Suaminya berkhianat dan selalu mengabaikan nya, Calista malah tak sengaja bermalam dengan seorang Office Boy hotel tempat dia dijebak.
"Kamu masih perjaka?" tanya Calista pada lelaki tampan yang tidur dengan nya.
"Ya, Nona."
"Baiklah, aku akan bertanggung jawab! Kita akan jadi kekasih!" tutur Calista dengan serius, dia adalah orang yang selalu bertanggung jawab pada hal yang telah ia lakukan.
"Tapi saya hanya seorang Office Boy miskin."
"Aku nggak perduli latar belakang mu, aku hanya harus bertanggung jawab telah mengambil keperjakaan mu! Aku orang yang berpikiran sangat kuno, dimana keperawanaan atau keperjakaan sangat penting!"
Siapa sangka, ternyata lelaki itu bukan lah seorang OB biasa... akan tetapi seorang Bos besar misterius yang menyembunyikan identitas aslinya dari Calista dan pria itu mencintai Calista dengan ugal-ugalan!
Bagaimana rasanya dikhianati dan diabaikan suami lalu diceraikan, namun malah dicintai secara ugal-ugalan oleh kekasih misterius?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab - Enam.
Sebelum Calista keluar, tadi dia sudah memberikan ponsel yang dibeli pada Ravindra saat sekalian berbelanja furniture. Ponsel Apel seharga 10 juta, bagi Ravindra sebenarnya itu adalah ponsel murah tapi untuk Calista itu lumayan mahal dan dia senang Ravindra memakainya. Kini dia sedang berdiri di luar pintu apartemen, penasaran ingin mendengar suara Ravindra di dalam telepon.
Drrrrrrrrtt.
Ponsel di tangan Ravindra di dalam sana bergetar, pria itu tersenyum dengan wajah geli. Padahal baru saja Calista menutup pintu apartemen, wanita itu sudah menelepon nya.
"Halo..." dengan suara rendah nan sexy pria itu menjawab.
Diluar pintu Calista mengigit bibirnya, dia mendadak merindukan lagi Ravindra padahal mereka hanya terhalang oleh pintu. "Jaga dirimu, jangan lupa kabari aku."
"Siap Beta..." ucap Ravindra, pria itu mendekat ke arah pintu dan menguussap daun pintu, ia seakan bisa merasakan posisi Calista diluar.
"Beta?" tanya Calista heran.
"Beta artinya, Beb Calista."
Astaga receh banget! Calista terkekeh pelan.
Meski begitu tak elak wajah Calista memerah, entah kenapa sekarang dia mudah sekali baper.
"Aku pergi." Calista menutup telepon, dia menatap pintu lalu lari terbirit-birit dengan perasaan yang membuncah bahagia.
Saat berada di dalam lift untuk turun ke lantai bawah karena lantai apartemen Calista berada di lantai 6, ponselnya bergetar. Itu adalah panggilan dari Mutia, "Halo."
"Calista! kamu tidak akan percaya ini, aku berhasil mendapatkan audisi untuk mu! Ini sebuah peran di sinetron terkenal, mereka sedang mencari wajah-wajah baru dan fokus pada bakat mentah daripada latar belakang mereka! Aku akan kirim salinan PDF nya!" suara Mutia terdengar begitu antusias yang menggebu.
Tak lama rincian naskah untuk audisi dikirim Mutia lewat PDF, itu adalah peran sebagai pendukung protagonis pemeran utama wanita. Saat membacanya sekilas Calista ikut bersemangat, cara terbaik untuk melupakan masa lalu adalah dengan semakin mengupgrade diri dan mengambil setiap kesempatan.
"Oke! Aku akan ikut audisi nya!"
•
Dalam satu jam Calista sudah sampai di apartemen tempat tinggalnya bersama Andrean selama satu tahun ini, meski hadirnya Andrean bisa dihitung dengan jari karena pria itu selalu sibuk syuting dan terkadang syuting di luar kota sampai berhari-hari.
Apalagi sejak pria itu berselingkuh dengan Adele, sebulan mungkin hanya 2 kali pria itu pulang ke apartemen dan itu lah awal mulanya kecurigaan Calista berasal. Untungnya Andrean tak bersusah payah menyembunyikan perselingkuhan nya jadi mudah bagi Calista tahu segalanya.
