Park Eun-mi, seorang gadis Korea-Indonesia dari keluarga kaya harus menjalani banyak kencan buta karena keinginan keluarganya. Meski demikian tak satupun calon yang sesuai dengan keinginannya.
Rayyan, sahabat sekaligus partner kerjanya di sebuah bakery shop menyabotase kencan buta Eun-mi berikutnya agar menjadi yang terakhir tanpa sepengetahuan Eun-mi. Itu dia lakukan agar dia juga bisa segera menikah.
Bagaimana perjalanan kisah mereka? Apakah Rayyan berhasil membantu Eun-mi, atau ternyata ada rahasia di antara keduanya yang akhirnya membuat mereka terlibat konflik?
Yuk! Simak di novel ini, Kencan Buta Terakhir. Selamat membaca.. 🤓
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAGIAN 21
"Selamat malam semuanya..", Ha-na muncul di ruang tengah dengan wajah sumringah.
"Selamat malam ayah, aku ada berita baik untuk kalian", sambungnya seraya melihat ke arah Ha-joon dan juga isterinya.
Ha-joon mengerutkan dahinya. Tak biasanya kakak perempuannya yang satu ini terlihat gembira seperti itu. Yang sering dia temui adalah wanita penggerutu, tukang omel, dan juga aktris drama rumahan yang tak pernah jelas peran apa yang tengah dilakoninya.
Ha-na kemudian berpaling ke arah Eun-mi dan menghampirinya. Ia lalu duduk di sampingnya dan menggenggam tangan Eun-mi dengan raut bahagia.
"Nyonya Jeong tadi mengabariku. Mereka bilang, Eun-mi dan In-ho sudah sepakat meneruskan perjodohan mereka", ucapnya dengan senyuman yang seperti tak mau pergi dari wajahnya.
Park Dong-sik, kakek Eun-mi kini ikut-ikutan sumringah mendengarnya. Begitu juga isteri Ha-joon yang tak begitu mengerti situasinya. Hanya Ha-joon yang menampakkan senyuman samar seraya menatap keponakannya yang terlihat tak begitu bersemangat. Berbanding jauh dengan bibi dan kakeknya.
"Syukurlah, akhirnya aku bisa lega karena Eun-mi akan segera menikah. Kalau begini, aku benar-benar tak punya penyesalan karena Eun-mi sudah menolak semua calon terdahulu. Keluarga Jeong adalah yang terbaik dari semuanya", ucap Dong-sik dengan anggukan mantap dan senyuman puas di wajahnya.
"Seharusnya aku mengusahakan In-ho dari dulu supaya kau tidak terlalu banyak melakukan kencan buta. Tapi aku tak punya keberanian untuk meminta hal itu pada mereka. Siapa sangka, malah mereka yang mendatangi kita", Ha-na kini malah memeluk Eun-mi seperti merasa bangga dengan keputusannya.
Eun-mi hanya tersenyum tipis, tetapi hatinya merasa tercubit. Sedikit, tapi terasa sakit.
"Baiklah, kukira hal ini pantas dirayakan bukan? Kita juga perlu menyampaikan berita gembira ini pada anggota keluarga besar kita. Dan juga, kini aku bisa menyombong pada Soo-young kalau keluarga kita akan berbesan dengan keluarga Jeong. Kita lihat saja bagaimana reaksinya", ucap Ha-na, menyebut salah satu sepupunya.
"Tentu, kau atur saja semuanya. Aku mempercayakan acara itu padamu", sahut Dong-sik.
Eun-mi hanya bisa menghela nafas untuk meredam emosinya. Dia tak merasakan bahagia sedikitpun. Apakah dia sudah mengambil keputusan yang salah?
Keesokan harinya, Eun-mi yang sedang berada di toko tengah bersiap berangkat ke perusahaan untuk menghadiri meeting penting. Dia memastikan tak ada berkas maupun keperluan lainnya yang tertinggal dalam tas kerjanya. Wina yang sedang pura-pura fokus bekerja, sesekali melirik ke arah Eun-mi yang sejak pagi tadi wajahnya terlihat muram. Hampir tak ada senyum sama sekali yang terlihat di wajahnya.
Karena itu Wina juga menjadi sungkan untuk berbicara apalagi mengobrol hal remeh, kecuali memang perlu mengenai masalah pekerjaan.
"Aku ada meeting, paling cepat selesainya sekitar jam tiga. Nanti kamu pulang duluan aja, gak usah nunggu aku. Takut waktunya molor. Kalau ada yang nyari, kecuali darurat tolong jangan hubungi aku dulu. Oke?", pesan Eun-mi.
"Oke Mbak", sahut Wina.
Eun-mi pun segera berlalu sembari melambai pada Wina.
Wina tak bisa mengabaikan prasangka yang kini ada dalam pikirannya. Mengapa Eun-mi terlihat seperti sedang galau dan tertekan. Ada masalah apa sebenarnya?
"Eun-mi!", seru Rayyan saat ia melintas di dapur.
Eun-mi berpaling ke arahnya dan mendapati seorang lelaki juga tengah berdiri di samping Rayyan.
Rayyan dan lelaki itu kemudian menghampirinya.
"Kenalkan, ini David Cheung. Dia dari Singapura, teman satu angkatanku dulu", terang Rayyan.
"Selamat siang Nona Park. Senang bertemu anda", ucapnya sopan dengan sedikit menunduk.
Eun-mi membalasnya dan tersenyum tipis.
"Dia chef yang aku bilang kemarin. Mulai besok dia akan bekerja bersamaku sebelum mengambil alih semua tugasku", ucap Rayyan.
Eun-mi mengangguk, namun terlihat wajahnya sedikit kesal mendengar ucapan Rayyan.
"Baiklah. Selamat bergabung, semoga kau betah bekerja di sini. Maaf, aku harus pergi sekarang, ada meeting yang harus kuhadiri. Tapi kukira Rayyan sudah lebih dari cukup untuk mendampingimu mengenal tempat dan orang-orang yang ada di sini", sahut Eun-mi.
"Tentu saja, kau tidak perlu khawatir. Lagipula David orang yang sangat supel. Kujamin tak perlu waktu lama untuknya bisa akrab dengan semua orang di sini", puji Rayyan sambil menepuk punggung David.
David hanya tersenyum lebar.
"Kalau begitu, aku permisi dulu. Sampai jumpa. Assalamualaikum", ucap Eun-mi sedikit membungkuk.
Rayyan membalas salamnya kemudian menatap kepergian Eun-mi hingga menghilang dari balik pintu keluar.
"Akhirnya aku bisa melihat langsung wanita itu", ucap David, kemudian melirik Rayyan.
Rayyan hanya terkekeh, kemudian menjauh dari David menuju ke lantai dua.
"Woi, ayo!", ajaknya pada David.
David segera menyusulnya dengan berlari kecil.
Mereka kemudian duduk di kursi makan. Untuk beberapa menit, mereka asyik membahas hal-hal dasar terkait toko, sistem kerja dan juga produk yang dijual. David menyimak setiap penjelasan Rayyan dengan serius. Sesekali dia bertanya, namun lebih banyak mengangguk karena memang Rayyan menjelaskannya dengan cukup detail dan mudah ia mengerti.
"Mulai besok kau sudah bekerja di sini. Dan malam ini, bawa semua barang-barangmu kemari. Kita akan berbagi tempat tinggal. Itupun cuma sementara, karena selanjutnya kau yang akan mengambil alih semuanya", ucap Rayyan.