Jodoh, rezeki, maut, semuanya adalah rahasia Ilaha, yang tidak pernah tahu kapan datang dan pergi. sebagai mahluk hamba, kita hanya bisa menjalankan hidup dengan baik dan tidak lupa untuk bersyukur dengan semua yang sudah di takdirkan untuk hidup kita.
kadang yang menurut kita baik belum tentu baik untuk kita, dan begitu juga sebaliknya!.
Bagaimana kehidupan yang di jalani oleh Vina?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lili Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 04
Keesokan pagi harinya, Vina sudah terbangun sebelum azan berkumandang. walaupun hujan sudah reda tapi rasa dingin yang Vina rasakan tidak pernah berkurang sedikitpun. Sekali-kali Vina mengusap kedua tangan berharap kehangatan datang tapi semua itu hanya sesaat, bahkan Vina sempat menggigil untung saja sekarang sudah baik-baik saja.
"Vina, ayo masuk nak cepat di sini dingin " lamunan Vina buyar saat sang ibu datang dengan wajah sembab, dan Vina menebak sang ibu habis menangis terlalu lama dan semua itu karena ulah nya.
"Maafkan Vina Bu. ibu dan Arga pasti kena marah ayah karena ulah Vina " sesal Vina.
"Tidak nak, tidak apa ayo masuk nanti kau terburu sakit " ajak Ani.
"Tapi Bu, ayah belum memberi izin Vina untuk masuk " cicit Vina.
"Ibu yang mengizinkan mu, ayo masuk cepat masuk kamar " suruh Ani lagi membuat Vina mengangguk.
"Terima kasih Bu, maaf sekali lagi " Cicit Vina.
"Ini kasih terlalu pagi, lanjut tidur lagi " suruh Ani.
"Sudah mau azan subuh Bu, tidak apa biar Vina beres-beres saja, hari ini Vina akan datang ke kampus untuk menyerahkan berkas yang di minta " ucap Vina.
"Tapi nak, kau ingin berangkat naik apa? bukan nya kunci motor di pegang ayah? " tanya Ani khawatir.
"Tidak apa Bu, kasih ada anggukan umum, itu sebabnya Vina harus berangkat awal biar cepat sampai " jelas Vina lagi.
"Kau yakin nak? tapi wajah mu terlihat pucat kau tidak menggigil kan semalam " tebak Ani.
"Tidak Bu, semalam Vina baik-baik saja " bohong Vina tidak ingin menambah kekhawatiran pada sang ibu.
"Syukurlah " ucap Ani bernafas lega.
"Sekarang ibu istirahat biar Vina yang membereskan semuanya " suruh Vina yang tidak bisa di bantah.
Dari membersihkan rumah dan masak untuk sarapan, selesai semuanya Vina langsung membersihkan diri guna bersiap-siap tepat pukul 6 pagi, Vina berangkat jalan kaki untuk keluar gang rumah mereka untuk menunggu angkutan umum di jalan raya.
Untung saja angkutan umum pagi ini sudah beroperasi membuat Vina bernafas lega, setidaknya tidak perlu menunggu lama angkutan umum untuk lewat.
Vina berangkat dengan bekal uang lima puluh ribu untuk ongkos, tanpa menyentuh sarapan yang dia buat. bukan karna alasan Vina tidak sarapan melihat beras sisa sedikit dan jika Vina makan ibu dan adik bisa tidak kenyang, hanya minum air putih dan tidak lupa bekal minum untuk menjanggal perut yang sudah mulai perih dari semalam tidak di sini makan.
"Mbak, mau " lamunan Vina buyar saat seorang wanita menawarkan kue yang dia makan.
"Terima kasih mbak, silahkan " tolak Vina.
"Kakak ini " Vina menolak memberikan dari wanita di samping tapi bocah kecil yang juga sedang mengunyah kue itu mengambil kue yang ada di tangan sang ibu dan menyerahkan pada Vina tanpa penolakan.
"Putri ku tidak menerima penolakan, ambillah " ucap nya membuat Vina dengan terpaksa menerima.
"Terima kasih " ucap Vina.
"Cama-cama " jawabnya.
"Tujuan mana? " tanya mengajak Vina bicara.
"Kampus X mbak " jawab Vina.
"Ih mahasiswa baru " tebaknya.
"Baru mempersiapkan berkas nya mbak " jawab Vina lagi.
"Semangat, sukses untuk mu. kadang kita harus mengorbankan sesuatu yang masa depan kita. dan melihat mu begitu semakin membuat saya yakin kau pasti bahagia kedepannya " ucap nya.
