NovelToon NovelToon
Senja & Fajar

Senja & Fajar

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Teen Angst / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Idola sekolah
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: qinaiza

~Berawal dari kesal jadi suka~

Senja Aurelia dan Fajar Mahardika, yang memiliki perbandingan mencolok dari sisi ekonomi. Senja hanyalah seorang anak panti, berbeda dengan Fajar yang terlahir di keluarga kaya. Keduanya juga memiliki kesamaan yaitu sama-sama pintar. Semua murid SMA Cempaka pun tau pasti siapa yang akan jadi juara 1. Siapa lagi kalo bukan Senja ya Fajar. Jika yang memperoleh juara 1 Senja, maka yang meraih juara 2 dapat dipastikan adalah Fajar. Begitu pula sebaliknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon qinaiza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10.

Setelah memikirkan matang-matang, gadis itu memutuskan untuk mengikuti saja lombanya. Ia tidak punya pilihan. Apalagi ekonomi keluarganya sekarang ini sedang terlilit. Sejenak ia harus bisa mengenyahkan ego dalam dirinya.

"Senja kamu bisa. Ini semua demi Bunda. Fighting !!!" ucap Senja menyemangati diri sendiri.

Setelah itu terdengar adiknya yang memanggil untuk makan malam bersama.

"Kak Senja, ayo makan bersama." panggil Aini serta mengetuk-ngetuk pintu kamar kakaknya itu.

Senja membuka pintunya dan segera mengikuti langkah sang adik untuk makan malam bersama seperti biasanya.

Makan malam terasa sunyi tak seperti sebelum-sebelumnya. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Kejadian sore tadi masih terputar dalam memori.

"Masakan Bunda emang yang paling TOP." Rika mengacungkan kedua jempolnya. Bocah itu ingin memecahkan kesunyian yang ada.

"Kamu bisa saja sayang" Bu Asri mengelus puncak kepala Rika dengan sayang. Membuat Rika tersenyum senang dibuatnya.

"Rika bener Bun. Dinda aja mau nambah nih." Bu Asri hanya bisa geleng-geleng kepala dan tersenyum.

"Aini juga"

"Bela juga ah mau nambah"

Dalam hati Senja bersyukur dengan adik-adiknya yang mampu mencairkan suasana. Ia salut dengan usaha mereka yang mencoba untuk membuat Bunda tersenyum.

Walau tak dapat dipungkiri, tak sepenuhnya bisa menghilangkan beban yang ada. Namun tetap, dapat meringankan sedikit beban yang kini tengah dirasakan.

"Kamu gak mau nambah juga nak ?" tanya Bu Asri kepada Senja yang dijawab gadis itu dengan gelengan.

"Senja mau belajar Bun" jawabnya singkat tak lupa dengan senyumannya.

"Ya sudah kalo gitu. Kamu belajarnya jangan terlalu diforsir juga ya sayang. Kalau sudah malam langsung tidur."

"Siap Bunda"

Senja Aurelia kembali ke kamar dengan perasaan sedih. Gadis itu memikirkan bagaimana kedepannya. Untuk uang sewa bulanannya bisa teratasi dengan hadiah lomba itu.

Akan tetapi tidak untuk hari-hari selanjutnya. Mungkin mulai sekarang, setelah lomba usai, ia akan memikirkan untuk mencari pekerjaan sampingan di luar sana.

Senja tahu betul uang yang dihasilkan sang Bunda dari pekerjaannya tidak mencukupi. Maka dari itu ia harus lebih semangat lagi untuk membantu. Ya, membantu menjadi tulang punggung.

"Semangat Senja, demi orang-orang yang kamu sayang."

...🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺...

Di lain tempat seseorang sedang memikirkan sesuatu. Ia kini tengah berdiri di balkon kamarnya dan menghadap sang rembulan yang menyinari.

Pandangannya menerawang jauh, menebak bagaimana kondisi seseorang yang sedari tadi memenuhi pikirannya.

"Oke, berarti gue harus ikut lombanya sama dia dan harus menang. Hadiahnya buat dia ngelunasin sewa rumah."

Seseorang yang tengah berpikir sesuatu itu Fajar. Ya, dia memikirkan Senja.

Tepatnya tadi saat sepulang sekolah, cowok itu mengikuti Senja diam-diam. Entah kenapa dia bisa mengikutinya. Ia sendiri pun tak tahu, hanya saja hatinya memang ingin.

Dan saat menyaksikan kejadian tersebut, hatinya terasa nyeri. Setelah itu ia tak bisa berlama-lama dan langsung pergi karena tak mau tertangkap basah.

Jarak rumah dengan jalan memang tidak jauh, maka dari itu Fajar bisa dengan jelas mendengar percakapannya. Bagaimana tidak mendengar, suara Ibu yang marah itu cukup menggelegar. Membuat dirinya memutuskan untuk mengintip dengan kehati-hati an.

"Eh, tapi kalo dipikir-pikir lagi, kenapa gak gue bantu langsung pakai uang gue aja." Fajar menepuk jidatnya.

"Iya ya, kan hadiah uangnya bisa buat menuhin kebutuhan sehari-hari. Bukannya malah buat ngelunasin. Duh, Fajar... Fajar... "

"Kok kamu bicara sendiri sayang malam-malam gini ?" tanya Papi nya keheranan, mengagetkan Fajar.

"Ya ampun Papi, kirain siapa. Langsung masuk tanpa ketuk pintu dulu."

"Lah, kan orang tua sendiri. Masa gak boleh. Aneh-aneh aja kamu ini."

"Iya Pi tapi kan aku nya kaget"

"Masa sih. Papi gak liat kamu kaya orang kaget. Malahan kamu biasa aja tuh."

"Emang, tapi Papi gak tau aja hati aku sekarang dag dig dug."

"Ya ampun alay kamu" Fajar hanya tersenyum menanggapi ucapan Papi nya yang memang benar.

Ku beritahu satu hal kepada kalian para reader. Jadi, Fajar itu orangnya lebay juga loh guys. Terutama kalo dengan sang Papi tercinta, keluar-keluar dah tuh lebay nya wkwkwk.

"Jadi, tadi kamu kenapa kok ngomong sendiri ?"

"Gak kok Pi"

"Ah, yang bener ?"

"Iya Pi. Tadi Fajar ngapalin rumus, bukannya ngomong sendiri. Papi salah denger kali." bohong nya

"Masa sih kaya gitu. Tapi pendengaran Papi ini masih berfungsi dengan normal kok."

"Ya tapi emang gitu nyatanya"

"Ya sudah deh kalo gitu, mending kamu tidur sana. Udah malam juga."

"Iya Pi"

"Jangan ngomong sendiri lagi, kalau butuh teman bicara cerita sama Papi. Bisa gila kamu lama-lama bicara sendiri kaya gitu. Malahan bisa kesambet juga loh, apalagi kan malam-malam begini."

"Papi" sungutnya dan dibalas kekehan dari sang Papi.

1
Alexo. ID
Setiap membaca ceritanya, aku terbawa suasana, semoga thor bisa terus bikin cerita seru!
qinaiza: thank you 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!