NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta CEO Duda

Mengejar Cinta CEO Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / CEO / Diam-Diam Cinta
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: triani

Alya, gadis miskin yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas harus bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya tertarik saat menerima tawaran menjadi seorang baby sister dengan gaji yang menurutnya cukup besar. Tapi hal yang tidak terduga, ternyata ia akan menjadi baby sister seorang anak 6 tahun dari CEO terkenal. kerumitan pun mulai terjadi saat sang CEO memberinya tawaran untuk menjadi pasangannya di depan publik. Bagaimanakah kisah cinta mereka? Apa kerumitan itu akan segera berlalu atau akan semakin rumit saat mantan istri sang CEO kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon triani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10, makan malam yang menegangkan

Hari ini, Alya merasa cukup yakin untuk membicarakan tentang gosip itu pada Aditya, berharap bisa menemukan cara terbaik untuk mengatasi gosip itu agar Tidka mempengaruhi Tara. Meskipun ia sudah cukup lama tinggal di rumah Aditya, hubungan mereka—antara dirinya dan Aditya—masih terasa seperti dua dunia yang terpisah. Ada jarak yang sangat terasa, meskipun mereka berada dalam satu rumah. Aditya dengan sikap dinginnya selalu menghindari percakapan membuatnya sulit untuk mengkomunikasikan banyak hal.

“Lagi pula Tara juga butuh lebih banyak perhatian dari Ayahnya. Mungkin jika aku bisa sedikit lebih memahami tuan Aditya, aku bisa membantu Tara dengan lebih baik." ucapnya begitu yakin.

" Tapi... dia selalu bersikap dingin, bahkan saat aku mencoba berbicara dia selalu menanggapinya dengan diam dan dingin. Apa yang harus kulakukan sekarang?" gumamnya mulai bingung seolah tekatnya yang tadi menguap begitu saja.

Alya tahu bahwa Aditya bukanlah pria yang mudah dibaca. Di luar, dia adalah sosok CEO yang sukses dan terhormat, namun di dalam rumah, dia seperti orang yang selalu menjaga jarak, tidak pernah menunjukkan sisi kelembutannya. Alya merasa bahwa dia bisa membantu, terutama untuk Tara, tapi tidak tahu bagaimana cara mendekati Aditya.

Ya ampun ...., aku harus berusaha ...., gumamnya dalam hati. Ia sudah berdiri di depan ruang kerja yang tidak tertutup sempurna itu.

Terlihat Aditya yang sedang duduk di ruang kerja, mengetik dengan cepat di laptop. Suara ketukan tombol keyboard yang cepat semakin menambah kesan dingin yang ada di ruangan itu.

Alya dengan hati-hati mengetuk pintu membuat suara ketikan itu berhenti membuat jantung Alya seperti mau keluar dari tempatnya,

"Masuk," suara Barito itu sudah cukup membuat adrenalin Alya terpacu begitu besar. meskipun begitu ia sudah bertekad untuk berbicara pada Aditya. Ia pun perlahan masuk dan berdiri tepat di depan meja kerja Aditya.

Aditya mengerutkan keningnya saat melihat Alya hanya diam bahkan ia tidak membawa apapun di tanganya, "Ada apa?"

Deg

Jantung Alya mulai tidak aman, Enggak, aku harus bicara .... batin Alya dengan cepat. Ia pun mencoba memulai percakapan, "tuan Aditya, aku... ingin bicara sebentar, jika tidak mengganggu."

"Keberadaanmu di sini sudah cukup menggangu." ucap Aditya dingin seketika membuat nyali Alya menguap hilang entah kemana. Tangan dan kaki Alya sudah mulai sulit untuk di kendalikan, untung saja ia tidak sampai buang air kecil di celana.

Aditya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop, suaranya datar, "Apa yang ingin kamu bicarakan?"

Hahhhhh ....., Alya seperti mendapat oasis di tengah Padang gurun.

"Tentang Tara...,"

Mendengar nama Tara, Aditya sedikit merespon dengan serius ucapan Alya membangkitkan sedikit kekuatan didiri Alya, "Aku tahu tuan Aditya sangat sibuk, tapi mungkin ada beberapa hal akhir-akhir ini mempengaruhi Tara terutama tentang gosip yang tengah beredar. Aku pikir Tara butuh perhatian lebih dari tuan."

Aditya terdiam sejenak, lalu menghela napas, "Tara bukanlah anak yang mudah. Tapi, kamu sudah cukup lama bekerja di sini. Kamu tahu apa yang harus dilakukan."

Alya terlihat sedikit kecewa dengan jawaban Aditya yang singkat, tapi mencoba untuk lebih terbuka, "Mungkin aku tahu, tapi... terkadang aku merasa seperti dia lebih membutuhkan tuan Aditya. Dia sering terlihat kesepian meskipun dikelilingi banyak orang."

Aditya kembali menatap laptopnya, suaranya tetap dingin, "Kamu tidak perlu mengkhawatirkan itu. Itu bukan urusanmu."

