Cerita ini untuk fatcat dengan happy ending
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Sepanjang perjalanan Nathan mengantar pulang Meyra dirinya dibuat berdebar-debar. Bagaimana tidak, tanpa aba-aba gadis manis nan imut itu melingkarkan tangannya di pinggangnya. Untung saja Nathan tidak oleng membawa motornya walau sempat terkejut dengan perilaku gadis tersebut.
Meyra sendiri sepanjang perjalanan tak bisa berhenti untuk tersenyum. Rasanya benar-benar membahagiakan bisa berboncengan dengan orang yang kita suka. Ingin Meyra menghentikan waktu sejenak agar momen manis ini tidak cepat berlalu. Terlebih dia bisa memeluk Nathan erat. Cowok itu memang sempat kaget saat ia memeluknya. Namun, tak ada penolakan dari Nathan yang menyuruh untuk melepaskan pelukan tersebut.
"Athan"
"Ada apa ?"
"Mampir yuk ke kedai ramen, aku laper." ajak Meyra yang untungnya disetujui oleh Nathan.
"Yey, akhirnya ada alasan biar bisa lebih lama bareng Nathan." batin Meyra begitu senang.
*
Mereka berdua menunggu pesanannya diantarkan sembari berbincang-bincang.
"Athan kamu anak bungsu kan ?" Meyra bertanya, membuka percakapan diantara keduanya.
"Kok kamu tau ?" Nathan balik bertanya dengan alis mengerut seolah heran kenapa gadis didepannya ini bisa tau tentang dirinya.
"Karena aku peramal hehehe" Meyra malah menjawabnya dengan candaan.
"Serius Meyra, kenapa kamu bisa tau beberapa hal tentangku ?" tanya Nathan yang sudah sangat penasaran.
"Kalo aku jujur aku emang cari tau tentang kamu gimana ?" kini Meyra ikut membalas pertanyaan Nathan dengan serius.
"Kenapa kamu cari tau tentang aku ? Gak ada yang menarik dari kehidupanku."
"Kalo aku bilang aku suka kamu gimana ?"
"Bohong" Nathan tak percaya mendengarnya.
"Beneran Athan, aku suka kamu. Makanya aku cari tau semua tentang kamu." Meyra mencoba meyakinkan Nathan dengan mimik wajah serius, bahwa memang perasaannya untuk Nathan benar-benar nyata. Bukan sekedar lelucon.
"Kamu suka aku dari mananya coba ? Aku gak menarik sama sekali dan gak ada hal bagus yang bisa kamu sukai dari aku. Kita juga belum pernah ketemu, jadi bagaimana bisa kamu bilang kamu suka aku." jelas Nathan. Dia memberikan alasannya bahwa yang dikatakan Meyra tadi tidak masuk di logikanya.
"Untuk sekarang, aku belum bisa jelasin. Tapi suatu saat nanti aku bakalan cerita semuanya ke kamu." bagaimana mau menjelaskan kalo dirinya mulai menyukai Nathan berawal dari sebuah mimpi. Mana mungkin cowok itu akan percaya. Mungkin suatu saat nanti, saat Nathan dan dirinya sudah menjalin hubungan dirinya akan memberitahukannya.
"Kamu aneh, dan gak bisa aku mengerti." ujar Nathan yang diangguki oleh Meyra. Gadis itu paham dengan respon yang diberikan Nathan barusan, dan itu sangat wajar. Bila diposisi Nathan dia juga akan seperti itu. Masa ada orang tiba-tiba menyukai kita tapi belum pernah bertemu sebelumnya dan anehnya juga tau beberapa hal tentang diri kita. Pasti sangat aneh kan, and kinda creepy.
"Gak apa-apa kamu mau anggap aku aneh atau apapun itu, yang pasti gak akan ngerubah rasa suka aku ke kamu."
"Ini pesanannya, silahkan." pesanan pun akhirnya datang, menjadi penutup perbincangan keduanya. Karena setelah itu mereka berdua makan dan sibuk dengan pikiran masing-masing.
...🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀...
"Meyra" pertama kalinya Nathan memanggil Meyra duluan, sontak saja membuat kedua sudut bibir gadis itu terangkat ke atas.
