NovelToon NovelToon
Tumbal Pasung Perjanjian Gaib

Tumbal Pasung Perjanjian Gaib

Status: sedang berlangsung
Genre:Horror Thriller-Horror / Suami Hantu / Iblis / Roh Supernatural / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Tumbal
Popularitas:850
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Hal yang mengejutkan dialami oleh Nurhalina, gadis penjaga toko swalayan. Ia menjadi korban penculikan dan dijadikan tumbal untuk sebuah perjanjian dengan sebelas iblis. Namun ada satu iblis yang melanggar kesepakatan dan justru mencintai Nurhalina.

Hari demi hari berlalu dengan kasih sayang dan perhatian sang iblis, Nurhalina pun menaruh hati padanya dan membuatnya dilema. Karena iblis tidak boleh ada di dunia manusia, maka dia harus memiliki inang untuk dirasukinya.

Akankah cinta mereka bertahan selamanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Arti Sebuah Weton

...Panca...

...────୨ৎ────...

11 hari yang lalu...

"Apes banget toh, kamu Panca!" ucap Bayu sambil mengunyah snack yang aku beli tadi. "Udah gak dapet nilai presentasi, gak absen, motor hancur, jatuh pingsan pula, owalah Pan... Pan—"

"Mungkin aja hari ini wetonmu, makanya sial!" potong Yoana yang tampak antusias. Memang kalau sudah hal mistis, kejawen, atau apalah itu yang menyangkut supranatural dia orang yang paling kepo. "Kamis Wage?"

Hari ini Kamis Wage?

Enggak, seingatku aku lahir di hari minggu. Si Mbah pernah bilang waktu itu karena bidan di desa tutupnya Sabtu-Minggu, jadi Ibu sempat dibawa ke dukun. Dan aku lahir di situ.

Dukun?

Dukun beranak?

Atau.

Dukun Pijat?

Atau.

Dukun Cabul?

Tapi apa pun itu, aku tetap bersyukur karena sudah dilahirkan. Terima kasih Ibu.

"Memang ngaruh tah, Yoana?" tanyaku penasaran.

"Jelas lah, biasanya orang-orang pada bikin jenang merah sama putih terus di taruh di bawah dipan buat nangkal balak!" tegasnya. "Lah kamu tadi ada bikin jenang, nggak?"

"Enggak, wong sekarang bukan wetonku."

"Hmmm, jadi bisa aja kamu tadi kena imbas dari orang yang lahir di Kamis Wage."

"Imbas?" ucapku dan Bayu bareng.

"Kalian nggak tahu?" tanya Yoana sambil mengerutkan alis. "Kamis Wage itu neton yang paling sial, bahkan saking sialnya orang-orang yang berada di sekelilingnya juga ikutan apes, tapi biasanya kalau udah ada yang apes di sekitar dia, dia bakal selamat."

"Jadi semacam ada yang ditumbalin gitu?" timpal Bayu. "Wah parah kalau gini, nih."

Aku mengerti apa yang dimaksudkan Yoana, tapi hari ini aku bertemu siapa?

Bahkan baru keluar rumah pun aku sudah apes, ban ku bocor?

Apa mungkin si Mbah?

Gak mungkin, lah.

Mana mungkin seseorang yang bekerja sebagai penangkal balak justru kenak balaknya sendiri. Meskipun jika benar si Mbah lahir di Kamis Wage, aku yakin dia pasti bisa menanganinya.

Aku coba menerka-nerka seseorang yang kutemui tadi.

Tukang tambal ban?

Kalau benar dia orangnya, tapi kenapa dia tak selamat. Terakhir aku mendengar dari orang yang berada di sebelahku waktu mengobrol setelah sadar dari pingsan, katanya tukang tambal ban belum bisa dievakuasi jasadnya karena tertimpa Bus.

Mbak Kasir?

Dia selamat, orang-orang di sekitarnya celaka.

Hmm.

Tapi apa iya, wanita sebaik itu membawa malapetaka?

Dia justru menolongku. Ngakk mungkin. Lagi pula kenapa aku harus percaya sama Yoana?

Bukankah percaya pada yang begituan itu jatuhnya musrik, ya?

"Udah-udah, bahas lainnya. Aku masih trauma si Ceking juga jadi tumbal!" pintaku lirih.

Ceking itu nama panggilan untuk motor kesayangan si Mbah. Ya satu-satunya motor tua yang dimilikinya. Dan aku belum menyiapkan alasan yang tepat untuknya.

Meski aku bisa tebak, nanti saat si Mbah melihatku pulang dengan berjalan kaki, tentu dia tidak akan bertanya. Iya, dia jalan ke belakang, ke dapur, ambil rotan penggebuk kasur. Dan benar.

Aku jadi kasurnya.

Ya, mau bagaimana lagi. Hari apes, kita tak ada yang tahu.

"Gimana kalau kita ke tempat kecelakaan itu?" usul Bayu semangat. "Nanti malam, mumpung malam jumat, kan?"

"Bay, Bay... Udah jangan nambahin masalah lagi!" mohonku.

"Tapi ada benernya juga si Bayu!" Bukanya menolongku, si Yoana malah mendukungnya. Kini tinggalah aku yang sendirian menghadapi dua orang mistis ini. "Nanti aku bisa baca dari bekas darah yang tersisa di sana!"

"Terserah kalian, wes. Pokoknya aku nggak ikut!" tegasku kekeh.

"Harus ikut! Atau ...."

"Atau apa?"

