Keyra Onellia, seorang putri angkat keluarga Arlott yang kini sudah tak dianggap akibat keluarganya kembali menemukan sang anak kandung. Dari umur 13 tahun, Keyra mulai tersisihkan. Kembalinya Dasya, membuat dirinya tak mendapatkan kasih sayang lagi. Di hancurkan, di kucilkan, di buang dan di rendahkan sudah ia rasakan. Bahkan diakhir hidupnya yang belum mendapatkan kebahagiaan, ia harus dibunuh dengan kejam.
Keyra mengira jika hidupnya telah berakhir. Namun siapa sangka, bukannya ke alam baka, jiwanya malah bertransmigrasi ke tubuh bibinya—adik dari daddy angkatnya.
•••
"Savierra, kau hanya alat yang akan dikorbankan untuk kekasihku. Ku harap kau jaga sikap dan sadar diri akan posisimu!"
Mampukah Savierra yang berjiwa Keyra itu menghadapi tiran kejam, yang sial nya adalah suaminya itu? Takdir benar benar suka bercanda! Apakah Savierra harus mengalami kemarian tragis untuk kedua kalinya? Tidak! Savierra akan berusaha mengubah takdir hid
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sweetstory_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
"Setelah itu, diriku selalu dibantu oleh Cania. Dia yang selalu ada disaat aku menderita. Padahal Cania sendiri juga dalam situasi sulit setelah kabur dari rumah dan menikah dengan seorang pria, 3 tahun setelah aku menikah itu."
Savierra berkaca kaca mendengar cerita dari nyonya Stevanie. Menurutnya, cerita itu sungguh menggambarkan perjuangan sebagai istri yang tak dicintai, bersamaan dengan hidup seorang anak yang tidak diharapkan kehadirannya.
"Lalu... Eh?" lanjut nyonya Stevanie yang terjeda. Beliau melihat sang menantu yang berkaca kaca pun merasa tak tega. "Aihh.. sudahlah. Itu sudah menjadi masalalu ku Savierra. Maka dari itu, jangan sampai hidup mu sama sepertiku," lanjut nyonya Stevanie sembari menggenggam tangan sang menantu.
"Savierra, maaf jika aku egois. Mungkin awalnya kamu tidak mengharapkan menikah dengan orang yang tidak kamu cintai. Dan aku mendengar dulu kamu juga memiliki seorang kekasih, benar?"
Savierra yang mendengar itu tersenyum canggung, 'Ah, aku lupa bahwa Savierra memiliki mantan kekasih~'
"Tidak apa mom. Savierra sudah menerima takdir. Saat ini, saya tidak berhak memilih lagi. Saya hanya memiliki Ryden," ucap Savierra tenang dengan menampilkan senyuman tulus.
Nyonya Stevanie mengangguk pelan, "Maaf, aku juga sudah mendengar kabar itu. Kamu sudah menderita selama ini nak.. Apakah kamu mau mommy bantu untuk mencari orang tua kandungmu?"
Savierra terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Mungkin jika dirinya masih menjadi Keyra, ia masih bisa bertemu orang tuanya. Namun jika Savierra..
"Tidak perlu mom. Sudah 22 tahun, mungkin mereka sudah melupakan Vierra, atau bisa jadi, dulu Savierra memang sengaja di buang.." lirihnya sendu.
Melihat kesedihan Savierra, nyonya Stevanie pun memeluk tubuh Savierra yang terlihat bergetar itu. Mungkin, dia rindu orang tua, pikirnya.
"Tidak perlu selagi Savierra masih bersama kalian. Jika suatu saat Ryden tidak menginginkan Savierra lagi, tolong mommy bimbing dia agar selalu berada di jalan yang benar."
Nyonya Stevanie menggeleng, "Nak, mommy yakin Ryden perlahan akan luluh kepadamu. Ini hanya masalah waktu dan kesabaran..." lirih nyonya Stevanie. Ia merasa bersalah telah membuat Savierra memiliki hidup yang lebih sulit.
Seharusnya sedari awal ia tidak menyatukan keduanya. Sebagai seorang ibu, Stevanie sangat mengenal Ryden—anak yang sedari kecil tumbuh di tangan nya. Ryden yang keras kepala, cerdas dan Ryden yang setia. Namun terkadang karena lingkungan buruk, ia menjadi anak pendendam dan kejam kepada siapapun yang mengusik keluarga kecilnya. Lelaki itu selalu menjadi garda terdepan untuk sang ibu.