Cklek!
Calista membuka pintu apartemen, setelah pintu tertutup di belakang nya sesaat ia tertegun karena ada sepatu milik Andrean.
Tumben? Pikir Calista.
Wanita itu membuka alas kakinya, dan memakai sendal rumah lalu berjalan semakin ke dalam dan menemukan suaminya sedang berada di dapur memakai apron terlihat sibuk mengaduk sesuatu di atas wajan. Baru saja Calista ingin bicara, seorang wanita dengan hanya memakai lingerieee menghampiri Andrean lalu memeluk pria itu dari belakang.
Degh!
Meski sudah berusaha tak sakit hati, tetap saja ada sengatan kesakitan merambat dan meremasss dengan kuat jantungnya.
Di depan sana kedua manusia durjana itu saling berciuman dengan mesra, sepertinya belum menyadari kehadiran Calista.
"Sayang, baby kita laper. Cepetan masak nya..." suara manja dan menjijikkaan Adele terdengar.
"Sabar sayang, aku buatkan makanan favorit mu. Soal tadi, maaf ya... tiba-tiba punyaku nggak bisa bangun, entah kenapa. Mungkin aku kelelahan dengan padatnya jadwal ku." Suara Andrean terdengar frustasi.
Apa?! Perkututtt pria brengseek ini beneran nggak bangun! Calista tiba-tiba saja tak sakit hati lagi melihat kemesraan kedua orang itu dan tertawa dalam hati karena doanya terkabul.
"Ekhm...! Cieee, yang lagi main rumah-rumahan. Sorry ganggu! Tapi aku hanya mau ambil barang-barang dan langsung pergi kok." Calista bersandar di kusen pintu dengan bersedekap dan tersenyum sinis ke arah keduanya yang kini terkejut dengan kehadiran.
"Calista..." Andrean dengan cepat melepaskan pelukan Adele darinya, tapi perempuan itu kembali memeluk Andrean seolah ingin memperlihatkan pada Calista kemesraan mereka berdua.
"Ck! Kamu ngapain lepasin pelukan ku sih, Mas! Aku ini calon istri dan calon ibu dari anakmu! Sedangkan dia cuma calon mantan istrimu, jadi nggak usah nggak enakan di depan nya!" Adele melotot ke arah Andrean.
"Yayayaya, dia calon suami hebat mu Nona Adele! Congrats ya, calon Ibu... semoga kamu sehat sampai melahirkan, aku akan datang membawa hadiah untuk bayi kalian nanti. Kalau begitu aku nggak ganggu lagi, selamat bersenang-senang..." Calista pun membalikkan tubuh dan ingin pergi ke kamar.
"Tunggu! Mas! Cepet kasih ke dia surat cerai nya biar dia tanda tangan sekarang, kita datang kesini hari ini kan buat menyelesaikan pernikahan kalian...!!"
"Ta-tapi..." Andrean tampak ragu, dia sebenarnya ingin datang bertemu Calista sendiri karena penasaran tentang laki-laki yang kedapatan bersama istrinya itu. Jika benar Calista berkhianat, dia ingin menekan wanita itu. Tapi mendadak Adele ingin ikut, mau tak mau Andrean mengajak selingkuhannya.
Setelah sampai di apartemen, ternyata Calista tidak ada dan Adele malah menggodanya dan dia pun tergoda dan keduanya bergelut di kamar tapi mendadak perkututtt Andrean layu.
"Kenapa kamu terlihat ragu, Mas?!" Adele seketika marah. "Kamu masih ingin mempertahankan pernikahan kalian, iya? Ingat Mas, Ayahku nggak segan-segan menghancurkan karir mu!"
Andrean terkesiap dengan ancaman Adele, kini saat memikirkannya lagi apa dia lebih memilih Adele karena mencintai wanita itu atau hanya karena takut pada ancaman?
Pria itu menoleh ke arah Calista yang masih menunggu dengan wajah tenang, dia menghela nafas nya lalu melepaskan pelukan Adele dan melangkah mendekati Calista.
