SEKUEL dari Novel ENGKAU MILIKKU
Biar nyambung saat baca novel ini dan nggak bingung, baca dulu season 1 nya dan part khusus Fian Aznand.
Season 1 : Engkau Milikku
Lanjutan dari tokoh Fian : Satu Cinta Untuk Dua Wanita
Gadis manis yang memiliki riwayat penyakit leukemia, dia begitu manja dan polos. Mafia adalah satu kata yang sangat gadis itu takuti, karena baginya kehidupan seorang mafia sangatlah mengerikan, dia dibesarkan dengan kelembutan dan kasih sayang dan mustahil baginya akan hidup dalam dunia penuh dengan kekerasan.
Bagaimana jadinya ketika gadis itu menjadi incaran sang mafia? Sejauh mana seorang pemimpin mafia dari organisasi terbesar mengubah sang gadis?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyerangan Markas Zen Zephyrs
Beberapa orang dari anggota Quantum Syndicate menyerang markas kecil milik Zen Zephyrs yang ada di dekat pelabuhan, suasana menjadi keos ketika suara tembakan menggema di markas itu, anggota Zen Zephyrs yang hanya berjumlah 15 orang langsung dibabat habis oleh anggota Quantum Syndicate.
Setelah semua anggota Zen Zephyrs tak bernyawa lagi, Robert memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan tempat ini hingga tak bersisa lagi.
Haven mendengar kabar kalau markas di serang, dia segera meluncur ke lokasi untuk melihat keadaan, benar saja, markas itu sudah rata dengan tanah, semua anggota juga dibakar oleh anggota Quantum Syndicate.
“Sial, dia benar-benar menghancurkan markas ini, aku harus bertindak, jika tidak, mereka akan semakin membuat hancur organisasi ini.” Haven menghubungi orang kepercayaannya, Haven melihat sebuah kertas yang sengaja di letakkan oleh anggota musuhnya di atas tumpukan mayat yang sudah hangus terbakar.
[Ini hanya peringatan kecil untuk pemimpin baru kalian, berhentilah menjalankan organisasi Zen Zephyrs atau kami akan bertindak lebih buruk lagi. Avram]
“Fuck!!” Haven merobek kertas itu, dia benar-benar emosi dengan Avram. Tak lama, anggota di markas lain milik Zen Zephyrs menghubungi Haven, dengan cepat Haven mengangkatnya.
“Bos, semua senjata dan barang yang akan kita kirim untuk besok telah diambil oleh anggota Avram, mereka bahkan menyerang markas dengan membabi buta hingga markas kami kini sudah hancur total, semua anggota kita telah hangus terbakar.”
“Segera datang ke markas utama, aku akan ke sana sekarang.”
“Baik bos.”
Haven dibuat kelimpungan oleh Quantum Syndicate, mereka membuat Haven repot dengan segala penyerangan tiba-tiba seperti ini. Haven segera datang ke markas utama, di sana terdapat ratusan anggota Zen Zephyrs yang berjaga, mereka menunduk hormat pada Haven selaku pemimpin baru mereka.
“Bagaimana mereka bisa menyerang markas kita? Apa kalian tidak bisa bertahan?” tanya Haven kepada seluruh anggotanya.
“Bos, kami diserang secara bersamaan di lima markas yang tersebar di setiap wilayah, markas itu hanya beranggotakan 15 sampai 20 orang saja sedangkan yang menyerang datang sekitar 50 orang tiap titik, kami kalah dari segi jumlah. Semua senjata yang kami miliki macet dan tidak bisa digunakan, ada yang menyabotase senjata kami makanya tidak ada anggota kita yang bertahan dari penyerangan itu.” Jawab Kush yang ditunjuk oleh Haven untuk menjaga salah satu markas. Haven langsung menembakkan satu peluru ke kepala Kush hingga dia meninggal seketika, semua anggota kaget dengan perilaku Haven, mereka saling pandang.
“Jika semua anggota tidak ada yang bertahan, lalu kenapa kau masih hidup brengsek?” Haven lalu menendang tubuh Kush.
“Kenapa anda malah membunuh Kush bos? Selama ini dia adalah orang kepercayaan bos Zain.” Salah seorang anggota bersuara.
“Dia seorang pengkhianat, dialah yang menyabotase senjata dan dia juga yang telah membocorkan informasi mengenai organisasi ini pada pihak Quantum Syndicate.”
“Kenapa anda begitu yakin, tidak ads bukti yang menunjukkan hal itu.”
“Dia menceritakan semua dengan detail, senjata yang dia pakai tidak rusak sama sekali dan dia satu-satunya yang selamat dari penyerangan itu, anggota Avram tidak pernah menyisakan musuhnya jika sudah menyerang.” Mereka semua mengangguk, apa yang Haven katakan ada benarnya.
...***...