Waktu itu, nyonya Stevanie tak setuju dengan keinginan Ryden untuk menikahi Caroline. Karena itu, Ryden menundanya dan perlahan menjauh dari sang ibu. Entah sihir apa yang digunakan Caroline pada Ryden hingga membuatnya tergila gila pada perempuan itu.
Nyonya Stevanie sedikit kecewa terhadap sang putra yang seakan malah memihak kekasihnya dari pada dirinya. Karena ketidak fokusan nya saat mengendarai mobil, nyonya Stevanie mengalami kecelakaan tunggal di sebuah jalanan sepi.
Untung saja, seorang gadis menyelamatkannya yang membuat nyonya Stevanie berhasil di bawa ke rumah sakit tepat waktu. Nyonya Stevanie juga masih ingat, gadis itu yang memarahi Ryden karena tidak becus menjaga seorang ibu. Perempuan itu, dia Savierra.
Savierra memeluk erat nyonya Stevanie, "Mommy saya akan seberusaha semaksimal mungkin untuk meluluhkan hati Ryden. Savierra tidak akan mengecewan anda. Setelah saya menolong anda, dan setelah anda menolong saya dari tragedi pelecehan waktu itu, saya sangat berhutang budi pada anda."
Savierra tersenyum, "Walau pada awalnya saya tidak berharap tentang sebuah pernikahan, namun kedatangan mommy dan Ryden untuk melamar saya waktu itu tidak bisa saya lupakan. Dibalik itu saya senang, karena anda menghancurkan rencana keluarga Arlott yang akan menikahkan saya dengan seorang lelaki tua."
Nyonya Stevanie membelalak, "Oh ya? Waktu itu keluargamu berencana seperti itu? Sungguh kejam sekali," sungutnya kesal.
"Mom.. ini sudah lama sekali.. Kenapa Ryden belum kembali?" celetuk Savierra yang membuat nyonya Stevanie terkejut.
"Benar juga, dimana anak nakal itu!?"
"Aneh. Ke toilet saja lama sekali," keluh Savierra khawatir.
"Aih, sudahlah. Dia adalah seorang pria sejati. Tidak mungkin di culik. Ayo kita lanjutkan makan saja! Mommy sudah memesankan menu dessert special dengan rasa favorit kamu,"
"Wahh, baiklah mom, thank you~"
•••
Sedangkan di sisi Ryden...
Hosh..hosh..hosh..
Ryden terengah engah sembari melayangkan pandangannya ke segala penjuru arah. Kini dirinya berada di luar area restoran.
Berawal dari dirinya yang berada di toilet tadi, ia membasuh muka dan mencuci tangan. Setelah selesai, Ryden keluar toilet dan hendak kembali.
Namun secara tidak sengaja Ryden melihat seseorang yang sangat mencurigakan di dalam restoran. Seorang lelaki dengan pakaian serba hitam, yang seperti tengah mencari orang. Tidak, bukan itu intinya. Ryden melihat sosok itu terlihat seperti seseorang yang sangat di kenalnya!
Tanpa basa basi, Ryden segera berlari hendak memanggil lelaki itu. Namun karena lelaki itu sadar, ia segera berlari menjauhi Ryden yang terus mengejarnya.
"Aku tidak salah lihat bukan? Lelaki itu mirip sekali dengan Arsen. Tapi, Arsen sudah meninggal satu tahun yang lalu, tidak mungkin orang mati bisa hidup kembali kan?"
Ryden berdecak dan mengacak rambutnya kasar, merasa frustasi. Ia segera merogoh ponselnya dan mencari sebuah kontak.
"Halo Zyo.. Aku memintamu untuk berkunjung nanti jam 10 malam. Ada sesuatu yang sangat penting untuk kita cari tahu."
"Ketemu dimana Ryd?"
"Di penthouse blok 29, kota Milan!"
"Kau gila!? Aku sangat malas untuk kesana Ryd! Aku sedang di Lazio—Roma! Dan kau malah menyuruhku ke Lombardy—Milan!?" pekik Zyo kesal.
"Ck, baiklah, via video saja!"
Tutt..
Ryden mematikan telpon dengan cepat sebelum mendengar omelan Zyonel. "Mau tak mau, aku harus menyelidiki hal ini." Ryden menatap awang awang. "Alangkah baiknya jika itu memang kamu, Arsen.."
"Shit! Aku melupakan mommy dan Savierra!"
•••
"Aduhhhh, sakit momm.. maaf!"
Ryden merintih saat telinganya di jewer oleh sang mommy. Dirinya tadi di ceramahi habis habisan karena pergi terlalu lama. Bahkan makanan pun sudah menjadi dingin.
