Dika sebenarnya cowok yang kurang pergaulan atau KUPER istilahnya. Semuanya berubah ketika Dika menjadi siswa di SMA Pelajar yang terkenal di kotanya. Semua orang heran melihat perubahan sikapnya yang periang dan suka usil kepada semua orang namun anehnya banyak orang tidak menyadari keusilannya. Bisa jadi karena wajah tampannya apalagi kaum hawa yang melihat wajah tampanya bahkan senyuman dan rayuan mautnya.
Suatu hari Dika harus berpikir 2 kali bila melakukan sikap usilnya kepada orang lain namun Dika tidak melakukannya apalagi kepada gadis cantik baru dikenalnya yang baru masuk di sekolah tersebut tapi Dika dilaporkan orangtua gadis tersebut ke polisi atas permintaan anaknya hingga harus berurusan dengan polisi sehingga orang tua Dika dan orang tua gadis itu dipertemukan. Namun tidak di sangka kalau orang tua mereka saling kenal bahkan menjodohkan mereka. Bagaimana cerita selanjutnya?, ikuti terus ceritanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANA SUPRIYA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Curiga
Dika menundukan kepala setelah menyatakan diri kalau dia sudah memahami apa yang di sampaikan papanya
"Baiklah nak kalau Dika sudah memahami dengan apa yang dimaksud papa mama sehingga kedepannya jangan di ulangi lagi"
"Ya pa, Dika minta maaf sama mama karena sudah usil sama mama"
Dika langsung menemui mamanya dan mencium tangannya
"Maafkan Dika ya ma"
"Iya nak, jangan di ulang sama mama ya dan maafkan juga maaf ya nak.karena sudah memberi pelajaran sama kamu"
"Iya ma"
Mamanya Dika mengacak rambut anaknya hingga mereka tertawa karena kembali bercanda sebagai keluarga yang harmonis hingga kehidupan berjalan terus dan tanpa ada yang pernah merasa kalau hari terus berjalan sedangkan Dika mulai hati-hati untuk bersikap kepada orang lain dan berusaha mengikuti petunjuk papa mamanya agar jangan menyakiti orang lain atau membuatnya cedera.
Sementara itu, saat ini Dika sudah bersiap diri untuk menghadapi ujian semester yang akan di jalani dan tidak terasa kalau Dika sama dengan orang lain yang baru menyadari kalau waktu berlalu dengan cepat dan tidak terasa sudah akhir bulan
"Tidak terasa ya.., sudah di ujung tahun"
Dika mengucapkan kata-kata itu sebagaimana orang lain apalagi dirinya sekarang akan ujian dan masih di ingatnya pertama dia kesekolah ini, masih ingat ketika dia pertama kali usil dengan teman sekelasnya hingga sekarang dia akan ujian
"Ya masa lalu terasa baru semalam dan sekarang sudah ujian saja ya"
Dika duduk di kursi sambil memperhatikan meja yang terdapat nomor ujian untuknya. Dika terus memperhatikan semua meja hingga dia melihat dirinya sendiri
"Tidak terasa sudah satu semester aku menjadi anak SMA"
Dika bicara pelan sambil tersenyum menatap kedepan melihat kursi dari anak anak lain yang belum datang karena dia terlalu cepat pergi kesekolah dan kebetulan Papanya juga mau berangkat ke bandara, jadi Dika sekalian ikut untuk bisa diantar kesekolah.
" Yaah.....aku terlalu cepat datang, hari ini hari pertama aku ujian semester, dan aku harus mendapat nilai tinggi, walau aku bukan seorang yang pendiam lagi tapi.......apa itu?"
Dika berkata dalam hati sambil melihat ada kertas yang digulung kecil didalam laci meja siswa.
"Cih.....mulai gak jujur nih"
Dika langsung mengambil kertas dan membaca,
"Apa?"
Dika terkejut karena jawaban ujian hari ini ada dikertas yang di gulung ini hingga Dika mulai tersenyum karena timbul niat Usilnya,
"Ku kerjain kalian biar tobat. Kalau usil seperti ini kan tidak apa-apa karena tidak merugikan orang banyak tapi hanya merugikan orang yang bervuat curang "
Dika bicara sambil tersenyum melihat kertas gulungan yang ada dan mengambil kertas tersebut serta menggantinya dengan yang mirip tapi sempat sempatnya dia menulis
" MAU PINTAR MAKANYA BELAJAR!"
