkas yang dia pegang. dia pun menatap Yasmin, dengan tatapan yang sangat serius.
" Sekarang, lo tahu perusahaan ini milik siapa?" tanya alvino, dengan nada angkuh.
Yasmin mengangguk pelan, sebagai jawaban. sebab dia juga baru tahu, kalau perusahaan itu milik keluarga alvino.
Alvino, tersenyum miring. "Dan sekarang lo tahu. Kalau lo itu, bekerja sama, gue. Suami lo, sendiri!" ucapnya, penuh penekanan.
Yasmin, kembali menganggukkan kepalanya lagi. dia tidak melupakan hal itu. namun setidaknya, dia mencari rezeki dengan halal. meskipun harus bekerja, di perusahaan suaminya sendiri.
"Gue ingatkan, satu hal sama lo! Jangan, pernah sekali-sekali lo bilang, kalau kita udah nikah. Dan gue harap, lo bisa bersikap profesional, dalam bekerja di perusahaan ini.
Mendengar perkataan alvino, Yasmin mengangguk kembali. meskipun hatinya sakit, namun apa boleh buat. mungkin ini semua, sudah menjadi jalan takdirnya. Dan Yasmin hanya bisa menerimanya, dengan hati yang lapang.
Hampir setengah hari, Yasmin menemani alvino yang sedang mengerjakan pekerjaannya. sampai akhirnya, terdengar suara ketukan pintu dari luar.
" Masuk!" seru alvino dingin, mengira jika Martin yang mengetuk pintu itu.
Pintu pun terbuka, seorang wanita berpakaian sexy masuk ke dalam kantor alvino. dia berjalan anggun bak model, yang sedang melakukan fashion show.
"Selamat siang, tuan Alvino. Saya ke sini, hanya ingin mengajak tuan untuk makan siang." Wanita yang di ketahui bernama niken, tersenyum genit ke arah alvino.
Mendengar ajakan niken, alvino seketika menatap tajam ke arahnya. sekilas dia menatap ke arah Yasmin, yang terlihat biasa-biasa saja.
"Heh... apa yang kamu lakukan di sini! Bukannya kerja, malah godain tuan alvino!" Niken, yang baru menyadari kehadiran Yasmin di sana, langsung menegurnya bahkan memarahinya.
Yasmin pun, bangkit dari duduknya. "Maaf mbak, Saya kesini di suruh tuan alvino, untuk membawakannya kopi. Kalau begitu, Saya permisi." sahutnya santai.
Yasmin segera pergi dari sana, dia bersyukur karena kehadiran niken membuatnya dapat keluar, dari ruangan Alvino.
Berbeda dengan Yasmin, yang senang karena dapat keluar dari sana. justru alvino, terlihat sangat kesal pada niken, yang tiba-tiba saja mengajaknya makan siang.
Alvino, yang kesal pun menatap tajam, niken. "Keluar!" Menunjuk, ke arah pintu.
"Tapi tuan...! Saya datang ke sini mau mengajak anda untuk... " Niken menghentikan ucapannya, saat alvino dengan cepat menyelanya.
"KELUAR!!!" bentak alvino, marah.
Alvino bahkan bersuara dengan keras, membuat Martin yang baru kembali dari toilet, terlonjak kaget dan segera melihat ke dalam ruangan.
"Tuan muda! Apa ada apa?" Martin pun, masuk ke dalam dan betapa terkejutnya dia, saat melihat niken berada di dalam sana.
"Apa, yang sedang kamu lakukan di sini, niken?" tanyanya, menatap tajam ke arah niken, yang berdiri di depan meja alvino
Niken yang merasa terintimidasi pun, berusaha bersikap biasa saja. "Pak Martin. Saya ke sini, hanya mau mengajak tuan muda untuk makan siang saja." jawabnya tersenyum.
"Sebaiknya, kamu pergi dari sini, niken. Dan sepertinya, tuan alvino sedang sibuk." Martin menatap tajam niken, yang berusaha menjelaskan.
Niken mendengus kesal, saat Martin bersikap sama padanya. namun sebelum pergi, niken pun membuka suaranya kembali.
