NovelToon NovelToon
Demi Menjaga Kewarasan

Demi Menjaga Kewarasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Zia Ni

Jelita Putri Maharani adalah seorang perempuan cantik berumur 27 tahun yang menjadi piatu sejak dia masih duduk di kelas V SD.

Suatu ketika, papa Jelita sakit keras dan sebelum meninggal dia meminta putri kesayangannya itu untuk menikah dengan Rico Putra Permana, pria tampan berumur 30 tahun anak dari sahabat papanya dengan maksud agar Jelita ada yang menjaga.

Namun siapa sangka, 2 bulanan setelah pernikahan, Jelita mulai melihat sifat asli suami, mertua dan adik iparnya yang membuat emosi Jelita makin lama makin naik.

Bagaimanakah kisah selengkapnya? Yuk simak novel ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zia Ni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 10 Adu Mulut

"Ya ampuun, tempe goreng lagi tempe goreng lagi. Bisa-bisa kurang gizi aku," untuk kesekian kalinya Sisca menggerutu ketika melihat lauk sarapannya tempe goreng lagi, padahal seharian kemarin lauknya sudah tempe goreng gegara kulkasnya dikunci oleh Jelita.

Hari ini, gadis berumur 20 tahun itu tidak ada jadwal kuliah, dan seperti biasanya, dia sengaja bangun agak siangan. Belum juga mencuci muka dan menggosok gigi terlebih dahulu, Sisca sudah mampir di ruang makan lalu mengeluarkan kata-kata protesnya yang kali ini juga masalah lauk. Bik Sumi dan Wati yang saat itu sedang bersih-bersih di lantai 1 pun hanya berdiam diri, malas meladeni omongan Sisca.

"Bik Sum, gorengin telur atau ayam dong," perintah gadis itu tak sadar diri juga.

"Lauknya adanya itu ya itu saja Mbak, gak usah minta yang lain," sahut Bik Sumi dari ruang tengah sambil menyapu lantai.

Mendengar jawaban ART berumur 54 tahun tersebut Sisca pun gondok lalu melangkahkan kakinya menuju kulkas namun ternyata pintunya tidak bisa dibuka lagi.

"Kulkasnya kok dikunci lagi sih, Bik Sum?" tanya gadis berumur 20 tahun itu.

"Iya Mbak, sudah diinstruksikan sama Mbak Jelita," balas Bik Sumi terus terang.

"Sudahlah Sis, kalau mau makan ya makan saja. Kakak Iparmu itu memang sengaja ngremehin kita," sela Dewi sekeluarnya dari kamar sambil membawa tumpukan pakaian kotor miliknya dan Baskoro.

"Wat, nanti cucikan pakaian kotor ini ya!" seru wanita berumur 48 tahun itu dengan masih berdiri di depan pintu kamarnya.

"Maaf Buk saya gak bisa, saya ART nya Mbak Jelita!" jawab Wati tanpa rasa takut sedikitpun seraya mengelap perabot yang ada di ruang tamu.

"Oo jadi begitu rupanya, kalian didikte Jelita agar gak nganggep kita gitu. Bagus ya kelakuan perempuan itu. Mentang-mentang kaya belagunya amit-amit," Dewi sudah emosi lagi.

"Maaf Bu Dewi, maksud omongan Ibuk tadi apa ya? Kok bisa-bisanya ngomong Mbak Jelita gak nganggep Ibuk sekeluarga. Kalau Mbak Jelita gak nganggep Ibuk sekeluarga, gak bakalan Mbak Jelita ngijinin kalian tinggal di sini. Ibuk sekeluarga gak perlu susah-susah bebersih rumah. Gak perlu bayar air, listrik dan tetek bengek lainnya. Memangnya Ibuk sekeluarga ngasih uang berapa ke Mbak Jelita?" Bik Sumi yang tidak terima majikannya dihina pun langsung nyemprot dengan berani.

"Eh Sum, kamu itu di sini cuma babu lo ya! Berani-beraninya kamu nyinggung keluargaku! Dasar babu kurang ajar!" sengak wanita berumur 48 tahun itu dengan volume suara lebih tinggi dari sebelumnya.

"Saya memang babu Buk, tapi saya babu yang tahu diri, gak kayak Ibuk dan Mbak Sisca yang sukanya rewel soal lauk. Memangnya keluarga Ibuk ngasih uang ke Mbak Jelita berapa kok nuntut pingin makan pakai lauk yang enak-enak?" sindir Bik Sumi terang-terangan.

"Dasar babu kurang ajar! Mau dipecat kamu ya!" Dewi semakin tambah emosinya karena Bik Sumi sudah menyinggung terlalu jauh.

