Ini Kisah Anak Loli
Lita kini yatim piatu, ibunya meninggal dunia saat melahirkannya sementara ayah biologisnya hingga detik ini dirinya tidak tahu.
Kakek Neneknya juga telah meninggal dunia karena kecelakaan di hari perpisahan sekolah Lita di bangku SMP, harta warisan milik keluarganya habis tak bersisa untuk membayar hutang Kakek Nenek.
Dan akhirnya Lita menikah dengan seorang pria yang begitu meratukan dirinya dan membuatnya bahagia, namun ternyata semua kebahagiaan itu hanya sebentar.
Ikuti ceritanya yuk!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Seseorang yang berada dalam satu sel dengan Lita, melangkah menghampiri dan menepuk-nepuk pundak Lita dengan lembut memberi kekuataan pada Lita yang sedang bersedih.
"Leon, Daniel. Mama kangen kalian, Sayang"
Lita terus terisak, dadanya terasa sakit mengingat kedua putranya. Cukup lama Lita menangis, membuat kedua matanya sembab karena kebanyakan menangis.
"Terima kasih, Mbak" ucap Lita sembari mengusap kedua sudut matanya
"Hemm!! Saya gak tau apa masalah kamu tapi satu hal yang harus kamu ingat, menangis tak akan menyelesaikan masalah" ujar Teman satu tahanan Lita menasehati
"Saya di ceraikan suami saya, Mbak. Hak asuh anak jatuh ke dia, karena saya ada di penjara" jelas Lita dengan lirih
"Pria bukan hanya satu, setelah keluar dari penjara kamu nisa mencari pria lain"
"Yang aku tangisi bukan perceraian kami, Mbak. Tapi anak-anakku, aku hak rela mereka ikut ayahnya dan di asuh oleh pelakor. Aku takut anak-anakku kekurangan kasih sayang, apalagi selama ini hanya aku yang ada untuk mereka. Hanya aku yang 24 jam ada di samping mereka, hanya aku yang mengerti bagaimana sifat mereka" jelas Lita dengan mata berkaca-kaca
"Jadi kalian bercerai karena orang ketiga?"
"Iya, Mbak. Bahkan aku masuk penjara juga gara-gara pelakor itu" sahut Lita sembari mengepalkan kedua tangan
Teman satu tahanan Lita itu menoleh lalu menunggu cerita lebih lengkap, Lita menarik napas dalam-dalam kemudian mulai menceritakan insiden yang menimpanya.
Meski pun tak kenal tapi Lita merasa nyaman dengan teman satu tahanannya itu, entah kenapa hati Lita terasa lebih lega setelah menceritakan masalahnya pada teman satu tahanannya itu.
"Kalau kamu gak salah, kamu pasti nisa keluar dari sini. Cari pengacara saja untuk mengajukan banding"
"Aku gak punya siapa-siapa yang bisa di mintai tolong, bahkan sudah berapa hari aku disini tapi tak ada yang menjengukku selain Mas Doni. Itu pun karena dia mengantarkan surat perceraian kami, kalau bukan karena itu mana mungkin di datang kesini" jelas Lita
"Aku ini yatim piatu, aku gak punya siapa-siapa selain keluarga mantan suamiku. Tapi mereka semua g*la, mereka malah mendukung perselingkuhan putranya" lanjut Lita dengan geram
"Memangnya kamu gak ada teman yang bisa di mintai tolong?"
Lita terdiam, dirinya memang memiliki banyak teman sewaktu kerja dulu sampai menikah dengan Doni tapi entahlah mereka mau menolong dirinya atau tidak.
"Ya punya sih, Mbak. Tapi apa mereka mau menolong aku?" kata Lita ragu
"Tak ada salahnya berusaha, dari pada pasrah. Berusahalah semaksimal mungkin untuk bisa keluar dari sini, setelah keluar kamu bisa rebut kembali anak-anakmu. Buat mantan suamimu menyesal karena telah meninggalkan kamu, Lita"
.
.
.
Sudah satu minggu lebih Lita di dalam sel tahanan, tapi dirinya belum juga mendapatkan pertolongan dari teman-temannya. Lita bingung mau meminta tolong sama siapa, tak ada sahabat yang benar-benar akrab dengannya.
