NovelToon NovelToon
Derita anakku

Derita anakku

Status: tamat
Genre:Tamat / Single Mom / Janda
Popularitas:388.7k
Nilai: 5
Nama Author: Redwhite

Sepeninggal suami, Nani terpaksa harus bekerja sebagai seorang TKW dan menitipkan anak semata wayangnya Rima pada ayah dan ibu tirinya.

Nani tak tau kalau sepeninggalnya, Rima sering sekali mengalami kekerasan, hingga tubuhnya kurus kering tak terawat.

Mampukah Nani membalas perlakuan kejam keluarganya pada sang putri?

Ikuti kisah perjuangan Nani sebagai seorang ibu tunggal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Redwhite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berani melawan

Kepala sekolah merasa terancam dengan tindakan Nina, jika sampai Nina melaporkan ke Diknas sekolah tempatnya bekerja bisa di kenakan sangsi bahkan dirinya bisa terancam di pindahkan ke pelosok daerah.

"Saya bisa melaporkan kelakuan sekolah ini pada Diknas, bapak tau itu kan? Saya juga ngga yakin kalau anak saya ngga akan terkena intimidasi dari guru karena telah melaporkan kelakuan kalian pada anak saya," dengus Nina.

"Saya jamin tak akan ada guru yang akan berlaku demikian pada Rima Bu, jadi apa bisa kita bicarakan ini baik-baik?" pinta kepala sekolah.

Nina yang merasa memiliki bukti untuk memperkarakan sekolah jika terjadi sesuatu kembali pada anaknya, merasa di atas angin.

"Karena saya memilik bukti untuk menjerat kalian, maka saya harap kalian merubah sikap kalian pada anak saya dan juga saya bersedia bernegosiasi dengan sekolah, dengan syarat ..." ujar Nina menggantung sambil menatap Novi.

Sial! Aku yakin dia ingin memintaku keluar dari sekolah.

Novi memang tak layak sebagai seorang guru, dia memang memperlakukan muridnya secara tidak adil. Tidak hanya dengan Rima tapi dengan murid lainnya.

Novi yang bergaji kecil, lebih senang dengan murid yang orang tuanya royal padanya.

Salah satunya orang tua Puput yang tak segan-segan menggelontorkan uang agar anaknya di perlakukan istimewa.

Oleh sebab itu kelakuan buruk Puput selalu di sembunyikan oleh Novi dan justru sering di limpahkannya pada murid lain.

"Saya ingin sekolah mengeluarkan Bu Novi dari sekolah," pinta Nina sambil menatap remeh guru putrinya.

Novi membelalak tak percaya, meski dia sudah memprediksi permintaan Nina.

"Anda ngga bisa seperti itu Bu Nina, apa salah saya kalau keluarga Rima yang mengatakan jika anak ibu memang nakal!" sergahnya tak terima.

"Saya sudah jelaskan kalau Anda sama sekali tak tau kejadian Rima di rumah. Yang saya sayangkan kenapa Anda semena-mena pada anak saya di sekolah!"

"Anda membela murid lain dan menyalahkan anak saya tanpa mau mendengar penjelasannya, hanya karena Anda merasa bahwa anak saya lebih miskin dari anak lainnya. Anda tak layak di panggil guru!" ketus Nina.

Merasa apa yang di keluhkan oleh wali muridnya benar dan kepala sekolah juga ingin menyelamatkan kariernya sendiri, dia lebih memilih menuruti keinginan Nina.

"Benar apa kata Bu Nina, seharusnya Bu Novi meminta maaf pada Rima dan Bu Nina," sela kepala sekolah.

"Dengan terpaksa, saya akan mengembalikan Bu Novi ke Diknas agar bisa di pindah tugaskan," lanjutnya.

Novi sangat geram mendengar pembelaan kepala sekolah terhadap Nina.

"Saya baru sekali melakukan kesalahan pak! Harusnya hanya berupa teguran, bukan pemberhentian karena permintaan wali murid seperti ini!" elaknya.

"Sekali? Ingat kan Bu Novi ini kalau tadi saya bilang, saya punya bukti dan saksi lain kalau Bu Novi sering berlaku tak adil pada anak saya?"

"Bu Nina jangan khawatir, semuanya akan kami selesaikan, saya jamin Nak Rima tak akan lagi mendapatkan perlakuan tak adil di sekolah."

"Sebagai kepala sekolah, saya meminta maaf atas kejadian yang menimpa Nak Rima," ujar kepala sekolah ingin menyudahi perdebatan keduanya.

Nina yang paham jika kepala sekolah ingin dirinya segera pergi, lalu kembali berujar "baiklah pak, saya pegang janji bapak, saya harap bapak pikirkan permintaan saya baik-baik kalau tidak mau masalah ini sampai ke Diknas," ancamnya.

.

.

Nina berpamitan pada Rima sebelum pulang. Dia juga menatap Puput yang masih memegang kepalanya.

"Kamu kecil-kecil tukang buly gimana besarnya! ingat jangan ganggu Rima lagi kalau masih mau sekolah. Saya bisa mengeluarkan kamu dari sekolah! Saya punya semua video pembulian yang kamu lakukan pada Rima!"

