Alpha CEO hebat yang tak tersentuh setelah patah hati dia tak pernah melihat wanita lagi, namun seorang gadis titipan dari adik dan wanita yang pernah dia cintai mampu mengalihkan perasaannya, lalu bisakah mereka bahagia? Akankah rumah tangganya itu berdiri dengan kuat tanpa goncangan???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecelakaan
Waktu berlalu begitu begitu cepat, tak terasa cerita demi cerita sudah terlukis dalam bingkai kehidupan masing-masing manusia.
Shafa semakin bersinar setiap harinya, Alpha semakin dekat dengannya namun tetap saja masih susah saat di ajak untuk menikah, sementara Ayah dari Alpha kali ini turun tangan agar Alpha mau segera menikah.
"Alpha, Papa lihat kamu dan sekertaris mu begitu dekat, berbeda dengan sekertaris yang sebelum-sebelumnya." Kata Papanya.
"Lalu??" Alpha balik bertanya tanpa menoleh dari berkasnya.
"Ajak dia menikah." Kata Papanya lagi.
"Aku sudah sering mengajaknya, namun dia tak mau, aku selalu di tolak." Jujur Alpha.
"Kalau gitu cari yang lain. " Sahut sang Papa.
"Aku tak bisa yang lain, Aku tak bisa dekat dengan sembarangan wanita." Jawab Alpha.
"Ckkk, Kau keburu tua Alpha, usiaku juga sudah tua. Apa lagi Opa dan Omamu." Kata Papanya lagi.
"Aku ingin dia saja, jika tak bisa maka aku tak ingin menikah." Mantap Alpha menjawab dan pergi meninggalkan Papanya yang hanya bisa geleng kepala melihat putra sulungnya yang tak pernah bisa di atur oleh siapapun.
Hari sudah siang, Alpha menghubungi Shafa namun tak bisa di hubungi Alpha pun mencari ke ruangannya namun juga kosong.
Alpha raih ponselnya lalu menghubungi Shafa namun panggilan itu juga tak bisa tersambung, Alpha semakin kesal lalu menghubungi Fabian Asisten pribadinya.
"Bian kamu dimana???" Tanya alpha.
"Di kafe depan kantor pak bersama Shafa, kami makan bersama, bapak ingin saya bawakan??" Jawab Fabian dari Seberang membuat Alpha mendadak kesal, dadanya penuh rasa panas.
"Cckkk, Sial beraninya membawa wanitaku pergi makan berdua!" Ucap Alpha lalu mematikan ponselnya dan turun ke bawah untuk menyusul mereka semua.
...__****__1...
Di Kafe
Susana menjadi canggung karena Alpha yang nampak bermuram durja, semua orang mendapat amukan darinya karena perkara makan bersama.
"Fabian gaji kamu aku potong separuh kalau berani makan bersama Shafa lagi!" Kata Alpha sambil mengunyah makanan dengan kesal.
"Maafkan Saya pak, tadi kebetulan saja kami bersama." Jujur Fabian tak bermaksud namun sebenarnya juga dirinya sedikit ada rasa tertarik pada Shafa yang sekarang, karena semakin bersinar.
"Kak, Ayolah, jangan berlebihan." Kata Shafa tak enak hati.
"Stop! Aku gak nyuruh kamu bicara. Balik ke kantor dan persiapan presentasi besok!" Kata Alpha tajam membuat Shafa menelan ludahnya kasar.
Shafa pun bangkit lalu mendahului Alpha kembali ke kantor, "Ckkk, belum juga ada hubungan yang jelas udah se posesif itu, apalagi kalau udah nikah." Batin Shafa menarik nafas dalam dan melamun.
Shafa tau Alpha sudah begitu baik dan perhatian terhadap dirinya selama ini, namun entah Shafa masih belum bisa menerima laki-laki itu.
Jika dulu alasannya karena Alpha tak shalat maka sekarang bukan alasan itu lagi, Alpha sudah mulai Shalat namun tak tau benar apa tidak shalatnya, Shafa hanya takut jika dirinya menikahi tubuh Alpha namun tidak hatinya, karena Shafa masih melihat Alpha menyimpan lukisan Zea di kamar rahasianya.
"Ah, kok ada orang yang mencintai perempuan sampai begitu, andaikan aku bisa di cintai segitu dalamnya tentu aku sangat beruntung." Batin Zea sembari melamun.
Shafa menyebrang namun tak benar-benar melihat kanan dan kiri dengan teliti hingga tak tau jika ada sebuah mobil yang melaju dengan begitu kencangnya kearah dimana dirinya berdiri.
Shafa terkejut saat deru itu semakin dekat hingga kakinya lemas tak berdaya untuk berlari, kejadian dimana keluarganya meninggal karena kecelakaan mendadak kembali terulang di pelupuk matanya.