Alya diam sejenak, merasa sedikit terluka, tapi tetap mencoba, "Aku hanya ingin memastikan bahwa Tara merasa nyaman. Aku tidak ingin dia merasa ditinggalkan."

Aditya akhirnya kembali berhenti mengetik dan menatap Alya dengan tatapan kosong, "Kamu tidak perlu merasa bertanggung jawab atas perasaan Tara. Tugasmu hanya menjaga Tara dengan baik. Dan soal gosip itu, kamu jangan khawatir, semuanya sudah diurus."

Alya menurunkan pandangannya sejenak, merasakan dinginnya respon Aditya, tapi tetap berbicara dengan setengah keberaniannya, "Tapi tuan Aditya, terkadang anak-anak butuh lebih dari sekadar kehadiran fisik. Mereka butuh perhatian, pemahaman. Aku tahu tuan sibuk, tapi mungkin, hanya mungkin... tuan bisa memberikan sedikit lebih banyak waktu untuknya."

Aditya tersenyum sinis, tidak menganggap serius perkataan Alya, "Aku tahu bagaimana cara mengurus Tara. Jangan khawatirkan hal itu."

Alya semakin merasa frustasi dengan sikapnya, tapi mencoba menahan emosinya, "Aku tidak ingin menyalahkan cara tuan mengasuh Tara. Aku hanya mencoba membantu, itu pun jika tuan setuju."

"Aku menghargai usaha kamu, tapi ini bukan masalah yang bisa diselesaikan dengan sekedar bantuan. Itu urusanku." ucap Aditya dengan nada yang lebih tegas, mengakhiri percakapan.

Alya mengangguk pelan, mencoba menahan rasa kecewa di dalam hati, "Baiklah... aku mengerti."

“Dia benar-benar batu es. Rasanya sulit sekali untuk mendekatinya, apalagi kalau dia terus bersikap seperti itu. Tapi... aku tidak bisa menyerah begitu saja. Tara butuh seseorang yang peduli, dan aku tidak akan berhenti berusaha, meskipun tuan Aditya tidak mau terbuka.” batin Alya kesal.

Alya merasa sedikit kecewa setelah percakapan tersebut. Meskipun ia mencoba untuk lebih memahami Aditya, sepertinya pria itu tidak ingin membuka dirinya. Alya kembali ke kamar, memikirkan bagaimana ia bisa membantu Tara lebih baik lagi. Ia tahu, meskipun Aditya tidak membantunya, ia tetap harus melakukan yang terbaik untuk anak perempuan itu.

Tara adalah anak yang cerdas dan peka, dan Alya bisa melihat betapa dia berjuang untuk mendapatkan perhatian dari ayahnya. Seolah-olah ada dinding tak kasat mata yang memisahkan mereka, dan Alya merasa ingin membantu meruntuhkan dinding itu, meskipun harus melalui jalan yang terjal. Tapi, satu hal yang Alya tahu pasti—terlepas dari sikap dingin Aditya, ia tidak akan berhenti berusaha untuk Tara.

****

Malam ini, suasana makan malam terasa lebih hangat dari biasanya, meskipun masih ada ketegangan yang tampak jelas di antara Aditya dan Tara. Alya duduk di meja makan bersama mereka, menyadari bahwa suasana itu sedikit berbeda dari sebelumnya. Tara yang biasanya diam dan menjaga jarak, kali ini tampak lebih ceria, bahkan lebih bersemangat. Aditya, yang duduk di ujung meja, hanya sesekali melirik anaknya dengan ekspresi yang sulit dibaca.

Alya mencoba berbicara ringan untuk mencairkan suasana, dengan harapan bisa membuat Tara merasa lebih nyaman, sekaligus memberi ruang agar Aditya melihat ada perubahan kecil pada anaknya.

"Tara, kamu suka makan apa saja selain spaghetti ini?" tanya Alya sambil menyuapkan makanan ke mulutnya sendiri.

Tara menyeringai lebar, "Aku suka makan banyak hal. Tapi, kalau Ayah yang masak, aku lebih suka masakan yang pedas." tapi segera senyum Tara surut di akhir kalimat, "Tapi itu sudah lama sekali." ucapnya lirih.

Aku menyadarinya, ia mulai berpikir bagaimana mencairkan Kemabli hari Tara, "Benarkah, aku juga suka pedas."

Tara mengerutkan keningnya, "Kamu bisa masak makanan pedas?"

Alya tertawa kecil, "Hmm, aku bisa, tapi mungkin tidak sepedas yang kamu mau."

Aditya menatap Alya sejenak sebelum melanjutkan makan, kemudian berkomentar dengan suara datar, "Tara tidak boleh makan terlalu pedas. Kamu hanya perlu tahu apa yang dia suka."

Tara menarik napas kecewa, kemudian menatap Aditya dengan tatapan serius, "Aku suka makanan pedas, Ayah. Alya juga tahu itu!"

