seorang anak laki-laki bernama Mathias yang dikurung dalam sebuah rumah selama 10 tahun sejak umur 5 tahun sampai 15 tahun tanpa melihat dunia luar dan orang lain selain kakeknya yang memberinya makan setiap hari. Saat sudah berumur 15 tahun dan Mathias sudah bisa keluar dari rumahnya ia berencana berpetualang di dunia ini menjadi pengembara untuk berpetualang mencari sisi dunia terindah.
didunianya menyimpan banyak kekuatan, dan hal-hal lain yang belum pernah dijumpai Mathias, Mathias akan menjelajahi berbagai tempat unik dengan cerita setiap tempat masing-masing, akankah Mathias bisa mencapai tujuannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radit Radit fajar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10 (Thyrax)
Saat sekitar jam dua sore, Jasper baru datang ke rumah Traki. Dia terlihat kesal.
"ada apa?"
"kau mungkin juga sudah tahu Mathias, pemimpin desa ini sangat tidak adil."
"kau benar, eh, kau tadi menjelajahi bagian daerah 'kelas tinggi" kan?"
"iya, disana kehidupannya sangat nyaman, aku tahu ini pembagian kelas ini berdasarkan usaha masing-masing, tapi perbedaannya sangat jauh, sekurang-kurangnya setidaknya kelas rendah di daerah ini bisa hidup dengan layak, tidak sampai kelaparan."
"iya, tapi kita harus terus sabar, sampai hari esok, apakah kau sudah tau dimana tempat naga gurun yang ingin kau kalahkan Jasper?"
"kalau menurut informasi yang kudapatkan, naga itu ada di bagian pasir luas tanpa bangunan apapun, di bagian barat desa ini."
"baguslah kalau begitu, bawa juga kudamu untuk ikut bertarung, karena menurut tebakanku naga itu memiliki gerakan cepat."
"iya, oh ya, Gleemo belum datang?"
"iya, entah kemana dia."
Jasper menghabiskan waktu melihat-lihat senjatanya, dia tidak bisa berlatih menembak untuk menghemat peluru. Aku tidak tau juga mau mengerjakan apa, hanya bisa menunggu hari esok sambil memainkan butiran pasir penggunakan kekuatan telekinesisku. Saat jam 4 sore, Gleemo baru datang. Dia juga membawa beberapa buah-buahan.
"kau tadi ngapain Gleemo?"
"aku kerja sebentar karena tidak tahu mau apa lagi, jadi aku diberi buah-buahan ini."
Bukankah para pemimpin bisnis di desa ini juga tidak adil sama dengan pemimpinnya? Bagaimana bisa Gleemo diberi buah-buahan dengan kerja sebentar. Tapi sepertinya para pekerja dan pemimpinnya takut pada Gleemo karena dari gerak-geriknya saja, sudah bisa dipastikan kalau Gleemo makhluk yang kuat. Tapi tidak masalah, ini membuat kami bisa membalas kebaikan keluarga Traki yang memberi kami makanan. sepanjang sore Gleemo menghabiskan waktunya dengan berlatih, dia mendapatkan jurus baru, menembak, slime ditubuhnya bisa dikeluarkan dengan cepat seperti peluru, itu juga lengket, jadi cocok untuk menjebak musuh.
"aku juga mendapatkan informasi tentang lawanku, lawanku adalah para mumi."
Aku mengangguk. Aku belum meendapatkan banyak informasi tentang pemimpin di desa ini, hanya informasi yang berasal dari Traki, orang itu memiliki kemampuan memunculkan objek yaitu batu berwarna kuning berbentuk kubus, dialah yang membuat benteng mengelilingi daerah ini, tapi nanti akan ku cari tau lagi tentangnya saat menyelinap nanti malam.
Saat makan malam, kami dan keluarga Traki memakan beberapa buah-buahan yang didapatkan oleh Gleemo tadi sore. Sampai ke waktu tidur tidak ada hal spesial yang terjadi, Jasper tetap sibuk dengan senjatanya sementara Gleemo sibuk bermain dengan Mocha.
Disaat semua orang sudah tidur, aku diam-diam keluar dari ruangan. Saat aku hendak membuka pintu rumah, ada yang memegang bahuku dari belakang, ternyata itu Traki.
"kau mau menyusup ke istana ya Mathias? Boleh aku ikut?"
Aku mengangguk.
"tapi nanti hati-hati ya."
"oke."