"Aaaaaaaaakkkkkkk"
Ciiiiiittttttttttt
Tiiiinnnnnnnnnnnn
Brakkkkkkkk
Tubuh itu terpental dan menabrak trotoar, darah mengalir dari kepalanya hingga meski sang mobil sudah mengerem sekuat tenaga namun tetap saja tak cukup berhasil hingga tetap menabrak orang.
"Aaaaaa!!!"
"Kakkkk!!!"
Shafa selamat karena dorongan dari Alpha namun Alpha sendiri telah bersimbah darah karena menyelamatkan Shafa agar tak tertabrak mobil yang melaju itu.
"Hiks hiks hiks."
"Tolongggggg!!!"
"Bangunnnn!!! "
..._***_...
Rumah sakit.
Alpha baru menjalani tindakan setelah Fabian membawanya kerumah sakit begitu pula dengan Shafa. Shafa tak berhenti menangis hingga Papa Alpha datang dengan wajah pucat karena khawatirnya.
Dokter keluar sembari menjelaskan kondisi pasien yang masih dalam kondisi cukup parah. "Pasien alhamdulillah sudah melewati masa kritisnya, namun untuk sementara pasien harus di rawat hingga kondisinya stabil dulu." Jales sang dokter pada Papa Alpha.
"Lakukan yang terbaik dok." Jawab Papa Alpha lalu masuk ke ruang dimana Alpha di rawat.
Shafa dan Fabian menyusul, Shafa masih terisak dan makin merasa bersalah saat melihat tangan Alpha berbalut perban tebal karena patah begitu juga dengan kepalanya.
"Fabian urus orang yang sudah menabrak." Perintah Papa Alpha berat, meski tidak sengaja, Papa Alpha ingin yang menabrak bertanggung jawab dengan benar.
"Baik Pak." Fabian keluar untuk mengurus hanya tertinggal Shafa dan Alpha saja.
Keduanya membisu, hanya menatap Alpha yang nampak memprihatikan. Papa Alpha menoleh dan menatap wanita yang sudah membuat Alpha berkorban sedemikian hebatnya, bahkan nyaris mengorbankan nyawanya sendiri.
"Maaf kan saya Pak, Kak Alpha tidak akan mengalami hal ini jika saja tidak menolong saya." Shafa menunduk penuh dengan rasa bersalahnya.
"Ckkk, Kau tau dia jadi sebodoh ini karena dirimu!" Kata Papa Alpha datar.
"Apa yang akan kau balas kepadanya atas pengorbanannya???" Tanya PapaAlpha tajam sambil menatap Shafa yang gemetar juga ketakutan dengan tatapan tajam dihadapan dirinya itu.
"Maaf, saya hanya gadis yatim piatu yang bisa seperti ini juga karena kebaikan Kak Alpha, Saya tak punya harta yang banyak yang layak untuk mengganti kerugian yang dialami oleh Kak Alpha." Kata Shafa menyesal karena keadaannya yang tak bisa membalas apapun kebaikan Alpha padanya.
"Tapi saya janji akan merawat Kak Alpha sampai sembuh." Kata Shafa berjanji pada Papa Alpha.
"Itu masih belum sebanding, nyawanya nyaris melayang karena dirimu, aku nyaris kehilangan putra sulungku!" Kata Papa Alpha menatap dengan penuh intimidasi.
Shafa makin merasa bersalah hanya bisa menelan ludah dengan perasaan sedih dan pilu. "Maaf, lalu apa yang bisa saya lakukan untuk membalas kebaikan dan pengorbanan Kak Alpha pak?" Mata Shafa menatap Papa Alpha dengan derai air mata.
"Nikahi dia!! Rawat dia seumur hidupnya, tidak peduli dia cacat ataupun sempurna, kau harus tetap setia dan menjaga dengan segenap nyawa dan ragamu!" Kata Papa Alpha dingin dan datar, dia tidak peduli jika ini termasuk pemaksaan untuk mendapatkan mantu yang pasti Papa Alpha tak ingin putranya terus menjadi orang yang kalah dengan seorang wanita, bahkan menikahi gadis yatim piatu saja tidak bisa.
Papa Alpha tak ingin, putranya merasa menyesal seumur hidup jika gadis yang dia cintai sudah tak bisa dia genggam lagi, maka cara terbaiknya adalah mengikat seperti saat ini.
..._****_...
Up lagi, Terimakasih jejak manis dan Vote nya. I love you full pokonya, Author doakan kalian semua sehat selalu lancar rejeki dan di mudahkan urusannya.
🙏😍😍😍😍😘😘😘😘😘
Aq blm tav vaf nih 🤭