NovelToon NovelToon
PEMILIK HATI BEKU

PEMILIK HATI BEKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: QUEENS RIA

Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.

Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PHB | 20. Trans Studio Bandung.

Hari minggu adalah hari yang tepat untuk meluangkan waktu bersama keluarga, ada juga yang pergi berlibur bersama sahabat, sebagian lagi dengan pacar.

Terlihat pemuda tampan itu sedang mendongak menatapi deretan foto yang tertempel di dinding rumah ruang keluarga, foto disana dominasi oleh foto keluarga Bu Sisil dan berbagai macam foto masa kecil Monisha yang masih polos dan tak secantik yang sekarang.

Ada saat gadis itu masih balita dan digendong ayahnya sambil tertawa ceria, membuat Nando tersenyum.

"Lucu banget ya kamu pas kecil" Batin Nando.

Beralih di sampingnya saat Mona sudah TK, di foto itu Mona terlihat membawa piala lomba mewarnai. Dia juara satu dalam lomba tersebut, kekaguman Nando seakan menjadi nyata. Ada satu hal yang menarik perhatian nya.

"Siapa cowok itu?" Netra Nando melihat foto masa kecil Mona yang dimana tangan nya di gandeng oleh laki-laki yang tidak di kenali sama sekali.

"Nando kuy"

Dari arah anak tangga terakhir, Mona berjalan dengan gerakan penuh semangat.

Nando mendelik menatapi gadis itu yang memakai t-shirt polos yang serasi dengan nya.

"Gak pake sweater?"

"Gak, aku lagi mau pakai yang simple aja sih, yaudah yuk" Sehabis bicara, Mona langsung ngeloyor ke arah mobil sambil menggendong tas slingbag kesayangan nya.

"Eh, kok gak pamitan ke orang tua?" Bu Sisil agak sewot menghampiri Mona hanya untuk mencium kedua pipi anak gadisnya sebagai formalitas.

Cipika-cipiki ibu dan anak membuat Nando sedikit ada kecemburuan, pria itu tidak pernah merasakan kasih sayang lebih dari orang tua nya, mereka hanya memikirkan bisnis dan uang.

Kebahagiaan Nando seakan di beli oleh uang yang mereka peroleh. Karena Nando tiap minggu di kasih uang jutaan dari papah dan mamah nya.

"Do, tolong jaga anak ibu baik-baik ya" Pinta Bu Sisil.

Nando mengembangkan senyuman "Pasti"

Singkat namun sangat berarti, Nando langsung berpamitan ke kedua orang tua Mona sebelum akhirnya Mona dan Nando kompak berpamitan kepada Bu Erni dan Pak Oki.

"Jangan pulang malam, kamu lagi bawa anak orang, awas nanti mama getok pala kamu kalau gak nurut" Bu Erni mengancam dengan tatapan galak, Mona pun sampai terkejut melihat reaksinya.

"Aman"

"Jangan aman-aman aja kamu"

"Iya mama" Nando beralih ke Pak Oki hanya untuk meminta kunci mobil sekalian pamit.

Di dalam mobil, gak ada hujan gak ada apa Mona tiba-tiba memeluk lengan Nando dengan sangat erat, Karena saat di rumah ia melihat Nando memperhatikan foto-foto diri nya.

Disaat Nando menoleh, Mona langsung menyuburkan kata "Imut banget kan aku, HEHEHE"

Nando mengernyit kening "Yang sama cowok?" Agak lain emang cowok satu ini.

"Oh itu aku sama kakak kandung, tapi sudah meninggal pas SD" Karena reflek senang, Mona sedang tidak sadar kalau lagi pegang lengan pria di samping nya.

"Hm"

Mona mengerucut bibir. "Kenapa?"

"Lama ngapain tadi?" Nando bertanya, ia ingin menetralkan rasa curiga yang baru saja di lontarkan.

"Hehe sorry, tadi kelupaan pakai lotion body care, jadi aku pakai dulu" Jawab Mona sambil cengengesan.

"Oh iya kalau aku naik wahana yang seru di trans studio kamu juga harus ikut ya! WAAAAAAAJIB!!"

"Ogah"

"Ih kenapa? Kan aku sekalian mau foto bareng sama kamu "

Nando mendelik "Iya, bawel."

Butuh waktu tiga puluh menit Nando dan Mona sampai di trans studio Bandung.

Mereka masuk ke dalam ruangan yang dimana terlihat indah dengan bangunan-bangunan seperti ada di inggris.

Sebelum naik wahana, ada banyak hal yang di lakukan gadis ceria satu itu, termasuk foto Selfi bersama Nando.

"Senyum ngapa, gak niat banget foto bareng"

"Iya-iya" Nando mengacungkan dua digit jari dan tersenyum manis, membuat Mona salah tingkah sendiri.

"Nah kan baper sendiri ujung-ujungnya, dibilang aku males senyum"

Mona sekilas menoleh dan langsung mencium aroma yang sangat familiar.

"Beliin eskrim" Mona menunjuk tempat jual eskrim dengan nada manja.

"Yuk"

Mereka yang sempat terpaku di tengah keramaian, langsung singgah untuk membeli eskrim.

"Kok kamu gak beli Do?"

"Gak, gak suka" Nando jual mahal.

"Enak loh ini, seriusan sumpah ga boong, coba dulu makanya"

Nando menoleh, merasa pasrah ketika eskrim itu sudah di dekatkan di depan bibir nya, bibir sudah di kulum pun Mona tetap jail dan memaksa agar Nando mencicipi.

