Zara, akhirnya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan studinya, sekaligus menyembuhkan trauma masa lalu. Ia ingin melupakan orang yang menyakitinya. Namun tanpa diduga Kenan muncul kembali dalam hidupnya, menyatakan keinginan nya menikah dengan dengan nya. Zara menolak ia ingin melupakan laki-laki tersebut. Namun Kenan tidak mau. menyerah ia berusaha mendapatkan Zara dengan cara apapun. Apakah Zara akan jatuh pada laki-laki yang pernah menyakiti nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masuk Perangkap Penjahat.
Apa yang dilakukan Kenan tidak lantas membuat Zara tunduk ataupun berubah. Ia melepaskan cincin yang pakaikan Kenan dan menyimpannya ke dalam laci. Ia tetap saja menghindar dan mengZaraukan lelaki tersebut.
Hari itu Kenan menemuinya di rumah sakit.
Melihat Kenan datang sorot mata Zara sinis, “ada apa datang ke sini? Aku sedang bekerja Kenan. Apa tidak bisa berhenti menggangguku?”
Kenan melirik jari-jari Zara tidak memakai cincin pemberiannya, lelaki itu hanya tersenyum kecil, ia jadi ragu dengan kata-kata sesumbar yang pernah diucapkan. Ia pernah berkata kalau Zara akan mengejarnya sama seperti dulu, tetapi sekarang ia mulai meragukan kata-katanya sendiri.
“Aku ingin bicara hal yang penting denganmu, tapi jangan di sini.”
Tidak ingin membuat masalah di dalam rumah sakit Zara membawa Kenan bicara di taman rumah sakit.
“Tadi mau bicara apa?” tanya Zara.
“Waktu itu aku sudah memperingatkanmu supaya jangan ikut acara sosial yang diadakan rumah sakit. Ada bahaya di sana Zara, kamu tidak boleh ikut.” Kenan memperingatkan Zara untuk ke dua kalinya.
“Sebenarnya kamu tahu darimana?” Zara balik bertanya.
“Itu tidak penting dari mana aku tahu. Aku hanya memperingatkanmu supaya jangan ikut.” Kenan menatapnya serius.
“Lagian apa urusanmu.”
“Zara, jangan libatkan dirimu, polisi sedang menyelidiki yayasan tersebut, kamu tidak boleh terlibat.”
“Aku sudah katakan kita jangan saling mengurusi satu sama lain. Apa kamu juga bagian dari mereka? Apa benar kamu juga bos mafia?”
“Kita bukan membahas diriku, tapi kamu.”
“Kami para dokter hanya peduli pada anak-anak malang seperti mereka. Hanya orang arogan sepertimu yang tidak peduli pada anak-anak terlantar seperti itu. Jadi ini tidak ada hubungannya dengan mafia maupun gangster.” Zara tidak mengZaraukan nasehat Kenan.
“Terserah, jika suatu saat kamu dapat masalah jangan menyesal,” ujar Kenan memperingatkan lagi.
*
Beberapa hari kemudian.
Rumah sakit tempat Zara bekerja mengadakan kerja sama acara bakti sosial.
Zara dan beberapa rekannya akan berangkat ke suatu tempat yang akan diadakan pengobatan gratis pada anak-anak kurang mampu . Ia tidak tahu bahaya yang menunggunya, terkadang niat baik dan tulus yang kita lakukan belum tentu mendapatkan balasan yang baik juga. Zara salah satu dokter yang ikut terlibat dalam sebuah organisasi peduli anak-anak yang memberikan bantuan obat-obatan pada anak-anak yang kurang beruntung yang dinaungi sebuah yayasan yang mengatasnamakan peduli anak-anak.
Sebelum berangkat Zara sudah terlebih dulu izin pada keluarganya, awalnya Pak Zafar dan Bu Rena kurang setuju Zara ikut acara sosial tersebut, selain tempatnya jauh, Zara juga belum pernah mengikuti acara seperti itu.
Setelah Zara menyakinkan keluarganya, akhirnya mereka mengijinkan pergi.
Di sisi lain.
Polisi yang selama ini mengawasi organisasi tersebut mendapat kabar kalau mereka akan mengadakan cara pengobatan di sebuah villa di daerah puncak. Kenan juga baru saja tiba di ruang sidang ingin mendampingi kliennya, ia mendengar pembicaraan beberapa polisi yang akan berangkat melakukan pengintai ke puncak. Kenan menemui Leo.
“Apa Zara hari ini kerja?”
Mendengar nama adiknya disebut Leo menatap wajah Kenan, ia sudah memperingatkan pria itu agar jangan mendekati adiknya lagi. Lalu ia menatap Sean yang berdiri tidak jauh dari mereka.