"Salah siapa yang malah memghilang! Mommy dan istrimu sedari tadi menunggu lama, dan kamu baru kembali!?" omel nyonya Stevanie galak membuat Ryden menciut.
"Sudah mom, maaf.. S-savierra tolong hentikan mommy.." rengek Ryden.
Sedangkan di tempatnya, Savierra tertegun tak percaya melihat sisi lain dari seorang tiran yang di takuti oleh banyak orang itu. Ryden.. merengek!?
"Pufftt.."
Telinga Ryden memerah saat Savierra malah menertawakan keadaannya. "Savierra jangan tertawa! Siapa yang mengizinkanmu menertawakanku!?"
Dukkk!!
"Diam! Siapa yang memberimu keberanian membentak menantuku hah?" garang nyonya Stevanie yang membuat Ryden meringis.
"Iya, mom, maaf aku salah!"
"Huh.."
"Sudahlah, ayo pulang saja! Kamu, Ryden! Ikut dengan mommy pulang ke penthouse. Mommy sangat merindukanmu dan menantu,"
Savierra dan Ryden saling berpandangan, lalu mengangguk serempak. "Baiklah mom," kata mereka bersamaan dengan mengecup sekilas pipi nyonya Stevanie.
"Kalian.."
Savierra dan Ryden tersenyum tipis. "Kami sayang mommy."
•••
New York—di sebuah pinggiran kota..
Srakk Srakkk...
"Nioo.." bisik seorang perempuan pada lelaki yang kini bersamanya.
"Hmm"
"Sampai kapan kita bersembunyi disini?" katanya lagi.
"Diamlah dulu Rara. Aku sedang berusaha mematikan cctv terdekat."
Rara, perempuan itu mengangguk kecil sembari melihat sebuah bangunan tua yang sudah sangat usang. Terlihat bahwa bangunan itu tidak hanya berdiri sendiri. Ada beberapa bangunan lain di sekitarnya yang nyaris roboh dan sangat mengerikan jika dilihat malam malam begini.
Rara menatap Nio dengan pandangan yang sulit diartikan. "Nio, apa kamu tidak lelah? 1 jam yang lalu kamu baru saja pulang dari Italia. Kenapa tidak istirahat dulu?"
Nio menggeleng, "Tidak bisa Ra! Semua harus tuntas malam ini. Jika tidak, aku tidak akan memiliki kesempatan lagi."
"Emm, apa karena gedung ini akan di robohkan?"
"Ya. Aku sudah mencari informasi. Lahan ini akan diratakan dan dibuat proyek baru di bawah naungan perusahaan property terbesar nomor dua di negara ini. Apalagi mereka bekerja sama dengan salah satu petinggi Italia."
Nio menggapai bahu Rara. "Maaf Ra.. padahal kita baru mengenal sekitar 1 bulan ini. Namun kamu sudah mau membantuku menyelesaikan masalahku. Maaf jika aku melibatkanmu. Kamu bisa mundur dari misiku ini..."
Rara menggeleng pelan. "Tidak apa apa Nio. Kamu satu satunya teman yang menerima aku apa adanya. Bahkan kamu adalah penyelamatku. Kamu tahu segala masa laluku. Jadi, aku akan membantumu sebisaku. Bukan hanya untuk balas budi, namun juga sebagai sahabatmu, aku tidak akan membiarkanmu sendiri," katanya positif yang membuat Nio tertegun.
Nio menampilkan sederet giginya, tersenyum. Ia menggeleng kecil. "Ah.. Baiklah.. Ayo sahabatku, mari kita eksekusi misi ini!" serunya semangat. Matanya berkobar penuh keseriusan. "Sesuai rencana awal, oke!?"
Rara mengangguk tegas, ia tersenyum smirk. "Baik. Tugas eksekusi, di mulai!"
•••
Hayy para readers.. Sepertinya banyak para pembaca baru yang join membaca novel ini ya..
Pertama tama, saya berterima kasih pada kalian yang mau membaca cerita saya, hingga kalian meminta update.
Kedua, saya berterima kasih atas like dan hadiah yang kalian berikan pada cerita saya. Walau sedikit sedikit pun saya tetap berterima kasih sekali..
Yang terakhir, enjoy membaca ya guys! Tenang saja, walaupun author update nya gak menentu, dua hari sekali atau tiap hari, tapi author akan tetap update kok tenang (。’▽’。)
Dua tiga makan ketan..
Boleh author minta ulasan?