"Surat cerai ada di kamar, tanda tangan lah."
"Oke! Hanya itu, kan? Sebaiknya setelah ini kita tak saling berhubungan lagi selain masalah proses perceraian! Kita hidup masing-masing, tanpa saling menganggu!" Ucap Calista dengan mata dingin.
Andrean mendekatkan wajahnya, dia berbisik. "Calista, siapa laki-laki yang bersama mu? Aku nggak sangka, kau berani berselingkuh dariku! Dasar Bitchhhh...!" rahang Andrean mengeras dengan mulut yang mencibir.
Plak!
Pria itu terkejut ditampar oleh Calista, dia menatap pada istrinya dengan pandangan tak percaya. "Beraninya kau menamparku...!"
"Itu karena mulutmu lancang dan busuk! Kau yang berkhianat tapi kau malah meneriaki ku jalaaang! Sadar woi...!! Siapa disini yang berselingkuh?!" Calista tak menahan emosinya lagi, dia mendorong tubuh Andrean.
"Calista! Apartemen ini milik Andrean, aku ingin kau pergi dari sini!" teriak Adele.
"Terserah! Aku nggak perduli dengan apartemen ini...! Kau bisa mengambilnya seperti kau mengambil sampah ini dariku...!" ledek Calista dengan matanya menatap sinis ke arah Andrean.
"Jaga bicaramu....!!" Andrean semakin meradang disebut sampah.
Calista mengangkat bahunya tak perduli, lalu segera melangkah pergi menuju kamarnya. Saat ia masuk kamar, dia ingin muntah melihat seprai di kasur berantakan dan pakaian Andrean bercampur pakaian Adele berserakan di lantai.
"Sialaaan! Mereka mengotori kamar ini! Untung aku mau pergi dari sini...!"
Mata Calista melirik ke arah meja rias, ada selembar kertas sepertinya itu adalah surat cerai. Lalu dia mengambil surat cerai itu dan segera menandatangani nya tanpa keraguan sedikit pun.
"Semuanya berakhir..."
Tak menunggu lebih lama, dia membereskan barang-barangnya ke dalam koper berukuran besar dan sekitar setengah jam kemudian dia keluar dari kamar dan melihat kedua orang lucknut itu sedang bermesraan di meja makan dengan Adele berada di pangkuan Andrean yang sedang menyuapi wanita itu.
Brak!
"Aku sudah menandatangani nya, selamat tinggal bajingaannn...!" Calista melemparkan tatapan tajam pada Andrean lalu segera menarik kopernya keluar dari apartemen dengan secercah senyuman di bibir untuk menyambut hidup baru.
•
Waktu pun berlalu dan tibalah hari audisi. Audisi diadakan di sebuah ruangan konferensi hotel, yang juga merupakan salah satu lokasi pembuatan film.
Ketika Calista tiba di depan pintu masuk hotel diantar oleh Mutia, saat itu sebuah mobil Mercedes Benz juga berhenti tak jauh dari pintu masuk.
Segerombolan fans segera menyerbu ke arah mobil Benz dengan penuh semangat, saat penumpang dari mobil itu keluar tanpa sadar Calista mengatupkan bibir. Ternyata Adele juga sepertinya akan mengikuti audisi, padahal wanita itu sendiri sedang hamil. Adele langsung dibawa masuk oleh manajer dan tim asistennya.
Mutia menepuk lengan Calista, "Ayo, kita juga masuk."
Di dalam ruangan tempat audisi para juri dan sponsor sudah hadir, Calista merasa gugup tapi dia segera menguatkan dirinya.
Ting!
[ Beta sayang, semangat...! ]
Sebuah pesan dari Ravindra masuk ke ponselnya, karena Calista sudah memberitahu pria itu tentang audisi hari ini. Sudut bibir wanita itu terangkat, ia tersenyum begitu lebar. Pesan dari Ravindra seolah menjadi vitamin untuknya, agar ia berhasil mendapatkan peran yang dia inginkan dalam audisi.
Ah, paparazzi emang menyebalkan 🤔😅
Pasti dia pikir, Bara ada hubungan dengan Calista 😅