NovelToon NovelToon
Pasutri Bobrok

Pasutri Bobrok

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Tunangan Sejak Bayi / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rrnsnti

Cegil? itulah sebutan yang pantas untuk Chilla yang sering mengejar-ngejar Raja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rrnsnti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesal

Chilla menatap tajam ke arah meja tempat Raja dan teman-temannya duduk. Matanya tidak lepas dari pemandangan yang membuat hatinya mendidih. Sella, seorang siswi populer di sekolah mereka, sedang bersandar manja di bahu Raja sambil tertawa-tawa kecil. Sella terlihat nyaman, sementara Raja sama sekali tidak berusaha menyingkirkan dirinya. Bahkan, dia tampak santai seolah menikmati situasi itu.

"Sialan, ngapain tuh cewek deket-deket cowok gue," gerutu Chilla dalam hati, sambil mengepalkan tangannya di bawah meja.

Peti, sahabat Chilla yang duduk di depannya, menyadari perubahan ekspresi wajah Chilla. "Kenapa? Lo liatin Raja lagi, ya?" tanyanya, mencoba menarik perhatian Chilla.

Namun, Chilla tidak menjawab. Tanpa banyak bicara, dia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan cepat menuju meja Raja. Peti hanya menghela napas panjang. Dia tahu, Chilla tidak akan berhenti sampai apa yang ada di pikirannya selesai dilakukan.

Raja sedang tertawa dengan teman-temannya ketika tiba-tiba Chilla berdiri di depannya. Tatapan semua orang di meja itu langsung tertuju pada Chilla, yang memasang wajah kesal. Raja mendongak dan menatap Chilla dengan ekspresi malas.

"Ngapain lo di sini? Rusak aja pemandangan gue," ujar Raja santai, sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi.

Chilla tidak peduli dengan nada sinis Raja. Dia langsung memotong, "Lo ngapain duduk di sini sama cewek lain?" suaranya ketus, tidak peduli dengan pandangan orang-orang di sekitarnya.

Raja mendengus, menatap Chilla seolah dia adalah gangguan yang tidak diinginkan. "Suka-suka gue. Lo gak usah ikut campur urusan gue," jawabnya dengan nada tajam, matanya menatap Chilla dingin.

Sella, yang duduk di samping Raja, menahan tawa. Dia melirik Chilla dengan pandangan meremehkan. "Santai aja kali, Chilla. Ini bukan urusan lo," ujar Sella, membuat Chilla semakin kesal.

Chilla memandang Sella tajam. "Denger ya, gue gak peduli lo siapa. Tapi jangan terlalu dekat sama Raja," katanya dengan suara rendah tapi penuh ancaman.

Raja, yang mendengar itu, malah tertawa sinis. Dia melirik Chilla dengan pandangan menghina. "Apa urusan lo sama gue? Gue bebas ngapain aja. Lo pikir lo siapa?" katanya dengan nada meremehkan.

Chilla tidak menjawab. Dia hanya menatap Raja dengan penuh amarah, tapi dalam hatinya, rasa sakit mulai muncul. Pernikahan mereka adalah rahasia. Tidak ada yang tahu bahwa Raja sudah menjadi suaminya. Namun, Raja seolah tidak peduli dengan status itu. Bahkan, dia sengaja bermesraan dengan Sella untuk membuat Chilla kesal.

"Lo tuh gak pantes jadi istri gue, ngerti? Gue nikah sama lo cuma karena orang tua gue. Lo gak ada artinya buat gue," bisik Raja dengan suara rendah, tapi cukup keras untuk membuat Chilla mendengarnya.

Chilla menggigit bibirnya. Matanya mulai memanas, tapi dia menahan diri agar tidak menangis di depan umum. "Gue gak peduli lo benci sama gue. Tapi jangan pernah lo tunjukkin kebencian lo di depan orang lain," balasnya dengan suara bergetar.

Raja tertawa lagi, kali ini lebih keras. "Lo gak bisa ngatur gue, Chilla. Gue bakal terus bikin lo nyesel karena udah masuk ke hidup gue," katanya, lalu berdiri dari kursinya. "Udah, pergi aja sana. Gue muak liat muka lo."

Chilla terdiam. Hatinya terasa seperti dihantam ribuan batu. Tapi dia tidak akan menyerah. Dia tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan Raja, apalagi Sella. Dengan kepala tegak, dia berbalik dan berjalan kembali ke meja tempat Peti menunggunya.

"Chilla, lo gak apa-apa?" tanya Peti khawatir, melihat wajah Chilla yang pucat.