"Pak Martin, sepertinya bapak harus menegur OG baru itu. Sebab, tadi saya lihat dia sedang berusaha menggoda, tuan Alvino." ujarnya mengadu.
Setelah mengatakan hal itu, niken pun keluar dari ruangan alvino. meskipun rencana makan siangnya gagal, namun dia berjanji tidak akan menyerah untuk mendekati, alvino.
"Dari mana saja kamu, pak Martin?" Alvino yang kembali duduk pun, menatap tajam ke arah Martin.
Martin, mengangguk hormat. "Maaf tuan, tadi saya pergi ke toilet sebentar. Saya juga tidak menyangka, jika niken akan melakukan hal itu." ucapnya menyesal.
"Jangan, di bahas lagi. Sekarang kamu bantu Saya untuk segera menyelesaikan semua ini." ujar Alvino, memberikan sebuah berkas pada Martin.
Mereka berdua pun, pada akhirnya memilih menyelesaikan pekerjaan, yang belum selesai. sebab sejak tadi, alvino merasa canggung saat Yasmin menemaninya. sehingga, semua pekerjaannya belum selesai.
*
*
*
Di ruang khusus OG, Yasmin dan asri terlihat sedang beristirahat. mereka berdua sedang menikmati, makanan yang di beli asri pada waktu di suruh, pak beni keluar.
Yasmin terlihat menikmati nasi padang, yang sangat enak itu.
BRAAAKKK...
Seketika Yasmin dan asri terlonjak kaget, saat tiba-tiba niken yang marah datang ke sana.
Bahkan, Yasmin pun tersedak karena saking kagetnya. namun untung saja, asri dengan sigap memberikan air minum pada Yasmin.
"Mbak niken, kenapa baru saja datang, sudah marah-marah? Ada apa, mbak?" Asri membuka suaranya, saat memastikan keadaan Yasmin sudah baik-baik saja.
"Diam, kamu!" bentak niken menunjuk asri. "Aku tidak memiliki, urusan dengan, mu. Aku hanya, mau bilang sama dia. Kalau kerja, yang benar. Dan, jangan coba-coba, untuk mendekati tuan alvino. Karena, tuan alvino sebentar lagi, akan menjadi milik,ku!" sahutnya percaya diri.
Asri mengernyitkan dahi, saat mendengar perkataan niken. dia sama sekali, tidak mengerti dengan apa yang sedang di katakan oleh niken.
Berbeda dengan Yasmin, yang tersenyum tipis saat mendengar ucapan niken. Dia sangat percaya diri akan memiliki alvino, tanpa mengetahui jika Yasmin adalah istri, dari laki-laki yang dia sukai.
"Heh! Ngapain kamu tertawa? Enggak ada yang lucu!" Niken menggeram marah, saat melihat sikap Yasmin.
Tanpa Yasmin duga, niken menarik jilbabnya yang hampir saja terlepas.
"Mbak niken, hentikan! Kamu sudah keterlaluan!" Asri membantu Yasmin, yang di serang oleh niken.
Asri sendiri merasa bingung, dengan sikap niken yang jauh dari biasanya.
"Harusnya, kamu malu sama jilbab, mu! Kamu tuh, enggak pantas pakai jilbab! Lebih pantasnya m, kamu tuh jadi wanita penghibur, om-om saja!" seru niken menghina.
Mendengar perkataan niken, membuat Yasmin seketika marah. perkataan niken, mengingatkannya pada Darman, yang hampir saja melecehkannya.
Yasmin pun, berdiri dan menatap tajam niken. " Aku, tidak meminta pendapat mu tentang jilbab, ku. Apa kamu tidak sadar, jika kamulah yang terlihat seperti wanita penggoda. Dengan berpakaian seperti ini, kamu masuk ke ruang tuan alvino. Dan berharap, tuan alvino mau dengan, kamu." balas, Yasmin tegas.
Niken mengepalkan tangannya, tidak terima dengan ucapan Yasmin yang, berbalik membalasnya. niken yang marah pun, menyiramkan es jeruk milik asri, pada wajah Yasmin.
"Yasmin." pekik asri terkejut.