Hendry, pria dewasa berusia 32 tahun itu mulai merasakan kejenuhan dalam rumah tangganya bersama sang istri yang sudah berjalan 5 tahun.
Di karuniai seorang putri cantik di usia pernikahan ke 4, tak membuat rumah tangganya dengan Julia lebih berwarna. Yang ada, Hendry di buat frustasi karna sang istri hanya fokus mengembalikan bentuk tubuhnya pasca melahirkan putri mereka 1 tahun yang lalu.
Julia seolah lupa jika dirinya masih memiliki tanggung jawab sebagai istri.
Wanita berusia 28 tahun itu juga mengabaikan putri kecil mereka. Alih-alih mengurus anak, Julia justru lebih senang menghabiskan waktu di salon dan tempat gym.
Tingkah Julia benar-benar membuat Hendry sangat muak. Kalau bukan karna cinta dan anak, mana mungkin dia masih bertahan dengan istri hanya mementingkan diri sendiri.
Sampai pada suatu ketika, Hendry tergoda dengan gadis yang mengasuh anaknya sejak 5 bulan terakhir. Gadis yang tak lain adalah adik tiri Julia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11
"Bye sayang, selamat bersenang-senang." Natalie memutuskan sambungan telfonnya dengan Julia, putri semata wayangnya.
Wanita paruh baya itu kemudian meletakkan ponselnya di atas nakas. Dia tadi sudah bersiap untuk tidur, tapi Julia menelponnya.
Baskoro berdecak sambil menggelengkan kepala, bisa-bisanya dia dibuat tak habis pikir dengan sikap darah dagingnya sendiri.
"Sampai kapan Julia lupa kalau dia punya suami dan anak." Komentar Baskoro pada istrinya.
Natalie melirik malas. Sejak dulu Baskoro selalu mencacat kelakuan putri mereka. Julia seperti tidak ada baik-baiknya di mata Baskoro.
"Mana mungkin Julia lupa dengan Hendry dan Ale. Anak kita hanya butuh hiburan, menjadi ibu rumah tangga itu tidak mudah dan rawan stress. Apa salahnya berlibur dan menghabiskan waktu dengan teman-temannya untuk bersenang-senang dan menghilangkan stress." Cerocos Natalie tak mau kalah dalam membela putrinya. Lagipula dia merasa sikap putrinya masih terbilang wajar, yang penting tidak bersenang-senang dengan kawan jenis.
Baskoro menatap tajam. Pemikiran Natalie yang pada akhirnya membuat Julia jadi seperti itu. Sejak kecil Natalie selalu memanjakan Julia dan hanya mencekoki Julia dengan kesenangan dan kebahagiaan. Tidak ada ilmu dan bekal untuk menjalani kehidupan yang sesungguhnya, yaitu kehidupan setelah menikah. Julia jadi bersikap sesuka hati, hanya mementingkan kebahagiaannya sendiri.
"Mencari hiburan bukan berarti mengabaikan suami dan anak." Sahut Baskoro tegas. Walaupun sudah tidak tinggal satu atap lagi dengan Julia, Baskoro tau apa saja yang di lakukan Julia selama ini. Termasuk kebiasaan Julia yang sering meninggalkan rumah untuk berkumpul dengan teman-temannya tanpa membawa Ale.
"Julia tidak mengabaikan Hendry dan Ale. Papa jangan mencari-cari kesalahan anak sendiri." Sahut Natalie kesal. Mereka semakin tua dan sudah memiliki cucu, bukannya hidup tenang dan menikmati masa tua, tapi malah semakin sering berdebat gara-gara membahas Julia.
"Tapi kenyataannya selama ini Ale di asuh oleh Bella. Hendry juga sering di tinggal Julia. Kalau bukan mengabaikan, lalu apa namanya.?" Seru Baskoro yang makin tak habis pikir dengan cara pandang Natalie. Istrinya itu sangat keras kepala dan tidak mau kalah, dan sifatnya menurun pada Julia.
Natalie berdecak sinis begitu nama Bella di sebut. Dia sangat membenci Bella karna kehadiran Bella membuat keluarga kecilnya tidak seharmonis dulu. Pertengkaran-pertengkaran kecil mulai muncul ketika Baskoro mengaku telah menghamili seseorang tanpa sengaja. Sejak saat itu rumah tangannya dengan Baskoro selalu dibumbui dengan pertengkaran.
"Terus saja kamu sebut anak sialan itu.!" Ketus Natalie. Dia tidak pernah absen mencibir Bella ketika Baskoro menyebut namanya.
"Apa kamu lupa, Bella sendiri yang bersedia mengasuh Ale.! Kenapa kamu seperti tidak terima kalau anak haram itu mengasuh cucumu sendiri.?!" Geram Natalie penuh amarah.