“Ada perlu apa?” Leo menatap dengan sinis.
“Aku hanya ingin menanyakan sesuatu, tentang suatu penyakit.” Kenan berbohong.
“Zara ikut acara sosial di Puncak.”
Mendengar hal itu, wajah Kenan tiba-tiba menegang.
“Ada apa?” tanya Leo.
“Tidak ada aku ingin ijin pulang kurang enak badan.” Kenan membuat alasan. Leo dan Sean tidak curiga.
‘Bodoh! Sudah diingatkan masih tetap pergi’ Kenan membatin.
Kenan buru-buru keluar dari kantor melajukan ke arah puncak, “gadis ceroboh, aku sudah memperingatkan beberapa kali jangan ikut, tetap saja pergi,” ucapnya mendumal. Ia meminta alamat Villa tersebut pada temannya seorang Polisi yang bertugas menyelidiki.
Jalanan ke arah puncak macet, ia terpaksa meminjam motor ke sebuah penyewa motor. Kenan melajukan laju motor dengan cepat dan tiba di sana lebih awal.
Tidak berapa lama mobil rombongan para dokter akhirnya tiba. Kenan menyelinap ke dalam mobil dokter menarik sebuah jubah putih, ia berpura-pura jadi salah satu team dokter yang bertugas membawa beberapa peralatan ke dalam ruangan. Saat para dokter itu dibawah ke sebuah ruangan. Kenan menyelinap keluar dari rombongan .
Saat i menyelinap masuk, Kenan akhirnya menemukan sebuah ruangan yang berbau amis mirip tempat penjagalan, ada banyak bercak darah di sana, melihat tempat tersebut membuatnya bergidik. Dengan hati-hati ia merekam dan mengirimnya pada teman polisinya.
Setelah berhasil masuk ke sebuah ruangan Kenan menemukan ruangan yang mencurigakan, ia merekam dengan ponsel lalu mengirim semuanya pada polisi temannya.
[Cepatlah kemari ini seperti tempat penjagalan manusia] polisi yang bertugas semakin yakin dengan kejahatan dokter tersebut.
[Apa kamu bisa merekam tempat yang lain? Aku ingin bukti yang lain] tulis Gio temannya.
[Sedang aku usahakan]
[Hati-hati Kenan, mereka para mafia yang biasa melakukan kejahatan kemanusian, kami akan datang segera, tetaplah hati-hat]
Kenan mengendap-endap menuju sebuah ruangan, ia mendengar suara seseorang , lalu menemukan para dokter dikurung , mereka sedang diberi pengarahan tentang tugas mereka hanya melakukan operasi dan mengeluarkan organ tubuh mereka secara hati-hati, sebagian dokter protes dan tidak mau melakukan pekerjaan yang tidak manusiawi tersebut.
“Kami datang kesini untuk mengobati orang sakit, bukan untuk mengambil organ mereka,” ujar seorang dokter.
Dor!
“Saya tidak ingin mendengar bantahan,” ujar seorang pria tua.
Satu peluru menembus perut seorang dokter dan tumbang, “tugasnya dimulai dari dokter pembangkang ini, ambil hati dan jantungnya,” ucap pria tua yang mengenakan topi koboi tersebut.
Mata semua dokter tampak ngeri melihat dan mendengar hal tersebut, Zara terdiam, ia teringat dengan peringatan yang diberikan Kenan beberapa hari yang lalu. Semua orang ketakutan. Tidak lama kemudian mereka dibawa ke ruang bawah tanah di sana ada ruangan seperti sebuah ruangan pembuatan film.
“Aku butuh hiburan juga, aku akan membagi tugas, dokter laki-laki akan melakukan tugas yang aku perintahkan dan dokter perempuan akan menghiburku.”
Lalu dua orang pria berbadan besar menarik dua orang dokter perempuan , lalu mereka diminta menari erotis di bawah lampu sorot, salah satu dokter menolak . Dengan kejam dia diseret dan dicambuk. Bos penjahat itu menikmati peyiksaan tersebut, ia tertawa terbahak-bahak saat melihat dokter muda itu kesakitan Zara hampir mual melihat pemandangan di depannya.
“Aku butuh hiburan yang menarik, kamu lakukan pertunjukan dengan wanita itu.” Ia meminta bawahannya melakukan pertunjukan bersama seorang dokter. Zara tidak mau dipilih ia mengoleskan cairan hitam ke wajahnya agar ia tidak dipilih. Wajah cantiknya terselamatkan dengan tinta pulpen yang didapatkan dari saku jas dokternya. Para dokter muda itu dijadikan mainan sama laki-laki tua pisikopat tersebut.
Bersambung
Bantu Vote, like dan berikan hadiah juga ya kakak