NovelToon NovelToon
Dosenku, Tamu Pertamaku

Dosenku, Tamu Pertamaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: By.dyy

Alysa seorang gadis muda, cantik serta penuh talenta yang kini tengah menempuh studynya di bangku kuliah. Namun, selama dua semester ia memutuskan untuk cuti, demi bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tengah bangkrut.

Dalam perjalananya, Alysa harus mendapatkan uang sebanyak 300 juta dalam semalam untuk biaya operasi jantung orang tuanya. Dalam keadaan mendesak, Alysa memutuskan menjadi wanita panggilan. Mengikuti saran sahabatnya, Tika.

Sialnya, pelanggan pertamanya adalah dosen ia sendiri. Hal itu membuat Alysa malu, kesal sekaligus bingung bagaimana harus melayani sang Dosen. Lalu bagaimana kelanjutan ceritanya? serta bagaimana hubungan Alysa dengan kekasihnya, Rian. Akankah setelah mengetahui fakta sebenarnya ia akan tetap bersama Alysa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon By.dyy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Butuh waktu

Kaki Reyhan yang panjang dan tinggi sekarang tengah melewati jendela kamar Alysa yang tidak terlalu tinggi. Sudah benar-benar masuk didalam kamar, Alysa bergegas melewati tubuh Reyhan untuk cepat menutup kembali jendela.

"Tadi, gak ada yang liatkan?" tanya Alysa sambil menutup gorden.

Reyhan menggeleng. "Yang bener?" tanya Alysa lagi.

Reyhan maju lebih dekat pada Alysa. "Iya Alysa."

Alysa segera menghembuskan nafas lega.

"Syukur deh, karna kalau sampe tetangga tahu, gue bakal abis sama bokap gue."

Mata Alysa melirik ujung sepatu Reyhan. Bola matanya menyisir dari ujung sepatu hingga bagian wajah Reyhan. Kini, Alysa baru sadar, keduanya sangat dekat satu sama lain.

Alysa segera mendorong tubuh Reyhan agar mundur, kemudian melewati menuju dekat pintu. "Lo jangan berani deket-deket gue." ucap Alysa.

"Kenapa?" tanya Reyhan.

"Ya gak mau. Pokoknya lo tetap disana." titah Alysa.

Reyhan berdecih. "Kalau saya gak mau gimana?" tantang Reyhan.

Alysa melirik kanan dan kiri, mencari cara agar bisa melindungi dirinya. Kemudian ia menemukan gantungan baju.

"Lo berani melangkah, gue gak akan segan-segan lempar kepala lo pake ini." ancam Alysa.

Reyhan terkekeh. Ia berani melangkah lebih dekat. "Coba, saya ingin tahu keberanian kamu." titah Reyhan.

Alysa melempar satu gantungan, tindakkannya tidak berarti apa-apa bagi Reyhan. Ia semakin dekat, kembali Alysa melempar, sekarang mengenai dada Reyhan. Tapi, itu juga tidak berpengaruh apapun untuk Reyhan. Gantungan ketiga, Alysa masih pegang, ia siap akan melempar disaat Reyhan lebih dekat.

Sialnya, belum sampai tangan Alysa mengangkat sempurna, kedua tangan Alysa lebih dulu terdorong oleh tubuh Reyhan, sehingga membuat Alysa terkejut hingga menjatuhkan gantungan.

Reyhan tertawa senang. "Alysa... Alysa... lebih baik kamu nyerah lebih dulu, kamu itu bukan lawan yang sepadan untuk saya." kata Reyhan meremehkan Alysa.

Alysa bergerak terus menerus mencoba lepas. "Lepas, lo jangan pernah kurang ajar, ini rumah gue. Gue bisa teriak, kalau gue mau." tekan Alysa.

Reyhan tersenyum miring. "Silahkan, biar papahmu mengetahui kalau anak perempuannya berani memasukkan seorang laki-laki pada larut malam." kata Reyhan.

Alysa mencoba mencerna ucapan Reyhan. Rupanya, ada benarnya juga. Kalau sampai Papahnya mengetahui Alysa berani memasukkan laki-laki ke dalam kamarnya, bukan Reyhan saja yang akan habis oleh Papahnya, akan tetapi Alysa juga.

"Mau lo apa sih?" tanya Alysa.

"Kamu. Saya mau kamu. Saya ingin kamu. Sekarang." jawab Reyhan cepat.

"Sinting. Lo sekebelet itu mau tidur? Lo bisa dapetin cewe yang lo mau. Lo bahkan bisa dapetin dua orang sekaligus kalau lo mau, jangan mojokkin gue." ucap Alysa kesal.

Reyhan tersenyum menanggapi. "Kamu yang menawarkan diri, kamu yang memberi janji, saya hanya sabar menunggu. Dan, sekarang saya menagih janji itu." ucap Reyhan.

"Kalau gue gak mau. Lo mau apa?"

Reyhan segera mengikat satu tangan Alysa menjadi satu diatas kepalanya. Kemudian Reyhan merundukkan kepala, satu tangannya ia gunakan untuk mencengkram kedua pipi Alysa. Tepat, pada saat itu, Reyhan kembali menjatuhkan bibirnya diatas bibir Alysa.

Mulanya Alysa berontak, mencoba lepas dari pagutan bibir Reyhan. Namun, semakin Alysa berontak, Reyhan semakin menekan, menyisir dan menjelajah area mulut Alysa.

Alysa kembali berurai air mata. Ia tidak mau melakukannya, ia benci Reyhan, sangat benci. Disisi lain, Reyhan terus mencoba membawa Alysa kedalam keinginannya. Sayangnya, Reyhan kalah lebih dulu hanya karna merasakan air mata Alysa yang berurai menuruni pipinya.