Aditya mencoba tetap tenang, meski sedikit terganggu, "Tara, kamu tidak boleh makan makanan pedas, dan jangan membuat masalah kecil menjadi besar."

"Tapi Alya selalu tahu apa yang aku suka. Kenapa Ayah tidak pernah tahu?" Ucap Tara tegas, namun dengan nada yang lebih lembut, memandang Alya

Alya terkejut, berusaha mencari jalan tengah, "Tara, ayah bukannya tidak tahu, tapi memang ayah tidak ingin Tara makan pedas, kalau Tara sakit perut nanti ayah yang khawatir, kan?"

"Bagus kan kalau Tara sakit, ayah jadi perhatian." ucap Tara dengan nada kesal.

Aditya sedikit terkejut dengan pernyataan Tara, "Tara..." menghela napas, memalingkan wajah, "Ayah punya banyak pekerjaan, tidak hanya untuk memperhatikan mu terus tapi ayah akan mencoba untuk memperbaikinya." ucapnya dengan nada kesal.

Tara mengangkat dagunya dan menatap ayahnya, "Aku ingin lebih banyak waktu denganmu, ayah. Bukan diperbaiki dengan memberiku fasilitas mahal." ucapnya dengan tegas.kemudian, tanpa mempedulikan reaksinya, beralih ke Alya, "Alya, kamu tahu itu, kan?"

Alya melihat interaksi mereka dengan cermat, berusaha tidak menginterupsi, namun dalam hati merasa hangat mendengar kejujuran Tara, "Aku tahu, Tara. Aku tahu kamu butuh Ayah. Kita semua butuh waktu untuk itu."

Aditya memandang Tara dengan tatapan yang sulit dipahami, "Kita akan bicara nanti, Tara."

Tara dengan wajah serius namun penuh harapan, "Aku harap nanti, Ayah."

Tara kembali mengalihkan pandangannya dari Aditya dan menatap Alya dengan senyuman kecil. Meskipun ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan, Alya merasa sedikit lega. Tara mungkin masih merasa kesepian, tetapi Alya melihat ada sedikit kebahagiaan di wajahnya.

Aditya, di sisi lain, hanya terdiam. Meskipun sikap dingin dan ketegasannya tidak berubah, dia bisa merasakan perbedaan dalam sikap Tara. Mungkin, hanya mungkin, ada sesuatu yang berbeda dengan hubungan mereka sejak Alya hadir. Tidak, bukan berarti hubungan itu langsung berubah, tetapi Tara mulai menunjukkan sisi lembutnya lagi, yang sudah lama terkubur di bawah lapisan kebekuan.

“Tara... mungkin aku sudah terlalu lama mengabaikan perasaannya. mungkin benar aku harus lebih banyak meluangkan waktu untuknya." batin Aditya.

Aditya menundukkan kepalanya sejenak, mencoba menenangkan pikirannya. Meski sikap dinginnya masih mendominasi, di dalam hatinya, ada sedikit perubahan yang mulai terasa.

“Aku tidak tahu apa yang ada dalam pikiran Aditya sekarang. Aku hanya berharap dia bisa memberi sedikit lebih banyak perhatian pada Tara." batin Alya.

Alya menghela napas dan melanjutkan makan malam bersama mereka, meskipun perasaannya campur aduk. Ada rasa bahagia, tetapi juga kekhawatiran yang datang bersamaan. Tara semakin terbuka, tapi itu juga berarti Aditya harus berusaha lebih keras untuk membangun kembali hubungan dengan anak perempuannya.

Bersambung

Happy reading

1
yuning
ada yang mencair
Tri Ani: tapi bukan es, apa tuhhhh😁
total 1 replies
yuning
aku ikutan menghangat
yuning
waalaikumsalam,sama sama Thor
Nursina
seru lanjutkan
Entin Fatkurina
so aweet
Tri Ani: makacihhhhhh
total 1 replies
yuning
calon istri idaman
yuning
menjadikan Alya istrimu solusinya
SRI JARWATI
Mama alya ....uuh pasti happy banget si tara , mwmiliki mama pengganti yg lpsmuh kasih sayang
SRI JARWATI
Semengat Tara , kamu memang anak yg cerdas.
SRI JARWATI
Bagus banget ceritanya, aqu suka
SRI JARWATI
Dasar manusia es , nyebelin
SRI JARWATI
Jangan menyerah alya , kamu pasti bisa mencairkan manusia dingin itu , semangat
SRI JARWATI
Terus semangat alya
SRI JARWATI
Semangat alya , kamu bisa
SRI JARWATI
Tuan CEO nya dingin banget ya , iihh serem
SRI JARWATI
Ceritanya bagus , selalu bikin penasaran dan menambah wawasan bagi yg belum berpengalaman
SRI JARWATI
Bagus banget cara merayunya /Good/
yuning
sarangheo
yuning
Alya calon ibu dari anak anak kamu
yuning
mulai jatuh hati
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!