"Tahanan nomor 075, ada tamu untuk anda" panggil Polisi membuka pintu sel tahanan Lita
"Maksud Bapak, Saya?" tanya Lita menunjuk dirinya sendiri
Polisi mengangguk dan mengajak Lita keluar untuk menemui tamu yang datang, Lita terkejut saat melihat salah satu karyawannya yang datang mengunjunginya.
"Disa......" guma Lita lirih, Disa beranjak berdiri saat melihat kedatangan Lita.
"Waktu kalian lima belas menit"
"Baik, Pak. Terima kasih" sahut Disa mengangguk, Polisi keluar dan berjaga di depan pintu.
"Maaf, Bu. Saya baru mengunjungi sekarang, saya pikir ibu tak akan di tahan selama ini" ujar Disa tak enak hati
"Iya gak apa-apa kok, Dis. Terima kasih sudah menjenguk saya, kabar kalian gimana? Toko masih tetap buka kan?" tanya Lita dengan ramah, Disa langsung menggeleng.
"Sejak ibu di tangkap, Pak Doni menutup toko Bu. Sampai sekarang belum buka lagi, bahkan gaji kami juga belum di bayar" jelas Disa jujur
"Astagfirullah" gumam Lita terkejut
"Kamu bawa HP kan?"
"Iya, Bu" sahut Disa mengangguk lalu mengeluarkan HP-nya
"Tolong kamu bukan 4kun saya, dan tolong hubungi teman-teman yang ada di histiros DM saya. Bilang sama mereka kalau saya butuh bantuan, saya siap bayar berapa pun yang penting saya bisa bebas dari sini" pinta Lita
"Semua yang pernah DM Ibu?" tanya Disa memastikan
"Iya, Terutama yang bernama Marisa. Dia teman baik saya, kebetulan profesinya pengacara jadi saya yakin dia bisa membantu saya keluar dari sini" jelas Lita
"Maaf, Bu. Kenapa gak minta Pak Doni saja? Dia pasti bisa mengeluarkan Ibu dari sini"
"Gak mungkin, Dis. Saya dan Mas Doni sudah bercerai, bahkan yang melaporkan saya ke kantor polisi Mas Doni sendiri" jelas Lita, mata Disa langsung membulat tanda terkejut.
"Cuma kamu, Dis. Yang bisa saya mintai tolong, kamu tau kan saya gak punya siapa-siapa lagi. Suami saya sudah membuang saya dan memilih selingkuhannya, bahkan Mas Doni juga memisahkan saya dari Leon dan Daniel. Saya hidup sebatang kara Disa, gak ada yang peduli dengan saya" lanjut Lita dengan mata berkaca-kaca
"Ibu tenang saja, masih ada saya yang akan membantu Ibu" sahut Disa membuka layar HP-nya, kemudian mengeluarkan akun pribadinya agar bisa login ke akun Lita.
Disa menanyakan nama akun dan kata sandi milik Lita, Lita pun menyebutkan nama akun dan juga sandinya untuk bisa login ke akunnya sementara Disa segera mengetik apa yang di sebutkan Lita.
"Gimana Dis?"
"Sebentar, Bu. Masih loading" jawab Disa terus melihat ke arah HP-nya
Setelah menunggu beberapa saat kemudian, akhirnya Disa berhasil masuk ke akun pribadi milik Lita. Untung saja Lita tak menautkan akunnya dengan nomor HP, sehingga tak perlu untuk verifikasi lagi.
"Berhasil, Bu" kata Disa tersenyum
Lita ikut tersenyum lebar, di saat Disa ingin mencari akun teman-teman Lita, Polisi datang menghampiri mereka dan mengatakan kalau waktu kunjungan sudah habis.
"Jangan lupa pesan saya, Dis. Tolong minta bantuan pada mereka" pinta Lita penuh harap
"Baik, Bu"
Berapa hari telah berlalu, tapi Disa belum juga mengunjungi Lita lagi. Membuat Lita gelisah dan penasaran, adakah teman yang bersedia membantu dirinya yang tengah kesusahan.
Di tengah penantiannya, Polisi memberitahu Lita jika ada yang datang berkunjung. Lita langsung bersemangat, karena menebak jika yang datang menemuinya pasti adalah Disa.
"Gimana, Dis? Ada teman saya yang bisa bantu saya keluar dari sini?" tanya Lita penasaran, Disa menggeleng lemah
"Maaf, Bu. Tapi gak ada yang balas chat saya, bahkan beberapa di antara mereka belum di baca" jelas Disa