Mata Reyhan mengerjap. Reyhan melepaskan tangannya dari pipi Alysa, ia perlahan mundur dari Alysa. "Saya mau minum." ucap Reyhan.

Alysa diam beberapa saat ia memandangi Reyhan yang sudah membalikkan tubuhnya dekat jendela. Alysa buru-buru menghapus air matanya. Lalu segera membuka pintu kamarnya perlahan.

Sepanjang menuju dapur, untuk membawakan air minum untuk Reyhan, isi kepala alysa berisik sekali. Alysa senang karna Reyhan melepaskannya begitu saja, tapi kenapa?

Alysa meminum air terlebih dahulu, ia mencoba menenangkan diri. Kejadian Reyhan yang berani kembali menciumnya sangat membuat Alysa marah, kalau bukan berada didalam rumah, mungkin Alysa sudah berteriak bahkan memaki Reyhan. Beruntungnya, Reyhan melakukan itu didalam rumah, yang mana notabennya Alysa sangat takut Satria mengetahui prilaku Alysa yang salah jalan dalam mengambil keputusan.

Tidak mau ambil pusing, Alysa segera membawa gelas baru untuk ia isi air kemudian menyerahkannya pada Reyhan. Sebelum orang rumah curiga, atas gelagat Alysa yang tidak biasa terbangun dimalam hari.

Alysa cepat menyusul Reyhan. Dilihatnya Jaket Reyhan sudah tidak lagi terpasang, ia menyimpannya diatas kasur Alysa. Dengan cepat Reyhan membalik badan, kemudian membawa air minum dari tangan Alysa.

"Lelet." cetus Reyhan pada Alysa sebelum minum.

Tangan kanan Alysa terkepal, ia hampir saja terpancing ingin memukul kepala Reyhan. Kalau tidak ingat Reyhan sudah berbaik hati karna sudah melepaskannya.

Kembali Reyhan menyerahkan gelas air minum yang sudah habis dalam satu tegukkan. Kemudian, diantara keduanya tidak ada yang berani membuka suara. Keheningan menyelimuti keduanya. Reyhan sibuk dengan pikirannya di depan jendela pun dengan Alysa sibuk bagaimana untuk mengusir Reyhan.

"Saya tidak tahu alasan kamu menolak saya, uang sudah kamu ambil, saya sudah sabar menunggu, tidak hal lain yang belum terpenuhi." kata Reyhan angkat suara.

"Harusnya saya yang protes, kamu berani sekali mempermainkan saya Alysa." Reyhan membalikkan badan, kemudian kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya.

"Saya...Saya..." Alysa tidak melanjutkan ucapannya. Reyhan lebih dulu menyela.

"Saya harusnya juga marah ketika kamu terus beralasan." tekan Reyhan.

Alysa kini tunduk patuh malu atas ucapan Reyhan. Laki-laki didepannya ini kalau sudah bicara layaknya Dosen, mulut Alysa tidak sanggup menyanggahnya. Reyhan ini, bagaimanapun juga ia seorang guru, sedangkan Alysa adalah muridnya. Jadi, sepintar apapun Alysa mencari celah. Reyhan, selalu berhasil mengetahui titik lemahnya.

"Sekarang, saya tanya sama kamu. Kapan kamu bisa menyerahkan diri kamu?" tanya Reyhan pada Alysa.

"Maksudnya?" tanya Alysa.

"Jangan pura-pura tidak mengerti, kamu tahu maksud saya apa."

"Saya ... Saya ... Saya ... Maaf tapi saya ga bisa lakuin hal ini."

"Sudah saya tebak." kata Reyhan.

"Say janji uang yang bapak beri untuk saya, akan saya ganti." ucap Alysa sungguh-sungguh.

"Dalam waktu satu minggu." kata Reyhan.

Alysa melotot tidak percaya. Hal itu sudah pasti tidak mungkin, dari mana Alysa mendapatkan uang sebanyak 300 juta dalam seminggu, uang mingguan dari ketiga pekerjaannya saja sama sekali tidak akan mencukupi.

"Pak, maaf. Tapi waktu..."

"Tiga hari, tiga hari saya beri waktu kamu untuk mengembalikan semuanya pada saya. Jika tidak, saya tidak akan segan kembali ke rumah ini untuk meminta pertanggungjawab kamu dan menjelaskan semuanya pada orang tua kamu." ucap Reyhan.

"Pak, tapi dari mana saya mendapatkan uang sebanyak itu." sela Alysa.

"Kalau begitu, lakukan apa yang saya mau. Maka semuanya selesai." ucap Reyhan.

Reyhan menurunkan kedua tangannya, kemudian membalikkan badan melihat jendela, ia membuka jendela secara mandiri kemudian berpamitan pergi.

"Saya tunggu kabar kamu." ucap Reyhan, setelah itu berjalan menuju gerbang. Alysa maju sedikit menuju jendela, ia melihat bagaimana Reyhan naik melewati pintu gerbang, memasuki mobil dan menghidupkannya kemudian menghilang dari padangan Alysa.

Alysa segera menutup jendela, bersiap kembali tidur. Sebelum itu, matanya jatuh kepada jaket yang digunakan oleh Reyhan tertinggal diatas kasurnya.

1
Muhamad Ezar raditya
lanjut thor
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Reni Anjarwani
lanjut thor
By.dyy: siappp, stayyy yaaa
total 1 replies
Maira_ThePuppetWolf
ceritanya jagat banget thor, author harus lanjutin!
By.dyy: Ditunggu yaa. Terima kasih sudah membaca
total 1 replies
Blue Persona
Thor, saya ingin tahu apa yang terjadi selanjutnya!
By.dyy: Hai ka, saya sudah up ya. Selamat membaca:)
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!