Chilla hanya tersenyum kecil, mencoba menutupi rasa sakitnya. "Gue gak apa-apa, Pet. Biarin aja dia. Gue bisa urus ini," katanya dengan suara pelan, meski hatinya hancur berkeping-keping.

Raja menatap kepergian Chilla dengan tatapan dingin. Dia tahu, apa yang dia lakukan salah. Tapi dia tidak peduli. Bagi Raja, pernikahan mereka adalah kesalahan besar, dan dia akan melakukan apa saja untuk membuat Chilla pergi dari hidupnya.

*******

Sepulang sekolah, Chilla langsung menuju apartemen kecil yang menjadi tempat tinggalnya bersama Raja. Dengan langkah malas, dia membuka pintu dan melemparkan tasnya ke sudut ruangan. Dia benar-benar lelah setelah menghadapi Raja di sekolah tadi. Tanpa pikir panjang, Chilla merebahkan tubuhnya di atas ranjang satu-satunya di apartemen itu.

Beruntung bagi Chilla, apartemen ini hanya memiliki satu kamar tidur. Jika ada lebih dari satu kamar, sudah pasti Raja akan memilih kamar lain dan menjauh darinya. Meskipun Raja sering mengeluh tentang keberadaan Chilla, setidaknya mereka masih berbagi ranjang, meski tanpa sedikitpun kehangatan sebagai suami istri.

Baru saja Chilla merasa nyaman dalam posisinya, suara ketus Raja memecah keheningan. "Bangun," ucapnya singkat, sambil berdiri di samping ranjang dengan ekspresi sebal.

Chilla membuka matanya dengan malas. "Apaan sih?" jawabnya sambil mengerutkan kening, jelas terganggu dengan sikap Raja yang seenaknya.

"Ganti baju lo," balas Raja tajam. "Jorok banget pulang sekolah langsung rebahan di kasur. Gue gak mau kena kuman lo."

Chilla hanya menguap kecil, tidak berniat mengikuti perintah Raja. "Berisik, gantiin dong," jawabnya santai sambil mengedipkan matanya ke arah Raja, mencoba menggoda pria itu.

Raja menatapnya dengan tatapan jijik. "Sinting," desisnya. "Lo bener-bener gak punya malu ya, Chilla. Emang ada orang lain yang segila lo?"

Chilla malah tertawa kecil, menikmati ekspresi kesal Raja. "Kenapa? Lo lupa? Lo itu laki gue. Sama laki sendiri ngapain gue harus malu? Bahkan kalau gue gak pake baju sekalipun, itu kan halal depan lo. Mau liat?" godanya, dengan nada percaya diri yang justru membuat Raja semakin kesal.

Raja mengusap wajahnya dengan kedua tangan, berusaha menahan emosi. "Stress!" geramnya. "Denger ya, gue gak pernah anggap lo istri gue. Jadi jangan pernah coba-coba nekat. Gue bakal cabut dari apartemen ini kalau lo makin gila."

Chilla duduk di atas ranjang, menatap Raja dengan senyuman penuh kemenangan. "Dianggap atau enggak, kenyataannya lo tetap laki gue, Ren. Jadi stop menolak kenyataan," ucapnya sambil melipat tangan di dada, jelas tidak takut dengan ancaman Raja.

Raja mendengus kesal. "Kenapa sih lo gak bisa ngerti? Gue nikah sama lo cuma karena paksaan orang tua. Gue gak pernah mau ada di posisi ini, apalagi berbagi tempat tinggal sama cewek kayak lo."

Chilla hanya mengangkat bahu. "Lo mau terima atau enggak, itu urusan lo. Yang jelas, gue istri lo, dan lo gak bisa ubah fakta itu. Gue gak peduli lo benci gue, yang penting gue cinta lo," jawabnya santai, meskipun dalam hati dia tahu cinta itu hanya bertepuk sebelah tangan.

Raja menatap Chilla dengan tatapan marah, tapi juga lelah. Bagaimana pun juga, pernikahan ini adalah fakta yang tidak bisa dia ubah. Namun, dia tidak mau menyerah begitu saja. "Gue bakal cari cara biar kita pisah. Lo liat aja, ancamnya sebelum berbalik dan meninggalkan kamar.

Chilla hanya tersenyum kecil sambil berbaring lagi di atas ranjang. "Terserah lo, Ren. Tapi gue yakin, suatu hari nanti lo bakal sadar kalau gue ini cewek yang terbaik buat lo," gumamnya pelan. Meski ucapan itu terdengar optimis, jauh di dalam hati Chilla, dia tahu bahwa perjalanan ini akan sangat panjang dan penuh liku.

1
Kelinciiiii
bersyukur ja
Ciaa
ayo lanjut seru juga ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!