Aurora terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya berada di dunia asing yang begitu indah, penuh dengan keajaiban dan dikelilingi oleh pria-pria tampan yang bukan manusia biasa. Saat berjalan menelusuri tempat itu, ia menemukan sehelai bulu yang begitu indah dan berkilauan.
Keinginannya untuk menemukan pemilik bulu tersebut membawanya pada seorang siluman burung tampan yang penuh misteri. Namun, pertemuan itu bukan sekadar kebetulan—bulu tersebut ternyata adalah kunci dari takdir yang akan mengubah kehidupan Aurora di dunia siluman, membuatnya terlibat dalam rahasia besar yang menghubungkan dirinya dengan dunia yang baru saja ia masuki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wardha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
perjalanan Aurora di dunia Siluman
Saat menaiki kereta menuju kota, Aurora—seorang gadis muda dengan pesona alami, tertidur tanpa menyadari bahwa takdir telah menyiapkan sesuatu yang luar biasa untuknya. Ketika matanya terbuka, dia tidak lagi berada di dalam gerbong yang sempit, melainkan di sebuah dunia asing yang begitu indah, bagaikan surga tersembunyi.
Langitnya bersinar dalam warna-warna yang belum pernah dia lihat, udara dipenuhi aroma bunga yang menenangkan, dan di kejauhan, bangunan-bangunan megah berdiri dengan arsitektur yang tak mungkin ada di dunia manusia. Saat dia mulai menelusuri tempat itu, Aurora sadar bahwa dirinya bukanlah satu-satunya penghuni. Para pria tampan dengan aura misterius dan tatapan tajam mengamatinya dari kejauhan—mereka bukan manusia biasa, melainkan siluman dengan kekuatan luar biasa.
Di tengah keindahan yang memesona, Aurora menemukan sesuatu yang aneh—sehelai bulu burung yang begitu lembut, berkilauan seperti kristal di bawah cahaya langit. Namun, saat jemarinya menyentuh bulu itu, dunia di sekelilingnya bergetar. Tatapan para siluman yang awalnya penuh ketertarikan berubah menjadi keterkejutan dan ketegangan.
"Kenapa dia memiliki bulu itu?" bisik salah satu dari mereka.
Aurora tak mengerti apa yang terjadi, tapi satu hal yang pasti—sehelai bulu itu telah mengubah takdirnya. Kini, dia menjadi buruan di dunia siluman, dikejar oleh mereka yang menginginkan bulu tersebut, dan dilindungi oleh mereka yang ingin menyelamatkannya. Namun, siapakah yang bisa dipercaya? Dan apakah dia benar-benar hanya seorang gadis biasa?
Perjalanan Aurora di dunia siluman baru saja dimulai, di tengah misteri, keindahan, dan bahaya yang mengintai di setiap langkahnya.
Aurora terus berlari, napasnya memburu, jantungnya berdegup kencang. Tatapan tajam para siluman yang mengamatinya membuat ketakutan menjalar di sekujur tubuhnya. Dia tidak tahu apa yang sedang terjadi—hanya satu hal yang pasti, dia harus menjauh.
Semakin jauh langkahnya membawanya, semakin ia merasa masuk ke dalam dunia yang berbeda. Suasana berubah drastis—udara menjadi lebih segar, aroma bunga semerbak memenuhi hidungnya, dan cahaya matahari yang menyelinap di antara dedaunan menciptakan bayangan indah di tanah. Tempat itu terasa seperti surga yang tersembunyi, begitu tenang dan damai, seolah tak tersentuh oleh waktu.
Aurora celingukan, memastikan bahwa tidak ada yang mengejarnya. Saat matanya menelusuri area itu, pandangannya terhenti pada sebuah pohon besar dengan cabang yang menjulang tinggi. Di sana, di antara rimbunnya dedaunan, seorang pria tampan tengah tertidur dengan tenang.
Rambut hitam keemasan pria itu berkilauan di bawah sinar matahari, wajahnya begitu tenang, nyaris seperti patung yang dipahat dengan sempurna. Pakaian putihnya berkibar lembut diterpa angin, dan di sampingnya, beberapa helai bulu berkilauan jatuh dengan lembut.
Aurora menahan napas. Jantungnya berdebar aneh.
Siapa pria itu?
Apakah dia juga siluman?
Dan ... mengapa ada bulu yang mirip dengan yang ia temukan tadi?
Aurora menatap pria tampan itu dengan waspada. Ada sesuatu yang aneh tentangnya—seolah-olah dia bukan hanya sekadar siluman biasa. Perlahan, ia melangkah mendekat, memperhatikan setiap detailnya. Bulu-bulu berkilauan di sekelilingnya terasa familiar, sama seperti yang ia temukan sebelumnya.
Tepat saat Aurora hendak menyentuh salah satu bulu itu, mata pria tersebut terbuka. Sepasang mata tajam berwarna emas menatapnya lurus, membuat Aurora terkejut dan mundur selangkah. Tatapannya begitu dalam, seperti mampu melihat langsung ke dalam jiwanya.
"Siapa kau?" Suaranya lembut, tetapi ada ketegasan di dalamnya.
Aurora menelan ludah, merasa tubuhnya menegang. "Aku ... aku juga tidak tahu kenapa bisa ada di sini," jawabnya jujur.
Pria itu bangkit dengan gerakan anggun, lalu turun dari pohon dengan mudah. Dia melangkah mendekati Aurora, matanya tertuju pada bulu yang masih digenggam erat oleh gadis itu. Wajahnya berubah serius.
"Bulu itu," gumamnya, lalu matanya kembali bertemu dengan Aurora. "Dari mana kau mendapatkannya?"
Aurora terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Namun, sebelum dia bisa mengucapkan sepatah kata pun, angin tiba-tiba berembus kencang. Dari kejauhan, suara langkah-langkah mendekat dengan cepat—para siluman lain sedang mencarinya.
Pria itu menghela napas, lalu menatap Aurora dengan intens. "Ikut aku. Jika mereka menemukanmu, kau tidak akan selamat."
Aurora tidak punya pilihan lain. Dengan jantung berdebar, ia mengangguk dan mengikuti pria misterius itu, melangkah lebih dalam ke dalam dunia yang kini menjadi takdir barunya.