Dika tersenyum puas dan memeriksa ternyata banyak yang berbuat sama dan Dika pun sempat sempatnya mengambil dan mengganti kertas kertas kecil jawaban mereka dengan kata - kata yang dibuat sama dengan sebelumnya
"MAU PINTAR MAKANYA BELAJAR".
"Selesai, gerakan pembersihan"
Dika langsung cabut dari kelas untuk segera ke kantin. Dika menjumpai bu Kantin yang sering di godainnya walau Dika tahu pak Kantin suka melototinya ketika bu kantin kena gombal sama Dika tapi pak Kantin tidak bisa marah karena Dika juga suka memuji pak Kantin bila.bertemu duluan dengan pak Kantin
"Hei pak Kantin, Pagi.......bapak aku yang ganteng"
Dika menyapa sambil melihat pak Kantin yang sedang membuat teh manis untuk siswa lain, Dika memperhatikan siswa tersebut ternyata anak kelas 12 IPS 1 dan Dika mengenalinya karena dia terkenal suka usil, sama seperti dirinya. Dia bernama Rehan tapi biasanya dipanggil Rei atau bang Rei.
"Hei Dika, pak Kantin jangan dipuji, karena kalau udah di puji dia suka salah, jangan jangan garam yang masuk ke teh manisnya."
Bu kantin mengingatkan Dika yang lagi memuji pak Kantin sedang bu Kantin sendiri lagi menggoreng nasi sambil tertawa.
Tapi pak Kantin tersenyum saja sambil mengaduk teh manis yang dibuatnya, dan memberikannya kepada siswa yang memesan teh manis termasuk kepada Rehan yang sedang makan kue, mencoba teh manis buatan pak Kantin.
"Asiiiiinnnn"
Teriak Rehan dengan kuat hingga dia langsung berdiri
Sontak semua orang yang dikantin terkejut mendengar teriakan Rehan. Rehan langsung menjulurkan lidah dan mencari kue manis dan langsung memakannya. Sementara Dika dan Pak Kantin tertawa. Bu kantin dengan sigap langsung memberikan teh manis yang baru dibuatnya ke Rehan.
"Tuhkan benarkan Dika"
"Iya bu"
Bu kantin bicara memberitahu Dika yang masih tertawa cekikian walaupun mengiyakan kata bu Kantin sedangkan pak Kantin garuk-garuk kepala takut dimarahi istrinya. Sedangkan Dika nyeplos kata
"Bisalah"
"Bisa apa nak Dika?"
"Tidak bu, bisalah Dika dimaafkan sama ibu dan janganlah di marahi pak Kantin ya bu dan ini Dika ganti dua gelas yang asin"
Dika sebenarnya tidak.akan bicara seperti itu padahal maksudnya bisa tambah perbendaharaan usinya Dika tapi saat ini hanya senyum saja
"Oh jangan nak, tidak apa-apa. Itu dasar saja pak Kantinnya tidak bisa di puji bu"
"Sudah terima saja bu.uang dari saya bu"
"Oh iya nak, terimakasih ya nak Dika"
"Sama-sama bu"
Dika segera bangkit dari tempat duduknya dan tiba-tiba matanya tertuju pada dua gadis cantik, manis, imut - imut, mempesona dan menggetarkan hati Dika yang ternyata dia kenal dan sudah berada di pojok kantin sambil membaca buku untuk ujian hari ini.
"Pantas saja surga jadi sunyi ternyata para bidadari lagi berada dikantin ya"
Dika menggoda dua gadis cantik itu yang ternyata adalah Silvi dan Zaheera . Kedua pipi mereka bersemu merah mendapat pujian dari cowok ganteng yang lagi viral disekolah mereka ini.
"Boleh saya duduk disini?"