Mau, gak mau Nando pasrah menerima tawaran dari Mona yang sudah menyuapi nya eskrim berasa coklat vanilla itu.

Nando mengerjap-ngerjap mata, seakan menikmati rasa manis dan dingin yang begitu lumer di dalam mulutnya.

"Enak juga" Batin Nando.

Mona tersenyum "Gimana enak gak?"

"Biasa aja" Selesai bicara itu, Nando langsung merebut eskrim dari tangan Mona.

Mona membulat mata tipis "Lah ini punya saya, enak aja"

"Resiko, kamu yang nawarin tadi"

"Ih aku mau, suapin balik"

"Beli lagi aja sana"

Nando langsung menggamit lengan Mona untuk kembali ke tempat eskrim.

Sambil berjalan, mulut nya gak pernah berhenti memasukan eskrim tersebut.

Sehabis foto dan membeli eskrim.

Nando dan Monisha sudah berada di wahana Giant swing terlebih dahulu, sebelum akhirnya nanti mereka akan naik yang lebih ekstrim Yamaha racing coaster

Mereka duduk berdampingan, Mona tak henti-henti nya memegang pergelangan tangan Nando.

Nando menoleh "Kenapa?"

"Aku takut ketinggian"

"Lah? ngajakin tapi takut gimana sih neng?" Kata Nando yang masih santai.

Seketika wahana telah dijalankan, sepanjang itu Mona berteriak karena geli tubuhnya di buat naik turun dan berputar.

"MAMA, PAPA GELI"

Nando hampir aja ngakak, lihat rambut gadis itu sudah berterbangan ke udara.

Sambil bergandengan tangan dengan sangat erat, Nando terus menjaga Mona untuk memastikan dia tidak takut.

Bener saja rasa takutnya hilang, tiba-tiba Mona mengajak Nando Selfi di atas wahana tersebut.

Wahana telah selesai dijalankan.

Mona dan Nando turun dari wahana itu, Mona terus memegang dadanya hanya sekedar mengecek kecepatan getaran jantung yang berdegup kencang.

"Wah gila! Berasa mau copot anjir"

Nando tertawa "Gaya-gayaan naik gituan"

Berasa telah di ledek, Mona langsung mengajak nando ke wahana selanjutnya.

Yamaha racing coaster, dimana kereta berjalan di atas gedung, membuat Nando sedikit takut, hanya saja Mona langsung menciut bersembunyi di balik lengan nya.

"Naik wahana lain aja yuk, gak jadi naik ini nya"

"Lah?" Nando tersenyum jahat, merangkul Mona dan menggiring nya untuk duduk tenang di atas wahana yang akan berjalan sebentar lagi.

"Ih kan aku udah kasih kode, gak peka banget si, aku tuh takut ketinggian!"

"Sayang tiketnya sudah beli" Nando sekilas melirik lalu mengencang pengaman untuk Mona, tangan nya pun latah menyuruh Mona untuk memegang stir sebagai pegangan.

"Dah jangan cerewet, nikmati aja"

"Gak menikmati aku sumpah, yang ada aku kesiksa"

"Yaudah merem aja"

"Kaya orang bego merem" Gerutu Mona sebelum akhirnya wahana itu sudah dijalankan dengan kecepatan penuh.

Teriakan dari Mona pecah sambil menutup wajah karena takut, bahkan Mona sampai nangis.

Nando mengelus kepala Mona yang rambutnya sudah kembali berterbangan ke udara.

"Selama ada aku, kamu aman. coba buka mata"

Perlahan Mona membuka mata, rasanya nyaman kalau tangan nya di pegang Nando, dia kembali tenang sambil melihat keindahan dari atas wahana walau perut nya sedikit ngilu karena turunan tajam dari wahana itu.

Lima belas menit kemudian...

Berbagai wahana dan jajanan sudah mereka jelajahi. Kini Mona dan Nando sama-sama hening sambil menatap atap langit gelap berkabut bintang.

Tepatnya di sebuah taman, mereka di suguhkan kembang api yang tiba-tiba hadir di pandangan bola mata nya.

"Apa yang kamu suka dari atas sana, rembulan bintang atau angkasa?"

"Semua ciptaan tuhan aku suka, termasuk kamu" Nando membuat Mona salah tingkah, mungkin saja dia lagi becanda.

Tapi saat melihat wajah Nando, menunjukkan kalau dia tidak lagi becanda.

DUAR!!!

Mona kembali dikejutkan dengan kembang api, tapi ini berbeda, membuat Mona mendelik ke belakang.

Melihat kedua orang tua Nando dan Mona yang diam-diam mengawasi mereka sambil membentangkan spanduk "Will you be my girlfriend?"

Nando tersenyum, rencana nya kemarin terbilang sukses, saat itu juga Nando menggamit lengan Mona yang masih dalam keadaan terkejut.

"Mau jadi pacar aku Mon?"

Mona menghening sejenak, mencoba memahami situasi.

Dia langsung melingkarkan kedua tangan nya di leher Nando, gumam nya berkata "Iya aku mau"

Lingkaran tangan dilehernya berubah menjadi sebuah pelukan hangat untuk Nando.

"Makasih sayang"

"Iya sama-sama pacar baru"

1
Sri Wiwiet
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!