Zoya dan Zay kembali ke apartemen mereka sedangkan Gavin datang ke markasnya, dia begitu puas dengan pekerjaan Robert saat ini.
“Haven, kau pasti sedang disibukkan dengan kematian beberapa anggotamu kan, haha aku suka dengan semua ini, baru aku menyerang Zen Zephyrs, kau sudah kelimpungan, bagaimana jika aku menyerang Titan Tribe? Mungkin kau akan gila haha.” Gavin dan anggotanya yang lain tertawa dengan puas, misi mereka dalam menghancurkan Zen Zephyrs sudah dimulai.
“Apa rencana kita selanjutnya bos?”
“Biarkan tenang dulu Robert, kita akan menyerang hanya mereka lengah, kalau sekarang mereka sedang bersiap untuk menerima serangan kita.”
“Baik bos.”
Gavin duduk santai di ruangannya, dia memejamkan mata sambil tersenyum, kehancuran Zen Zephyrs sudah ada di depan matanya, kini tinggal menghancurkan hati Haven melalui Zoya, ketika Haven patah hati, dia bisa dengan mudah menghancurkan dua organisasi raksasa itu. Zen Zephyrs dan Titan Tribe.
“Sayang sekali Zain, organisasi yang telah kau bangun dengan susah payah, harus aku hancurkan demi dendam.” Gavin tersenyum puas.
Sepulang dari kampus, Zoya datang ke markas Gavin untuk berlatih, pria itu memang sudah menanti Zoya.
“Apa tangan dan kakimu sudah membaik? Aku tidak ingin jika harus memijit mu lagi sehabis berlatih.” Zoya terkekeh.
“Maaf, mungkin ini karena aku tidak terlalu banyak gerak selama ini, jadi aku gampang pegal.”
“Oke, kita mulai latihannya.”
Gavin mengajarkan Zoya teknik bela diri, mulai dari teknik dasar hingga teknik menyerang, Zoya sangat cepat mengerti dengan apa yang diajarkan oleh Gavin padanya.
Satu tahun telah berlalu, Zoya sudah menguasai beberapa teknik yang diajarkan oleh Gavin, Gavin juga mengajarkan Zoya cara menggunakan berbagai senjata.
Zoya latihan dengan rutin, Gavin mengajarkan dia dengan sungguh-sungguh dan Zoya juga belajar dengan tekun, Gavin juga sering melibatkan Zoya dalam berbagai aksi penyerangan, Zoya bergabung dengan organisasi Gavin, Quantum Syndicate.
Zoya melakukan pukulan dan menghindar dari serangan yang diberikan oleh Gavin, gerakan Zoya semakin baik dan gadis itu kini semakin mahir dalam menggunakan senjata.
“Tidak menyangka, dalam kurun waktu setahun, kau telah menguasai apa yang aku ajarkan Zee, kau sangat pintar.”
“Terima kasih, aku tidak menyangka kalau aku juga bisa menjadi wanita yang tangguh, selama ini aku berpikir kalau aku akan lemah selamanya.”
“Tidak ada yang lemah jika terus berusaha untuk menjadi kuat dan kau sangatlah hebat.”
“Aku yang dulunya begitu takut dengan mafia dan segala bentuk yang berhubungan dengan mafia malah sekarang aku menjadi salah satu anggotanya.” Zoya terkekeh, dia tidak menyangka kalau dia akan menjadi anggota Quantum Syndicate.
“Sampai kapan kau akan merahasiakan semua ini dari Zay?”
“Aku tidak tau, mungkin sampai aku bisa membalaskan dendam pada orang yang telah membunuh Zain.”
“Aku akan membantumu Zee, kau bisa mengandalkan aku.”
“Oke, kau sangat baik, oh iya, memangnya sudah berapa lama kamu bergabung dengan organisasi ini?”
“Cukup lama, semenjak aku berusia 18 tahun.” Zoya mengangguk, tidak heran jika Gavin sangat pintar dan kuat.
“Aku jadi penasaran dengan pemimpin kita, kenapa dia tidak pernah mau menunjukkan diri di depan anggotanya?” Zoya tidak pernah mengetahui siapa Avram, yang dia tahu hanyalah Gavin sebagai orang kepercayaan Avram dan Robert, orang kepercayaan Gavin.
“Jika kau bertemu dengannya, nanti kau malah jatuh cinta dan aku akan cemburu.” Jawab Gavin lalu tersenyum.
“Aku hanya mencintaimu Gavin, tidak mungkin aku akan berpaling padanya.” Mereka memang sudah meresmikan hubungan ketika Zoya telah menjadi murid Gavin selama lima bulan, mereka saling mencintai dan Gavin adalah orang yang sangat mengerti dengan keadaan Zoya.
“Benarkah? Kalau begitu, berikan aku satu ciuman lagi.”
“Tidak, dasar pelatih mesum.” Zoya beranjak meninggalkan Gavin, sekarang sudah sore, dia harus pulang.