"Yang berani mecat saya siapa, Buk? Bu Dewi, Pak Baskoro, Mas Rico atau Mbak Sisca? Memangnya kalian modal apa ke saya? Justru Ibuk sekeluarga yang bakalan disuruh pindah dari sini kalau kalian gak berubah," tantang ART berumur 54 tahun tersebut yang membuat istrinya Baskoro muntab tapi tidak bisa berkoar-koar lagi.

Dengan hati geram, Dewi pun melangkahkan kakinya menuju ke tempat mencuci baju, sementara itu, Sisca yang mendengar perdebatan antara ibunya dan Bik Sumi hanya mencibir sambil menikmati sarapannya.

Tanpa mereka sadari, Pak Seno yang mendengar adu mulut antara Bu Dewi dengan Bik Sumi, melaporkan kejadian itu ke Jelita.

*

Di kamar mandi rumah kontrakannya, tampaklah Elvira sedang merasakan kesakitan pada bagian perutnya setelah sekian menit meminum obat aborsi dari Rico.

Sepulangnya dari tempat kerja, Rico langsung meluncur ke rumah kontrakan Elvira karena sudah janji akan membantu pacarnya untuk melakukan pengguguran kandungan.

Agar janin yang ada di rahim Elvira cepat luruh, Rico memijat-mijat perut pacarnya dengan tekanan yang lumayan keras yang menambah rasa sakit pada perut perempuan itu.

Dengan duduk di sebuah kursi tanpa mengenakan kain penutup tubuh bagian bawah, Elvira terus mengerang kesakitan selama lebih dari dari setengah jam dengan perasaan campur aduk karena baru pertama kali ini dia melakukan aborsi.

Awalnya, perempuan cantik berumur 25 tahun itu takut untuk menggugurkan janinnya, namun karena Rico benar-benar tidak bersedia menikahinya, dengan terpaksa Elvira pun menyetujui keinginan pacarnya agar janin itu diaborsi saja.

Setelah 45 menitan menunggu sambil menahan rasa sakit, akhirnya janin tak berdosa yang ada di rahim Elvira pun luruh dengan keluarnya gumpalan-gumpalan darah dari organ intimnya. Dengan dibantu Rico, perempuan itu pun bangkit berdiri agar luruhan janinnya bisa keluar dengan lancar dan tuntas.

Mata Elvira dan Rico menyaksikan secara langsung bagaimana buah dari hubungan terlarang mereka menodai lantai. Di antara gumpalan-gumpalan darah itu, ada bagian gumpalan yang bentuknya aneh, yang tak lain dan tak bukan itu adalah janin hasil hubungan gelap mereka.

Setelah membantu Elvira duduk kembali, dengan segera Rico pun mengambil tas kresek hitam kecil dari dapur lalu memasukkan embrio itu ke dalam kantong kresek tersebut, kemudian dia pun melipat kantong kresek itu menjadi bagian paling kecil lantas mengikatnya dengan karet dan langsung membuang begitu saja di tempat sampah yang ada di halaman depan rumah kontrakan Elvira.

Sambil masuk ke dalam rumah kembali, pemuda berumur 30 tahun itu mengambil celana dalam Elvira sekalian memasangkan pembalut ukuran 35 cm di dalaman tersebut lalu membawanya ke kamar mandi. Seraya menunggu pendarahan Elvira berkurang, Rico pun menyiram lantai kamar mandi hingga beberapa kali agar noda merahnya berkurang.

Setelah dirasa pendarahan Elvira berkurang, Rico pun membersihkan bagian intim pacarnya menggunakan sabun lalu membantu Elvira mengenakan celana dalam kemudian membopong tubuh perempuan itu ke dalam kamar lantas membaringkannya di atas ranjang. Sesudah itu Rico kembali ke kamar mandi untuk menyiram lantainya dari noda darah sampai bersih.

Dengan cekatan, Rico pun lalu membuatkan susu coklat hangat di gelas jumbo untuk Elvira kemudian membawanya ke dalam kamar lantas menyuapi pacarnya dengan nasi ayam geprek yang dia beli sepulang kerja tadi.

"Gimana El, perutmu masih sakit banget?" tanya Rico.

"Sudah gak terlalu sakit Mas, tapi badanku rasanya lemes," jawab Elvira lesu sambil mengunyah makanan.

"Gak apa-apa El, kamu yang sabar ya, beberapa hari lagi pasti sembuh seperti semula," kata pemuda berumur 30 tahun itu.

1
Saad Kusumo Saksono SH
bagus
Kezia Suhartini: trimakasih untuk apresiasinya... 🙏
total 1 replies
Idahas 3105
sdh numpang gak mau bantu2 lagi
Idahas 3105
beuhhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!