zahrana atau zahra nadhifa , di dunia maya ia adalah seorang penulis novel daring yg cukup terkenal namun di dunia nyata ia adalah istri seorang ceo perusahaan terkenal zayn aditya alfatih .
terlahir dari anak pembantu tiga tahun zahra diperlakukan layaknya asisten rumah tangga, namun setelah tiga tahun pernikahan ia kembali bertemu dengan cinta pertamanya nathan arfansyah seorang dokter bedah.
zahra juga dekat dengan erik sepupu zayn lalu bagaimana kah kisah mereka berempat.
akankah zahra menemukan cintanya sesuai dengan kisah novel yang ditulisnya ? juga akankah ia bercerai dengan zayn atau justru tumbuh benih cinta ? lalu bagaimana dengan nathan dn erik?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saingan muncul lagi.
Zahra berseru heboh setelah mendapatkan tranferan dari zayn yang jumlah nya ratusan juta , namun seketika wajahnya senangnya memudar mengingat ibu mertuanya itu orang pelit.
Namun ia meyakinkan dirinya bahwa zayn sendiri yang mentransfer dan uang itu adalah hasil kerja kerasnya selama tiga tahun, masa bodoh apa yang dilakukan ibunya zayn nanti yang penting sekarang ia butuh uang untuk sekolah adiknya.
Sedangkan zayn yang berdiri sambil tersenyum dibalik pintu kamar ijahnya mendengar bagaimana zahra begitu senang mendapatkan gajinya, mungkin ini lebih baik dari pada kartu blak yang dikasihnya tapi tak pernah zahra sentuh.
" tuan sedang apa ?" tanya bi ima saat mendapati zayn tengah tersenyum menatap pintu kamar zahra.
" oh eh... Tidak apa apa " ujar zayn terlihat gugup lalu beranjak pergi meninggalkan tempat itu.
" saya tahu tuan menyukai zahra tapi gengsinya terlalu gede, dasar orang kaya !" ujar bi ima setelah zayn tak lagi terlihat.
...****************...
Esok harinya ...
Zahra seperti biasa melayani tuannya dengan baik , namun dengan senyuman menawan yang terlukis dibibirnya.
Zayn yang paham pun sangat menikmati senyuman itu , ia terus memandangi wajah cantik nan alami tanpa polesan make up itu.
" hari ini mau ke rumah ibu juga ?" tanya zayn berharap zahra mengajaknya kan zahra udah gajian.
" iya " jawabnya singkat tanpa menatap dan terus berjibaku pada dasi di leher tuannya.
Zayn terus mengamati wajah zahra menunggu nya mengatakan sebuah ajakan namun sampai dasi terikat rapi tak satupun ajakan itu keluar.
Bahkan setelah jas melekat ditubuh zayn ucapan yang ditunggunya tak keluar dari bibir wanita itu.
" sudah selesai silahkan tuan kita pergi sarapan " ucap zahra meraih tas koper yang sering dibawa zayn untuk bekerja.
Sedangkan zayn pundaknya langsung merosot apa yang diharapkannya tak sesuai ekpektasinya, semangat yang ia tumbuhkan seketika hancur terkeping keping.
Seperti sebuah film bagus yang ia produksi namun feedback penonton anjlok seketika tanpa alasan jelas, mau minta bintang lima malah dapat ejekan seperti itulah umpamanya.
Mereka sarapan dengan tenang di meja makan namun ada sesuatu yang aneh dengan tuannya, sesekali zayn menggerutu makanannya terlalu manis dan terlalu asin namun saat zahra mencicipinya rasanya pas.
" kamu mau minta dikawin in kenapa masakannya terlalu asin " gerutu zayn sambil menunjuk ke arah masakan dengan nada dingin dan galaknya.
" enak ko pas banget tuan " ucap zahra sambil mencicipi makanan yang ditunjuk zayn.
" itu terlalu asin " ujarnya sambil menghempaskan sendok dan garpu secara bersamaan dengan kasar.
Zahra terkejut ia pun menyuruh bi ima dan asisten lain untuk mencicipi semua masakannya, namun menurut mereka rasanya enak dan pas lalu ada apa dengan zayn yang mulai ke setelan awal.
" kata mereka enak ko , jangan jangan lidah tuan saja yang keasinan dan kemanisan " gerutu zahra dengan wajah kesal.
" memangnya kamu tahu rasa lidah saya " tanya zayn membuat wanita itu menciut yang seketika itu mengingat kejadian di kediaman aditya pesta itu.
Zahra mengangguk sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
" kan waktu dirumah neneknya tuan waktu itu " sahut zahra dengan polosnya sembari menunduk dan menepuk nepukkan dua jari telunjuknya.
Perkataan ijahnya membuat zayn mengingat ciuman live di kediaman kelurga besarnya, namun ia mengalihkannya lalu mengibas ngibaskan telapak tangan dilehernya.
" bi ima apa ac nya tak menyala kenapa terasa panas " gerutu zayn yang mulai gugup.
"ac nya full menyala tuan" zahra yang menyahutnya sedangkan bi ima tersenyum senyum saja melihat tingkah pasutri itu.
Yang laki gengsi yang cewek polos dan gak peka, cocok juga untuk jadi pasangan suami istri fikir kepala asisten itu.
" ya su sudah saya berangkat " ujar zayn tergagap yang akhirnya langsung beranjak pergi disusul zahra.