"Gini, deh. Nanti kita bantu bikin alasan buat Ceking, biar kamu gak dimarah sama Mbah Cipto!" tawar Yoana. "Dari pada kamu kamu besok ke kampus jalannya sengklek."

Iya, yoana memang paling tahu kebiasaan si Mbah. Karena memang dia juga salah satu cucunya.

Jalanan lebih padat dari biasanya. Mungkin karena kecelakaan siang tadi, banyak kendaraan yang penasaran lalu berhenti di bahu jalan untuk menonton dan merekam bangkai bus yang hendak di angkut oleh petugas.

Begitu pun dengan aku, Bayu dan Yoana. Kami bertiga sudah mendapat restu dari si Mbah. Meskipun soal Ceking, si Mbah sesikit berat untuk merelakannya, tapi aku bersukur rotan itu tidak menyentuhku.

...Cekklleekkk...

Kecelakaan tadi pagi, 15 menit lagi kita live. Stay Tune.

#BerburuHantuBusPariwisata #TempatAngker #Kecelakaanberuntun

"Yoana, 15 menit lagi. Udah kuposting!" lapor Bayu menunjukan status instagram kita.

"Kalian yakin mau live?" tanyaku memastikan. "follower kita cuma 3 loh Bay."

"Udah, kita gak butuh follower, kita cuman perlu dokumentasi doang," timpal Yoana semangat. "Ya udah aku siap, siap dulu disana sama Bayu, kamu Panca, yang bener ngerekamnya, jangan sampai gerak-gerak!"

"Beres, bawel!" sahutku mengambil alih HP Yoana, ya ini baru HP bagus di tangan orang yang tepat. "Lihat aja entar hasilnya!"

Kami melakukan live, ya meski aku yakin nggak bakal ada yang nonton. Dan terbukti dari jumlah angka yang ada di pojok atas, sepuluh menit dua makhluk itu mengoceh, masih saja angkanya "0".

Bayu memang jago menjadi host, karena di setiap presentasi memang dia yang kebagian menjadi moderator.

Kalau Yoana, dia cantik, pendiam, lucu, imut kadang-kadang, kadang aneh, kadang kayak orang kesurupan, kadang kita suka berantem cuma gara-gara hal sepele, kadang nggak ngomong gara-gara satu di antara kita salah ngomong, ya bisa di bilang aku dan dia seperti orang pacaran tapi sayangnya dia sepupu sendiri.

Tunggu, tunggu kenapa malah bahas romansa?

Ini horror. Ingat!

Oke.

Yoana itu kompeten buat hal-hal mistis kayak gini, jadi ya, dia selalu jadi narasumber di setiap kali kita ngadain live atau podcast horror. Kami bertiga punya channel yang membahas seputar ghaib. Ya meski sebenarnya aku nggak percaya sama yang begituan.

...Tuuunngggg...

Wow.

Satu orang menonton live kami. Entah apa yang diucapkan Yoana dan Bayu sehingga bisa menarik penonton, aku terlalu fokus pada aba-aba mereka dan pada caraku mengambil angel mereka. Jadi tidak terlaku ngeh sama apa yang mereka bahas.

Tunggg trungg tung tunggg

Penonton bertambah terus. Aku jadi pegal menyuting mereka dari bawah sini, sesekali merekam bekas darah yang masih menempel pada badan bus, besi, bemper, kaca-kaca yang berserakan, di bawah dan sekarang aku menyorot di bawah roda.

"Tangan!"

"Tangan siapa itu tadi!"

"Apaan itu..."

"Loh pak polisi tangan orang ketinggalan tuh."

Penonton mulai ramai berkomentar. Apa yang mereka katakan itu bohong. Mungkin saja mereka mencari sensasi. Aku yang merekamnya saja tak melihat kalau ada tangan. Dasar.

Aku kembali meneruskan perekaman, sekarang kami sedang menyorot ke bibir jalan, tempat mbak-mbak yang sempat kutolong pagi tadi terjepit. Sebenarnya agak takut aku untuk merangkak masuk ke dalam Bus karena beberapa petugas tampak sedang mengambil sesuatu dari dalam.

"Kepala!"

"Njir putus cvvkk!"

Dan komentar itu memang benar adanya. Anjing pelacak tampak menggigit rambut seseorang dan membawa kepala itu keluar. Sungguh aku ingin muntah sekarang. Aku tak tahan, sedang Yoana dan Bayu masih giat mengoceh dari kejauhan.

Karena saat ini lebih banyak petugas yang mengawasi, jadi kami memutuskan untuk mengakhiri live kami.

"590 penonton, lumayan." ucapku sambil berlari ke Yoana. Tapi ada yang aneh dari raut wajah mereka.

Bayu yang mengiyakan hal itu langsung bilang, "Yoana, apa yang terjadi sama darah itu?"

"Aku lihat, Kamis Wage.... Dia ada di sini....Sekarang."

1
Ani
Sungguh wanita bodoh, sudah ada peluang utkmkabur, masih sja mau menuruti aturan. Rasakan, itu krn kebodohan mu, wanita bodoh.
Ani
Bodoh sekali wanita ini, jelas2 dia sudah mendengar tadi bahwa dia mau di jadikan tumbal, ada kesempatan utk. Lari, eh malah mikir nya berulang - ulang, berarti dia memang mau mati percuma, di jadikan tumbal. Dasar wanita bodoh.
Yuli a
loh kk,, disini lagi...
Yuli a: oh... sip lah... biar bisa baca lagi...🥰
Tya 🎀: iya balik lagi, di sebelah nge bug sistemnya
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!