Keduanya kini sudah sampai di depan rumah Meyra. Untung saja di rumah sepi jadi tidak membuat kehebohan saat dirinya diantar pulang oleh seorang cowok.
"Iya Athan, kenapa ?"
"Aku gak bisa"
"Gak bisa apa Athan ?"
"Gak bisa balas perasaan kamu yang tiba-tiba itu."
"Gak apa-apa Athan santai aja. Tapi alasan kamu bilang gak bisa balas perasaanku karena belum percaya sama aku kan ? Bukan karena kamu udah suka sama orang lain ?" tanya Meyra dengan hati gelisah saat menanyakannya.
"Iya betul" mendengar jawaban Nathan barusan, seketika membuat Meyra merasa lega.
"Kasih aku kesempatan ya Athan buat buktiin kalo perasaan aku ke kamu tuh beneran. Kasih aku waktu tujuh bulan, selama itu aku akan buktiin ke kamu. Dan kalo memang setelah perjuangan aku dapetin hati kamu selama tujuh bulan nggak berhasil, aku gak bakal ganggu kamu lagi. Boleh kan Athan ?" ini pertama kalinya Meyra mendekati dan memperjuangkan seorang cowok seperti ini. Benar-benar hal yang bersejarah. Biasanya para cowok yang selalu mendekatinya duluan. Kalo dipikir-pikir peran Meyra dan Nathan kini seperti terbalik hahaha. Tapi tidak apa-apa. Demi Nathan, dan kebahagiannya apapun akan ia lakukan.
"Iya boleh Meyra" Nathan mengangguk mengiyakan, membuat Meyra tersenyum senang.
"Makasih ya Athan. Makasih juga udah mau anterin aku pulang, terus mau aku ajak mampir juga tadi hehehe."
"Iya Meyra sama-sama. Kalo gitu aku pulang dulu ya." pamit Nathan
"Iya Athan, hati-hati dijalan." Meyra melambaikan tangannya pada Nathan.
*
"Gimana tadi pulang bareng sama Nathan ?" tanya Sera pada Meyra. Keduanya kini tengah berbincang-bincang lewat handphone.
"Pastinya menyenangkan dong. Kamu sendiri gimana tadi sama Gale ?" Meyra balik bertanya pada Sera dan gadis itu bukannya menjawab malah cekikikan seperti kunti.
"Sera, kamu gak lagi kesurupan mbak kun kan ?"
"Enak aja lo kalo ngomong." seketika tawa Sera terhenti.
"Lagian... Kamu ketawanya gitu banget, mirip kunti tau."
"Sembarangan. Tadi tuh gue seneng pake banget. Gale walaupun dingin tapi ada manis-manisnya Mey. Aaaaa....." teriak Sera tiba-tiba, membuat Meyra menjauhkan handphone nya dari telinganya.
"Duh Sera jangan teriak-teriak"
"Maaf hehehe" cengirnya
"Emang dingin tapi ada manis-manisnya tuh gimana ?"
"Dia kan emang gak banyak omong ya, tapi ada suatu kejadian yang bikin dia jadi manis banget."
"Apaan tuh Sera ?" tanya Meyra penasaran.
"Dia kan gue ajak mampir ke cafe. Nah terus pas gue makannya belepotan, dia usapin dong pake jarinya langsung. So sweet banget gak si." Sera sendiri sudah menggigiti gulingnya setelah menceritakan hal tersebut pada Meyra.
"Oh, begitu ceritanya. Cie cie Sera falling in love nih. Ntar kalo udah jadian jangan lupa ya pajaknya hahaha." pinta Meyra yang langsung disetujui oleh Sera.
"Siap Mey. Mau tas Dior ? Channel ? YSL ? Celine ? Louis Vouitton ? Gucci ? Gass..." Sera menawarkan barang yang akan diberikan pada Meyra sebagai pajak jadiannya nanti, bila jadi.
"Wah... Seriusan ini Sera ?" tanya Meyra dengan mata berbinar membayangkannya.
"Iya Mey mey ku sayang. Tapi pilih satu aja, jangan semuanya."
"Hahaha oke oke" sontak Meyra tertawa mendengarnya. Ia kira akan dibelikan tas dari semua brand tadi, ternyata disuruh memilih satu. Tapi ya kalo dibelikan semuanya yang ada tekor di Sera hahaha.