Zahra melihat wajah zayn yang merona baru kali ini ia melihat pipi zayn seperti itu, wanita itu berfikir zayn sakit karena sikapnya hari ini sangat aneh padahal semalam dia begitu hangat.
" apa tuan sakit ?" tanya zahra saa mereka tengah menunggu mobil zayn datang.
" tidak kenapa ?" ucap zayn tanpa menoleh dan memalingkan wajahnya setiap ijahnya memandang ke arah wajahnya.
" pipi tuan memerah saya fikir tuan alergi makanan lagi " ucap zahra yang entah kenapa membuat lelaki itu kesal.
" ijah cukup saya tak selemah itu, jangan kamu fikir saya alergi makanan yang lainnya juga jangan sok tahu dan jangan sok perhatian" bentaknya sembari menunjuk nunjuk jarinya ke arah zahra dengan sikap dinginnya.
Zahra terpaku dan menundukan wajahnya benarkan tuannya sudah kembali ke setelan galak dan dingin, seharusnya dia tak banyak bertanya bisa ngamuk nanti fikirnya.
Setelah mobil datang penjaga itu turun dan zayn meraih paksa tasnya yang dipegang zahra lalu mengambil alih mobilnya , lelaki itu bahkan menutup pintu mobilnya dengan kasar membuat zahra tersentak dan semakin takut melihat ke arahnya.
...****************...
Seorang laki laki berjalan di keramaian bandara, dengan langkah tegap sembari mengerek kopernya ia berlalu melewati para wanita yang tengah menjemput sanak keluarganya.
Saat kacamata hitam yang menempel di wajahnya ia buka para wanita itu langsung terpesona dengan ketampanannya .
Dia pun melirik kesana kemari hendak mencari orang yang menjemputnya, bibir nya tersenyum kala melihat orang yang dicarinya mendekat ke arahnya.
" pak erik mari ikut saya " ucap seorang laki laki paruh baya sembari mengambil alih kopernya.
Mereka pun berjalan beriringan menuju mobil yang sudah supir itu parkir, setelah sampai erik masuk ke dalam mobil bagian belakang sementara supirnya memasukkan koper ke dalam bagasi mobil lalu berjalan ke arah kemudi.
" bagaimana keadaan nenek " tanya erik setelah mobil itu melaju di jalanan bandara.
" baik tuan " sahut supir tersebut sembari menatap jalanan.
" kalo zahra bagaimana ? Apa dia sudah bunting ?" tanya erik sambil tersenyum.
" belum tuan mungkin masih berusaha " jawab supir itu.
' berusaha ! Bagaimana mau punya anak jika tidur saja terpisah' gumamnya dalam hati sembari menertawakan pasutri itu.
Erik tahu betul bagaimana abang sepupunya dengan iparnya itu sama sama gak ada minat untuk berumah tangga.
Dari kejauhan memang kebahagiaan menyelimuti rumah tangga sepupunya itu namun dari dekat erik tahu mereka sama sama tak ada rasa atau bisa disebut dengan cinta.
...****************...
Disisi lain zahra tengah membantu ibunya yang berjualan gado gado lagi, tepat didepan rumahnya zahra melayani para pembeli yang makan langsung ditempat.
Setelah warung mereka mulai sepi , ibu dan anak itu duduk sambil berbincang dan saat itu pun zahra mengatakan sudah melunasi uang sekolah dika sampai semester akhir.
" bener nak " ucap sang ibu terkejut sekaligus bersyukur mendengar ucapan anak sulungnya.
" iya bu alhamdulillah ada rejeki " ucap zahra pada sang ibu.
" ibu senang, beruntung walaupun kamu sudah menikah dengan tuan zayn setidaknya kamu masih bisa bekerja jadi penulis daring" ucap ibunya sambil bersyukur dan mengusapnya pada wajah tuannya itu.
Zahra tak bilang bahwa ia mendapatkan uang itu dari zayn karena takut ibunya menolak, meski itu adalah hasil kerjanya selama tiga tahun.
...****************...
Sementara di tempat lain erik disambut hangat oleh nenek tati yang begitu antusias cucu dari anak keduanya akhirnya pulang kerumah setelah dua tahun lamanya di negri paman sam.
Erik melihat ke sekitar rumah keluarga besar aditya namun tampak sepi dan sunyi yang terfikir olehnya, hanya ada neneknya yang ada di rumah.
" dimana ijah ?" pertanyaan pertama itu yang dia lontarkan didepan neneknya.
" kamu tak kangen nenek mu yang ditanya kok malah zahra" ujar nenek tati sembari menggelengkan kepalanya.
Mereka pun duduk berdampingan di sofa panjang sembari saling menggenggam tangan.
" zayn sudah punya rumah sendiri jadi sudah pasti dia berada dirumah nya " ujar nenek tua yang masih terlihat segar itu.
Erik mengangguk pelan " begitu, pantas rumahnya sepi " ujarnya terdengar kecewa.
Padahal ia ingin memberi kejutan pada wanita itu sayang nya sudah pindah rumah, pesan yang dikirimnya beberapa hari lalu pun tak dibalas sama sekali membuatnya tambah kecewa.
" er jangan lupa zahra itu ipar mu jangan ada perasaan itu lagi , seharusnya kamu sudah bisa menerimanya sebagai iparmu" ucap nenek tati memberikan peringatan.