Terlahir dengan kekuatan istimewa, akankah membuat hidup Angela jadi lebih bahagia? atau penuh dengan rintangan.
Mampukah Angela mengendalikan kekuatannya? ataukah kekuatan itu akan menghancurkan dirinya?
Ikuti terus kisah Angela hingga akhir ya ^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alisha Chanel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Lepaskan aku dasar bajingan!" pekik Angela. Sekuat tenaga gadis itu berusaha menghindar, saat Kenan akan menyentuhnya lagi. Angela melempar setiap barang yang ada di dekatnya ke arah Kenan. Membuat apartemen milik pria itu yang semula rapih, kini sudah berubah berantakan seperti kapal pecah.
Brak!
Seakan ada keajaiban, tiba-tiba saja pintu apartemen yang semula tertutup rapat dan terkunci, kini terbuka lebar seperti ada yang membukanya dari arah luar. Tentu saja kesempatan itu Angela gunakan untuk melarikan diri dari Kenan.
"Berhenti Angela! Mau lari kemana kau?" Teriak Kenan.
Dengan usaha yang cukup keras, akhirnya Angela berhasil keluar dari unit apartemen milik pria itu. Angela berlari sekuat tenaga menuju arah lift.
"Aduh! Kenapa pintu liftnya tidak mau kebuka sih!" cemas Angela dengan wajah gusarnya. Berulang kali gadis itu menekan tombol segitiga berharap pintu lift akan segera terbuka, namun usaha Angela sia-sia.
"Kau tidak akan pernah bisa lari dariku Angela." ucap Kenan sembari berjalan mendekati gadis incarannya itu.
"Angela lewat sini." seru seseorang yang sangat Angela kenal.
"Junior? Kau datang untuk menolongku ya?" tanya Angela saat melihat Junior tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu tangga darurat.
Junior memang sering datang dengan tiba-tiba untuk menolong Angela ketika gadis itu sedang dalam kesulitan seperti sekarang.
Angela berlari menuju tangga darurat, namun Kenan masih saja terus mengejarnya.
"Tunggu Angela!" teriak Kenan yang kini sudah semakin dekat dengan Angela dan hampir menangkap gadis itu.
"Tolong biarkan aku pergi Kenan." mohon Angela saat Kenan berhasil menangkapnya kembali.
"Tidak akan!" balas pria itu dengan senyumnya yang menyeringai.
"Aakkkk!" Teriak Kenan. Pria itu tiba-tiba saja terjatuh dari anak tangga seperti ada yang mendorongnya dari belakang, padahal di tangga darurat itu hanya ada mereka berdua saja.
"Kenan!?" Pekik Angela saat melihat kepala pria itu mengeluarkan cairan berwarna merah akibat benturan yang cukup keras.
***
Di waktu yang sama namun di tempat yang berbeda, Emily dan Edward nampak gelisah karna putri mereka belum juga pulang. Padahal jarum jam sudah menunjukan pukul 22.30 malam.
"Telepon Angela sekarang juga honey! Minta dia untuk segera pulang!" titah Edward pada sang istri dengan rahangnya yang mengeras.
"Sudah kak, tapi HP Angela tidak aktif." balas Emily dengan wajah gusarnya. Wanita cantik itu terus menatap ke arah pintu utama, berharap putri sulung mereka akan segera pulang.
Ini adalah kali pertama Angela keluar dari rumah hingga larut malam seperti ini, walaupun Angela bilang akan pergi bersama Khalisa. Tapi tetap saja naluri keibuan Emily mengatakan sesuatu yang buruk telah telah terjadi pada sang putri.
"Kalau begitu telepon Khalisa, mungkin HP Angela batrainya lowbat." saran Edward dan langsung dilakukan oleh Emily.
"Oh iya. Kenapa aku tidak kepikiran dari tadi untuk menghubungi Khalisa?" Emily merutuki dirinya sendiri. Karna terlalu khawatir, Emily jadi tak bisa berfikir dengan jernih. Sampai tidak terlintas dipikirannya untuk menelpon sahabat baik dari sang putri sedari tadi.
***
Drrrd... Drrrd...
Ponsel Khalisa bergetar saat gadis itu baru saja keluar dari kamar mandi. Latihan pencak silat selama berjam-jam membuat tubuh gadis itu terasa lengket, jadi Khalisa memutuskan untuk mandi walaupun malam sudah larut.
"Hallo assalamualaikum.." Sapa khalisa saat sambungan telepon mulai terhubung.
"Waalaikumsalam. Khalisa, ini aunty Emily sayang." balas Emily.
"Oh iya aunty, ada apa?" Tanya Khalisa penasaran. Tidak biasanya mama dari sahabatnya itu menghubungi dirinya malam-malam seperti ini.
"Kapan kalian pulang? Ini sudah malam loh, apa kamu belum selesai juga latihannya?" tanya Emily beruntun.
Sejak Khalisa memenangkan mendali emas dan berhasil menjadi juara umum tingkat nasional. Ia menjadi semakin rutin berlatih karna akan bertanding ke luar negri untuk mewakili negaranya.
"Maksudnya apa aunty?" bingung Khalisa dengan dahi yang mengkerut.
"Tadi Angela pamit pergi dari rumah, dia bilang mau menemani kamu latihan di gor. Tapi sudah malam begini kenapa kalian belum pulang juga?" tanya Emily sekali lagi.
"Khalisa sudah ada di rumah aunty. Tadi khalisa memang latihan pencak silat, tapi gak sama Angela kok. Bahkan saat di sekolah tadi aku gak sempat ketemu sama Angela karna seharian ini aku sibuk latihan." Ujar Khalisa panjang lebar.
Deg!
Jantung Emily serasa mau copot dari tempatnya saat mendengar jawaban Khalisa. Selain Khawatir pada keadaan sang putri, Emily juga merasakan kecewa karna Angela sudah mulai berani berbohong pada orang tuanya sekarang.
"Oh gitu ya sayang, kalau begitu aunty minta maaf ya sudah ganggu kamu malam-malam begini." sesal Emily.
"Gapapa aunty." balas Khalisa.
***
"Bagaimana honey? Khalisa bilang apa?" tanya Edward setelah Emily memutus sambungan teleponnya dengan Khalisa.
"Khalisa bilang Angela tidak pergi sama dia pah." beritahu Emily dengan wajah gusarnya.
"Whatt!" pekik Edward. Pria berahang tegas itu begitu kaget mendengar jawaban sang istri.
"Terus dimana anak itu sekarang?" tanya Edward dengan rahangnya yang mengeras.
Bersambung.