Natalie pikir, kematian Selena bisa membuat hidupnya sedikit lebih tenang karna sudah tidak ada lagi wanita yang membuat perhatian dan waktu Baskoro terbagi. Tapi ternyata Natalie salah, masih ada darah daging Selena yang akan selalu mendapatkan perhatian, waktu, bahkan beberapa persen dari harta Baskoro.
"Hentikan Natalie.! Kamu selalu bicara omong kosong.!" Sentak Baskoro kemudian turun dari ranjang dan keluar kamar. Walaupun dulu sempat berniat menyuruh Selena menggugurkan kandungannya karna kehadiran Bella tidak diharapkan dan hadir dari ketidak sengajaan, tapi Baskoro merasa sakit hati ketika ada orang yang menyebut Bella sebagai anak haram ataupun anak sialan. Bagaimanapun darahnya mengalir di tubuh Bella. Gadis itu benar-benar anak kandungnya.
Melihat Baskoro yang memilih keluar dari kamar, kemarahan Natalie pada Bella semakin menjadi-menjadi.
"Anak sialan itu sepertinya minta dilenyapkan.!" Geram Natalie setelah Baskoro menutup pintu.
...******...
Bella keluar dari kamar setelah mandi dan sedikit memoleskan lipstik merah mudah di bibirnya. Rambut panjangnya di kuncir kuda. Tak lupa menyemprotkan parfum di badan, pergelangan tangan dan leher. Bisa dibayangkan sewangi apa badan Bella meskipun paru pukul sengah 7 pagi. Dress motif bunga dengan panjang di atas lutut, membuat aura kecantikan Bella semakin terpancar. Bukan tanpa alasan Bella sudah rapi dan cantik pagi-pagi begini. Dia harus menyiapkan baju kerja Hendry, jadi harus tampil menarik di depan kakak iparnya itu demi melancarkan tujuannya.
Saat ini Bella sudah berdiri di depan pintu kamar Hendry. Tadi Bella menyempatkan pergi ke kamar Ale, tapi keponakannya itu masih tidur nyenyak.
Tok,,
Tok,,
Tok,,
Bella mengetuk pintu dengan semangat. Bella merasa harus semangat karna waktu untuk menggoda Hendry tinggal 10 hari, sebelum Julia kembali ke rumah.
Tak butuh waktu lama, Hendry sudah membuka pintu dan berdiri gagah disana. Seperti biasa, pria itu hanya bertelanjang dada. Bella sebenarnya masih kaget, tapi berusaha bersikap tenang.
Lain halnya dengan Hendry, pria itu malah tertegun melihat penampilan Bella. Tidak biasanya Bella memakai dress seperti itu, apalagi bibirnya terlihat dilapisi lipstik meski tipis.
Hendry tersadar dari lamunan saat Bella melambaikan tangan di depan wajahnya.
"Pagi-pagi sudah melamun." Komentar Bella. Padahal dia sudah tau apa yang membuat Hendry tertegun. Bella sampai tersenyum puas dalam hati.
"Ada apa.? Aku tidak membawa Ale kesini." Ujar Hendry yang mengira Bella mencari Ale lagi seperti kemarin.
Bella menggelengkan kepala.
"Ale masih tidur di kamarnya." Ujarnya.
"Sebenarnya 2 hari yang lalu Kak Julia menyuruhku menyiapkan baju karja Mas Hendry setiap pagi. Jadi,, aku kesini karna mau menyiapkan baju kerja Mas Hendry." Tutur Bella lirih, dia sedikit takut melihat reaksi Hendry Takut pria itu marah padanya.
"Hanya menyiapkan baju saja.?" Tanya Hendry yang justru terlihat kecewa. Bella sampai bingung dibuatnya.
"Hum,," Jawab Bella sambil mengangguk.
"Kenapa Julia tidak sekalian menyuruhmu memandikan ku." Seloroh Hendry santai.
Kedua mata Bella langsung melotot dibuatnya, dia reflek mencubit perut Hendry.
"Mas Hendry tidak waras ya.?" Gerutu Bella yang pura-pura kesal. Tapi dia benar-benar kaget karna tidak menyangka Hendry akan bicara seperti itu walaupun hanya bercanda.
"Memangnya kamu tidak mau.?" Tanya Hendry menggoda. Dia merasa terhibur melihat wajah kaget Bella dan bibirnya yang cemberut, itu sangat menggemaskan.
"Aku tidak punya waktu untuk bercanda, setelah ini aku harus membuat sarapan dan memandikan Ale." Ujar Bella sambil menyelonong masuk ke dalam kamar Hendry. Bella terlihat santai, tapi siapa yang tau kalau hatinya sedang bergemuruh dan berdetak kencang gara-gara candaan Hendry yang tidak masuk akal itu.
padahal dia jahat, udah ngebunuh emaknya bella juga...
situ sehat julia 🙄