Ancaman Nina membuat Puput menciut, gadis remaja itu tak menyangka jika sekarang Rima sudah ada yang membela.

Dalam hatinya dia akan melaporkan kejadian ini pada sang ibu agar Nina melawan ibunya saja.

Teman-teman Puput yang lain juga tak ingin mengganggu Rima lagi, karena takut ancaman ibu temannya.

Rima merasa bahagia, karena kini hidupnya kembali aman bersama sang ibu. Rima bersyukur karena Tuhan mengabulkan doanya, yakni ingin selalu bersama ibunya.

.

.

Novi di minta pulang oleh kepala sekolah, meski kesal tak ada yang bisa guru itu lakukan.

Awalnya Rima takut akan di marahi lagi oleh Novi atas kejadian tadi, tapi ternyata tak ada guru yang selalu merundungnya masuk ke kelas.

Saat jam istirahat, Rima tak perlu lagi mengurung diri di kelas karena tak bisa jajan seperti teman-temannya.

Kini dia memiliki cukup uang untuk jajan, tapi gadis manis itu tetap menyisihkan uang untuk dia tabung.

"Wah-wah udah bisa jajan sekarang?" ejek Ziva bersama beberapa temannya sambil berdiri di meja Rima dan teman-temannya.

Selain Puput dan teman-temannya, Ziva juga salah satu orang yang suka merundungnya di sekolah.

Jika Ziva di hukum oleh guru, Rima lah yang akan menggantikan tugas Ziva, sedangkan gadis itu akan melenggang pulang tanpa rasa bersalah.

"Wih dah punya hp juga dia!" ucap salah satu teman Ziva.

Ziva melotot tak percaya jika anak dari budenya itu memiliki ponsel seri terbaru seperti anak-anak kaya yang ada di sekolahnya.

Tentu saja Ziva merasa iri, dalam benaknya dia akan meminta itu pada sang ibu saat pulang sekolah nanti.

"Bagi duit Rim! Gue mau jajan," paksa Ziva sambil menengadahkan tangannya.

Uang jajannya sudah habis dan dia tau saat ini Rima pasti memiliki banyak uang.

"Enggak ada abis," ketus Rima tanpa menoleh ke arah Ziva.

Ziva yang kesal karena permintaannya di tolak lantas menggebrak meja Rima.

"Jangan songong kamu, mau aku aduin sama mamah biar kamu di hajar!" ancamnya.

Rima bangkit berdiri, tubuhnya yang lebih tinggi dari Ziva membuat Ziva mundur selangkah.

"Ngadu aja! Aku ngga takut, aku yakin ibu pasti bisa melawan mamah kamu kaya kemarin!" balasnya tak kalah tajam.

Sial! Rutuk Ziva.

Murid-murid yang lain menatap perubahan Rima. Gadis yang biasa menjadi bahan perundungan beberapa siswa kini mampu melawan.

"Mendingan kalian pergi aja deh, jangan cari masalah sama Rima kalau masih mau sekolah di sini!" tegur teman baik Rima.

Ziva menatap sengit gadis di hadapannya, "kamu pikir aku takut?"

"Terserah aja, liat noh Puput and the gank, sekarang mereka diam aja kan? Karena mereka takut sama ibunya Rima," tunjuknya pada meja Puput dan teman-temannya.

Ziva memang merasa sekarang tak ada yang berani menjahili Rima, entah apa yang di lalukan budenya di sekolah. Yang pasti Ziva tak takut dengan budenya.

"Tukang ngadu, lawan dong, jangan cuma berani ngadu sama ibunya, cemen!" ejek Ziva yang tak di pedulikan oleh Rima.

Jam pulang sekolah, Rima sudah janjian dengan ibunya yang akan kembali menjemputnya.

Saat tengah menunggu di depan sekolah sambil bermain ponsel barunya, Rima di kejutkan dengan Ziva yang tiba-tiba merebut paksa ponselnya.

"ZIVA BALIKIN HP AKU!" pekik Rima lalu dia menangis.

Ziva yang berboncengan dengan temannya bergegas meninggalkan sekolah dengan perasaan senang karena telah berhasil merebut ponsel milik Rima.

.

.

.

Tbc

1
Nyai Omi
/Shy/
Nyai Omi
lanjut
Nyai Omi
/Smile/
Nyai Omi
iya ksian skli sllu d jahati
Nyai Omi
jahat skli mereka
Nyai Omi
g ada akhlak nya tu ibu tri nani
Muji Lestari Tari
Budi oh budi
Muji Lestari Tari
manusia aneh
Muji Lestari Tari
aduh bikin emosi
Muji Lestari Tari
aduh main dukun
Muji Lestari Tari
jangan mau nin
Muji Lestari Tari
keluarga toxic nggak ada lawan
Muji Lestari Tari
Dibyo gila
Muji Lestari Tari
makin nggak jelas ni orang
Muji Lestari Tari
Dibyo bodoh
Muji Lestari Tari
Yanti ni pelakunya
Muji Lestari Tari
kapok
Muji Lestari Tari
mada sih Anan SMP dah berani gituan
Muji Lestari Tari
keluarga toxic
Muji Lestari Tari
Yanto gila
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!