"Aamiin " jawab Vina.
Pembicaraan mereka terus berlanjut sampai mereka harus mengakhiri pembicaraan mereka karena tujuan sudah sampai.
Suasana kampus di mana banyak Mahasiswa baru yang masing-masing sibuk mengurus berkas untuk data diri Mereke, sedangkan Vina yang sampai sejenak duduk di kursi yang di sediakan menormalkan nafas yang merasa ngos-ngosan.
"Hi, baru datang " sapa seseorang berkaca mata.
"Iya, apa kau juga ingin daftar dan mempersiapkan berkasnya ? " tanya Vina.
"Iya, baru saja selesai. oh iya siapa namamu? " tanya lagi.
"Vina, dan kau siapa? " tanya Vina kembali.
"Ayu " jawab wanita berkacamata .
"Sana, daftar biar cepat selesai " suruh ayu lagi.
"Baik " jawab Vina yang langsung mendekat untuk mendaftar diri. dan ayu setia menunggu sampai selesai Vina selesai dan mereka hanya menunggu waktu pengumuman tiba.
"Sudah? " tanya ayu yang di anggukkan kepala oleh Vina sebagai jawaban.
"Setelah ini langsung pulang? " tanya ayu lagi.
"Entahlah, mungkin melihat sekitar " jawab Devi.
Bukan tanpa alasan, setelah kejadian semalam Vina merasa jika dia melakukan kesalahan selanjutnya Vina takut kedua orang akan mengungkit semua pemberian.
"Kau baik-baik saja? " tanya Ayu, entah kenapa dia merasa Vina menyimpan sesuatu tapi apa dia tidak tahu.
"Apa di sekitar sini ada toko atau apapun yang mencari karyawan ? " tanya Vina memberanikan diri membuka Ayu Mendengar itu menautkan kedua alis bingung.
Cari perkejaan? pikir Ayu tapi kenapa malah daftar kuliah? . bukan maksud Ayu untuk lancang tapi bagi Ayu yang semua berkecukupan untuk kerja dan kuliah perlu perjuangan membagi waktu, tenaga dan belum lagi tugas kuliah mereka.
"Beberapa hari yang lalu aku ada lihat salah satu toko tapi tidak tahu sekarang masih cari atau tidak " jawab Ayu..
"Di mana Ayu? apakah jauh dari sini? " tanya Vina begitu berbinar mendengar ada toko yang sedang mencari karyawan.
"Tidak jauh, tapi kalau jalan kaki lumayan membuat berkeringat " canda Ayu lagi . tanpa tahu jika Vina harus jalan kaki ke sana untuk bertanya langsung.
"Ayo biar kita ke toko, kebetulan pemilik toko aku kenal " ajak Ayu.
"Kau duluan saja, dan beritahu alamat biar nanti aku susul " jawab Vina.
"Kau pakai motor kan? " tanya Ayu untuk memastikan.
"Tidak " jawab Vina membuat Ayu terbelalak pasalnya tadi dia hanya bercanda jangan sampai membuat Vina terluka.
"Vin, maafkan aku sungguh aku tidak tahu dan aku hanya bercanda saja " ucap Ayu tidak enak.
"Santai saja Ayu, kau beritahu saja alamat biar aku ke sana sekarang " jawab Vina lagi..
"Mau jalan kaki? " tanya Ayu yang di anggukkan kepala oleh Vina.
"Lebih baik aku antar saja, ayo " ajak Ayu sedikit memaksa.
"Tapi Ayu, aku tidak ingin merepotkan mu " tolak Vina tidak enak.
"Tidak sama sekali, ayo kita ke toko langsung keburu ada yang datang " paksa Ayu lagi.
"Jadi kau datang di antar atau bagaimana ke sini? " tanya Ayu saat mereka sudah mulai meninggalkan area kampus karena urusan sudah selesai.
"Naik angkutan umum " jawab Vina.
Lagi dan lagi ayu terbelalak kaget, angkutan umum ? sedangkan alamat rumah Vina lumayan jauh. jika di tempuh menggunakan sepeda motor bisa 45 menit jika kecepatan motor 60 tapi jika di bawah demikian bisa 1 jam sampai.
"Semangat ya Vina " ucap Ayu yang tidak tahu ingin bicara apa lagi. selain dia salut karena keinginan untuk menuntut membuat Vina tidak pernah mengeluh.
"Terima kasih Ayu " ucap Vina dengan tulus.