Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Sorenya Alfa pulang dari kantor disambut oleh Bunda dan teman Bundanya yang sedang berkumpul diruang tamu, tanpa menyapa Alfa langsung berjalan dengan santai kedalam rumah tanpa menghiraukan panggilan Bundanya. Alfa meletakan tas kerjanya diatas sofa dan hendak ke kamar mandi saat Bundanya masuk ke dalam kamar.
"Alfa, kenapa si kamu selalu bersikap seperti ini kalo mau Bunda kenalin ke anak temen Bunda?" Kata Sarah Bunda Alfa.
"Bun, udahlah stop jodoh jaodohin Alfa, Alfa udah gede Bun bukan anak kecil lagi dan Alfa bisa cari istri sendiri tanpa jodoh-jodohan, tapi Alfa belum pengen menikah." Kata Alfa.
"Tapi Al, mau sampe kapan? Bunda sama Ayah udah ga muda lagi, kami juga pengen cepet punya cucu Al." Kata Sarah.
"Tapi ga harus dijodohin kaya gini dong Bun." Setelah mengatakan itu Alfa berlalu ke kamar mandi meninggalkan Bundanya, ia sudah muak dan bosan mendengar tentang dirinya dijodoh-jodohkan sama Bundanya.
"Al Bunda belum selesai bicara, ish dasar anak itu." Kata Sarah geram melihat sikap anak laki-lakinya yg selalu seperti itu.Bunda Sarah akhirnya meninggalkan kamar anaknya dan kembali ke ruang tamu.
"Maaf ya jeng, anak aku itu kalo belum kenal emang rada cuek, tapi nanti juga kalau udh kenal bakal asik kok." Kata Bunda Sarah.
"Iya gak papa jeng, namanya juga anak muda, mungkin dia masih malu," Jawab Sinta temen Bunda Sarah.
"Oh iya, Jessica sekarang kerja dimana sayang?" Tanya Bunda Sarah.
"Aku belum kerja tan, baru lulus kuliah minggu lalu di LA." Kata Jessica.
"Wah, ga nyangka yaa.. Udah cantik, pinter, lulusan luar negri lagi, klo jadi mantu aku pasti aku seneng banget." Kata Bunda Sarah bangga.
"Ah tante bisa aja, aku juga kayaknya bakal bahagia klo jadi mantu tante," Jawab Jessica dengan senyuman.
"Gimana kalau kamu kerja di perusahaan Alfa aja, nanti tante bilangin ke Alfa buat kasih posisi yang bagus buat kamu, biar kalian bisa deket juga." Saran Bunda Sarah.
Jessica tersenyum bahagia mendengar itu."Yes, kalau gua bisa kerja disana gua bisa tiap hari dong Deket sama Alfa." batinnya.
"Apa mas Alfa nya ga keberatan tan?" Tanya Jessica.
"Iya jeng, takutnya malah Alfa ga suka sekantor sama Jessica anak saya." Kata Sinta.
"Itumah gampang, biar aku yg ngomong sama Alfa nanti." Kata Bunda Sarah meyakinkan.
"Gimana jeng Sarah aja deh, kita ngikut aja baiknya, oh iya udah sore nih kita pulang dulu ya takutnya papanya Jessica udah pulang." Pamit Sinta.
"Ya udah klo gitu, hati-hati dijalan yaa, Jessica sering-sering main kesini ya biar tante punya temen cerita, kalau sekalian kita jalan-jalan shoping gitu misalnya." Kata Bunda Sarah.
"Iya tan pasti aku bakal sering main kesini, boleh juga tuh Tan. Aku juga pengen banget shoping sama Tante," Ucap Jessica sembari tersenyum.
Setelah kepergian tante Sinta dan Jessica, Bunda Sarah menghampiri anaknya diruang kerja dan mengutarakan niatnya untuk memasukkan Jessica ke perusahaan putranya itu.
"Al, Bunda mau bicara penting sama kamu."
"Bicara aja Bun," Jawab Alfa dengan tetap fokus melihat laptop.