“Hei, mau kemana Zee?”
“Aku mau pulang, sebelum itu aku akan mampir dulu ke toko buku.”
“Aku akan mengantarmu.”
“Tidak perlu, Gaby akan menjemput ku."
“Aku ini kekasihmu, aku yang akan mengantarkan kamu Zee.”
“Kalau begitu cepatlah, kau sangat lama.” Gavin setengah berlari untuk mensejajarkan langkahnya dengan Zoya.
Zoya kini sudah segar dan wangi, sebelum pulang, dia akan mandi dulu di markas milik Gavin.
Gavin mengantarkan Zoya ke toko buku terlebih dahulu lalu mengantarnya pulang, Zoya memejamkan matanya saat memasuki mobil, dia menunggu Gavin yang sedang ke toilet, mereka saat ini berada di parkiran mobil yang disediakan oleh toko buku itu.
Saat Gavin memasuki mobilnya, dia melihat Zoya sudah tidur dengan lelap, Gavin mengusap wajah cantik Zoya lalu mengecup kening Zoya. Gadis itu membuka matanya perlahan dan tersenyum.
“Kenapa kau sangat menggoda hm? Aku paling tidak kuat ketika melihat bibir ranum mu ini Zee.” Gavin menyentuh bibir Zoya dengan ibu jarinya.
“Dasar mesum.” Tangan Zoya terulur untuk menyentuh wajah tampan Gavino, sangat mempesona bagi Zoya.
Gavin memiringkan wajahnya lalu menempelkan bibirnya ke bibir Zoya, mereka melakukan ciuman yang begitu lembut hingga Zoya maupun Gavin terbuai, hal ini merupakan adegan wajib bagi mereka jika selesai berlatih.
Gavin menciumi leher Zoya yang begitu wangi dan memainkan lidahnya di permukaan leher putih itu, Zoya memejamkan matanya menikmati sapuan lidah hangat Gavin di lehernya.
Gavin tidak pernah meninggalkan bekas apapun di tubuh Zoya, karena hal itu akan membawa masalah untuk Zoya nantinya. Tangan Gavin mengelus lembut punggung Zoya dan tangan kirinya berada tepat di paha putih Zoya yang terekspose karena Zoya mengenakan gaun selutut.
Usapan tangan Gavin di punggung dan pahanya membuat Zoya semakin terbuai, Zoya memejamkan matanya, tubuh Zoya disandarkan oleh Gavin ke sandaran kursi mobil, Gavin melepaskan bibirnya dari bibir Zoya lalu merendahkan sandaran kursi agar dia lebih nyaman untuk mencumbu Zoya.
Gavin kembali menempelkan bibirnya di seluruh wajah Zoya, mencium mata, kening, pipi, hidung, dagu dan terakhir di bibir Zoya kembali. Gavin melumat bibir manis Zoya yang awalnya lembut lalu menjadi kasar dan menuntut, sehingga desahan lolos dari bibir Zoya.
“Mmpptt.” Desahan itu tertahan karena lidah mereka saling membelit satu sama lain, bertukar saliva dan gerakan kepala mereka jadi semakin liar, Zoya mengalungkan lengannya di leher Gavin lalu memasukkan jari lentiknya ke dalam helaian rambut Gavin sehingga membuat Gavin semakin semangat memainkan lidahnya dalam mulut Zoya.
Desahan lembut dari bibir Zoya akhirnya lolos ketika Gavin kembali memainkan lidahnya di leher dan telinga gadis 21 tahun itu, Gavin membuat Zoya melayang. Tangan Zoya masih berada dalam helaian rambut Gavin, sesekali dia meremas rambut itu.
Netra Gavin menatap wajah Zoya yang begitu indah, gadis itu sangat menawan dan kecantikannya sangat memabukkan. Gavin mengusap bibir Zoya yang basah akibat ulahnya.
“Kalau kau itu istriku, pasti aku akan membuatmu lebih menggila lagi Zee.”
“Oh ya, segila apa?”
Gavin kembali membungkam mulut Zoya dengan mulutnya, lidah Zoya menjadi sasaran empuk lidah Gavin yang terus membelitnya. Kali ini Gavin meraup bibir Zoya dengan rakus dan menuntut, hingga Zoya merasakan oksigen begitu menipis di dadanya, kepala Gavin bergerak ke kiri dan kanan hanya untuk memberikan pasokan udara untuk kekasihnya itu.
“I love you Zee.” ucap Gavin setelah ciuman panas mereka berlangsung beberapa menit di dalam mobil. Zoya memeluk kekasihnya dan membenamkan wajahnya di leher Gavin, Zoya yang iseng lalu menggigit leher Gavin lalu tertawa.
“Oo sudah mulai nakal ya.” Gavin menggelitik Zoya hingga gadis itu tertawa karena kegelian.
...***...