Dika dengan santai makan kue yang ada dimeja dan minum teh botol yang ada di meja tanpa izin dan permisi seolah-olah sudah di beri izin oleh mereka berdua
"Silahkan Dika tapi sudah terlambat ya karena kamu sudah duduk duluan dan makan makanan kami"
Zaheera bicara sambil menyindir Dika sedangkan Silvia merasa begitu senang dengan kehadiran Dika yang mendekati mereka
"Seperti orang lain saja, kami juga senang kok kalau ada pangeran ganteng yang menemani kami"
Silvi sepertinya mulai berani memuji Dika yang duduk dengan santai sedangkan Silvi mencuri pandang menatap Dika
"Ternyata dunia ini begitu indah ya, semerbak wewangian terasa hingga ingin rasanya terus bersama dua Bidadari yang ada di depan saya ini"
Dika memuji sambil memandang wajah Silvi dan Zaheera yang begitu cantik buat dia, apalagi mereka memakai parfum yang pas buat mereka.
"Gawat nih.....hatiku jadi tidak mau jauh dari kamu"
Silvi menyela kata-kata Dika seolah-olah bercanda membuat Dika tertawa dan coba bangkit dari kursi.
"Mau kemana Dik"
Zaheera bicara seperti ingin menahan Dika untuk bangkit.
"Aku khawatir bila hatiku terus berbunga-bunga ketika dekat kalian jadi aku putuskan untuk membayar makanan kita"
"Oh begitu ya"
Dika bicara sambil tersenyum manis yang membuat siapapun kaum hawa akan merasa terbang hatinya dibawa oleh hatinya begitu yang dirasakan Silvi dan Zaheera namun Dika tidak mau membiarkan mereka terbuai dengan senyuman mautnya karena bentar lagi akan ujian jadi selesai Dika membayar apa yang mereka makan, Dika langsung mengajak mereka untuk masuk kelas
"Ayo kita masuk karena sudah mau bell dan kita ujian"
"Oh iya ya"
Silvia dan Zaheera tersadar dari lamunan mereka berdua hingga mengikuti Dika
Tiba tiba bel berbunyi dan semua anak - anak yang berada dikantin bangkit, segera membayar makanan kepada bu kantin dan meninggalkan kantin. Semua anak anak bergegas kelapangan untuk berbaris karena akan mendapat pengarahan sebelum ujian dimulai.
Setelah pengarahan, semua siswa masuk ke ruang kelasnya masing masing dan pelaksanaan ujian dimulai. Terlihat semua serius menjawab dan ada yang pura pura serius sambil menunggu kesempatan bisa melihat contekan yang sudah disiapkan sebelumnya. Dan terlihat ada yang kecewa karena begitu dibuka kertas contekannya dengan hati hati karena takut ketahuan guru pengawas, ternyata mereka membaca
"MAU PINTAR MAKA BELAJAR"
Siswa yang nyontek kesal karena apa yang dipersiapkan kemarin sudah berubah tulisannya
"Siapa yang usil ya"
Mereka bicara dalam hati sambil melihat ke kanan dan ke kiri tapi tidak ada yang memperhatikan kekesalannya
Sementara beberapa orang yang nyontek merasakan hal yang sama sehingga mereka kesal dan mencari tahu siapa yang sudah usil dan mencoba menduga - duga.
"Apa ini ulah si Dika ya?"
Mereka bicara dalam hati tapi mereka tidak berani karena mereka tidak ada bukti dan melihat semuanya. Sementara Dika sudah mengerjakan ujiannya dengan cepat dan dia yakin kalau dia bisa mengerjakan dengan benar, apalagi ujian matematika adalah pelajaran kesukaannya. Dika pun di izinkan untuk keluar dari kelas untuk istirahat tapi tidak boleh pulang karena masih ada ujian lagi yaitu pelajaran IPA yang juga pelajaran kesukaannya.
Akhirnya ujian pertama selesai, Dika masuk kembali untuk ujian kembali. Dika pun bisa menyelesaikan dengan mudah sementara teman - teman yang lain berusaha mencari kertas contekan lain yang diselipkan dibagian bagian meja yang tersembunyi mengeluarkan kertas contekannya dan pelan pelan membuka kertas contekannya tapi ternyata
"INGAT, HIDUP KITA BUKAN HANYA DIDUNIA, BERTOBATLAH"
Siswa yang nyontek bicara dalam hati sambil meremas kertas menjadi tidak berbentuk karena kesal sudah sampai ke ubun ubun bahkan sudah mengeluarkan asap dan api kebencian tapi siapa yang mau dituduh.
"Awas! kalau aku tahu siapa yang usil ini, maka akan kubuat seperti kertas yang kuremas remas ini."