Kami keluar dari rumah Traki lalu menutup pintu secara perlahan. Kata kakek-kakek kemarin benar, badai pasir terjadi di desa ini saat malam tapi karena aku susah bisa mengendalikan pasir, aku membuat badai pasir ini tidak bisa mengenaiku dan Traki.
1 jam berlalu, kami sampai ke depan istana. Traki mengambil pengait lalu melemparkannya ke menara istana, kami naik ke menara menggunakan itu. Lalu turun 2 lantai, aku membuka peta, kami berjalan di atas lantai pertama istana ini, ada jalan yang menghubungkannya ke pintu masuk lantai dua, aku membaca peta. Kami masuk ke salah satu pintu, ini lorong yang menghubungkan berbagai tempat istirahat para petinggi, seharusnya mereka sedang pergi sekarang. Kami berjalan perlahan menuju pintu di sisi yang berlawanan dari pintu masuk, ada lorong lagi, tapi tidak ada pintu si sisi kanan kirinya, melainkan lorong ini terbagi menjadi dua jalan, kiri dan kanan. Sebelum kami mengambil jalan, ada suara langkah kaki dari arah kanan, gawat, sepertinya itu pelayan. Kami kembali masuk ke lorong sebelumnya, bersembunyi di samping pintu. Saat pintunya terbuka, pintu itu otomatis menghalangi kami, saat pelayan itu sudah jauh dari pintu, kami kembali ke lorong yang terbagi menjadi bagian kiri dan kanan lagi. menurut peta yang ku baca, bagian kiri adalah tangga ke lantai bawah dan atas, sebelah kanan adalah ruang makan. Kami langsung pergi ke arah kiri, turun secara perlahan, tapi sebelum kami sampai ke ujung tangga, kami mengintip dari balik dinding, ini ruang penyimpanan makanan.
"penyusup!!"
Suara seseorang mengagetkan kami, ternyata ada seorang pelayan di belakang kami, sepertinya dari tangga ke lantai atas. Sebelum kami sempat menghentikannya, dua penjaga sudah dulu masuk ke ruang penyimpanan makanan melalui pintu, Traki menatapku, aku mengangguk, kami akan bertarung mau tidak mau jika mereka menyerang. Mereka berdua mulai mengacungkan dua tombaknya, aku menghindar, Traki juga menghindar. Aku memukul perut penjaga itu saat ada kesempatan lalu mengambil tombaknya, melemparnya ke arah yang jauh. Sebelum aku sempat menyadari, penjaga lain siap menyerang menggunakan tombaknya dari belakangku, Traki dengan cepat melindungiku. Ku kira dia tertusuk, tapi saat aku melihat ke arahnya dia selamat, ada perisai transparan di depannya.
"aku memiliki kekuatan membuat tameng ini Mathias, sekarang cepatlah, selagi ada kesempatan."
Aku mengangguk, meninju penjaga itu di bagian perutnya bertubi-tubi sampai dia jatuh. Penjaga dibelakang sudah bangun, tapi Traki memukul tangan dan perutnya sampai penjaga itu jatuh.
Kami masuk ke ruang utama, puluhan penjaga sudah menunggu kami. Traki mengambil tombak dua penjaga tadi, mulai menyerang beberapa prajurit membuat tubuh mereka tergores di tangan dan perut. satu dua prajurit menyerangku menggunakan tombaknya, aku menghindar lalu mengangkat dua tong kayu menggunakan telekinesisku, menghantamkannya kepada dua orang itu, tapi mereka menggunakan perisai untuk berlindung, aku mendorong tongnya lebih kuat lagi sampai mereka akhirnya jatuh. Empat orang prajurit menyusul menyerang, aku menghantamkan tong itu ke tubuh mereka secara keras membuat mereka jatuh. Aku menyerang beberapa prajurit lainnya menggunakan dua tong ini, lima prajurit jatuh, tapi saat aku ingin menyerang lagi, tongnya hancur ditusuk tombak satu penjaga, dia menyerangku membuat tombaknya menggores leherku, tapi untungnya hanya sedikit, aku memukul dadanya saat ada celah, pukulan bertubi-tubi membuatnya jatuh.
Prajurit lain juga jatuh diserang oleh Traki. Tidak ada lagi yang tersisa di ruangan besar ini, ruangan lenggang, menyisahkan kursi di bagian tengah belakang ruang yang megah dan hiasan dinding seperti pot berukir dan lukisan.
"eh, pelayan yang tadi dimana?" tanya Traki.
Sebelum kami menebak kemana pelayan itu terdengar ramai orang turun tangga ke lantai ini dari ruangan di kiri kanan ruangan ini.
"pertarungan kita akan berlanjut."