"Kamu liat cewe yang tadi kan, itu namanya Jessica anaknya tante Sinta. Bunda mau minta kamu buat masukin dia ke perusahaan kamu, kasih posisi yg sekiranya bisa sering ketemu kamu biar kalian bisa kenalan lebih dekat lagi."Jelas Bunda Sarah.
"Aku ga bisa Bun," Jawab Alfa singkat.
"Kenapa ga bisa Al? Kan kamu yang punya perusahaannya, jadi kamu bebas dong mau masukin siapa aja dan dimana aja." Kata Bunda Sarah tidak Terima.
"Aku bilang ga bisa ya ga bisa Bun, walaupun perusahaan itu milik aku, tapi semua yang kerja disana harus melalui prisedur yang ada siapapun itu tanpa terkecuali," jawab Alfa dingin.
"Sekali ini aja Al, Bunda nggak enak sama tante Sinta, tadi Bunda udah terlanjur bilang kalo Jessica bakal bisa kerja diperusahaan kamu." Kata Bunda Sarah.
"Maaf Bun, tapi tetap nggak bisa," Ucap Alfa yang masih fokus menatap layar laptopnya.
Akhirnya Bunda Sarah keluar dengan perasaan kecewa tapi dia tidak mungkin memarahi putranya karna dia paham sifat putranya yang sangat dingin dan kalau menurut nya tidak bisa bakal tetap tidak bisa, dan sifat keras kepalanya melebihi keras kepala suaminya. Bukan cuma dia yang takut ketika putranya marah, tapi suaminya yaitu ayah dari Alfa pun akan takut ketika melihat kemarahan Alfa.
Bunda Sarah lalu menghubungi tante Sinta untuk mengutarakan penolakan putranya walaupun dengan hati yang tidak enak karna bagaimanapun tante Sinta adalah teman dekatnya.
Diruang kerja, Alfa memijit pelipisnya memikirkan orang tuanya yg selalu menjodoh-jodohkan dirinya dengan anak rekan-rekan arisannya. Tidak hanya sekali tapi setiap hari membuat Alfa tidak betah berada dirumah. Tak terasa malam semakin larut, Alfa lalu melihat arloji ditangannya yg menunjukan pukul 12 malam. Alfa membereskan meja kerjanya, lalu keluar menuju kamar. Sesampainya dikamar, Alfa menaruh jasnya diatas sofa lalu membuka bajunya satu persatu kemudian bergegas membersihkan badannya yg terasa lengket dibawah shower. Sebenernya dia ingin berendam untuk membuat tubuhnya rileks, tapi berhubung udah tengah malem jadi Alfa hanya mandi biasa dibawah air shower.
Selepas mandi, dia memakai baju tidurnya lalu merebahkan diri diatas ranjangnya. Saat sedang berusaha memejamkan mata, sekilas terbayang raut wajah gadis lugu nan polos yg baru kerja satu hari dikantornya hari ini berjumpa denganya dan selalu membuatnya kesal.
"Gue kayaknya mulai ga waras, ngapain gue ngebayangin gadis culun itu coba. Dan kenapa gadis lugu itu terus berputar dikepala gua sih." Gumamnya menepis segala bayangan yang muncul memenuhi otaknya. Sekali lagi memejamkan mata berharap rasa kantuk datang, namun lagi-lagi bayangan gadis itu muncul didalam benaknya. Wajahnya yg putih bersih, pipinya yang cubby, rambut panjang gelombangnya dan mata coklatnya yang indah, bulu mata lentik, bibir yang kecil dan berwarna pink alami membayangi benak Alfa. Padahal baru bertemu sekali, tapi sudah membuat Alfa tertarik.
"Dia cantik sih, tapi dia nyebelin dan bikin gua marah terus." gumamnya.
"Ah bener-bener otak gue ga waras. Kenapa dia mulu si yang kebayang, nggak biasanya gua seperti ini." Alfa memukul-mukul kepalanya berharap bayangan itu menghilang. Hampir satu jam lebih Alfa hanya berguling kesana kemari diatas ranjang karna rasa kantuk tidak kunjung datang. Kemudian dia menyetel musik agar dirinya bisa tidur dengan tenang, setelahnya Alfa pun terlelap bersama alunan musik yang mengiringi malam.
semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...