NovelToon NovelToon
Anak Rahasia Sang Ceo

Anak Rahasia Sang Ceo

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Lari Saat Hamil
Popularitas:2.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Fafacho

Follow IG=> Fafacho88


Gibran Montana Sinaga harus mengalami penyesalan yang teramat sangat menyiksa dirinya. Penyesalan yang membuat hidupnya tak berarti lagi setelah kepergian perempuan yang telah ia jadikan budak dalam hidupnya, perempuan itu pergi membawa anaknya membuat dirinya cukup menderita..

Lima tahun kemudian ia melihat seorang perempuan yang begitu mirip dengan istrinya membuatnya begitu penasaran apakah itu istrinya atau bukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fafacho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 18

Gibran pulang kerumahnya, dia keluar dari dalam mobil sport berwarna biru miliknya. Wajahnya yang sudah terlihat bengkak karena pukulan ayahnya tadi saat di rumah sakit semakin membuat mood Gibran begitu suram. Dia berjalan sambil sesekali memegang sudut bibirnya yang terasa berdenyut. Langit juga sudah berubah sore, semakin ingin mempercepat langkahnya untuk masuk kedalam rumah merebahkan diri badannya terasa begitu remuk.

Baru saja dia melangkah menaiki anak tangga kecil yang menghubungkan ke pintu masuk rumahnya dia sudah di sambut oleh seorang wanita cantik dengan rok pendeknya. Siapa lagi itu kalau buka Alisha, Gibran menghela nafas panjang. Dia saat ini sedang ingin sendiri malah Alisha datang kerumahnya.

“Sayang kamu kemana saja sih, aku telpon nggak kamu angkat. Aku datang ke kantor kamu, kamu nggak ada” ucap Alisha sambil merengkuh lengan Gibran yang sudah berdiri didepanya.

“Kenapa kau kesini, kau pulang saja dulu. aku capek sayang” tukas Gibran malas, dan dia melepaskan rengkuhan tangan Alisha di lengannya.

“kamu kenapa sih..aku kesini yang pengen ketemu kamu” Alisha tampak kecewa dengan respon Gibran barusan.

“Ya aku tahu, tapi aku pengen sendiri sekarang. Kamu nggak lihat wajah aku kenapa..aku capek sekarang. Aku mohon sama kamu, kamu pulang dulu ya”

Alisha langsung melihat wajah Gibran, dia baru sadar kalau wajah kekasihnya babak belur.

“Wajah kamu kenapa? Siapa yang mukulin kamu sayang” Alisha hendak menyentuh wajah Gibran tapi Gibran menahannya.

“kamu pulang aja, aku bener-bener capek.”

“KAMU KENAPA SIH” Alisha sudah mulai kesal karena seperti diabaikan oleh Gibran. Gibran yang tadinya akan berjalan langsung melihat wajah kesal kekasihnya itu.

“Kau mau marah, kau berteriak padaku..” tukas Gibran menatap tajam wajah kekasihnya itu.

“Ya, salahmu sendiri mengabaikanku. Aku kesini untuk bertemu denganmu bermanja-manja denganmu tapi apa tanggapanmu. Kamu malah mengabaikanku seperti ini, kau lupa aku model internasional”

Gibran merasa sangat jengah, dia memalingkan wajahnya begitu saja dan melanjutkan jalannya lagi. Dia sedang malas untuk bertengkar.

“Gibran, sayang..kalau kamu meninggalkanku begini. kita putus,.” Ancam Alisha.

“Terserah, kau memang egois. Setiap kau bilang tidak ingin diganggu, aku apa pernah membantahnya tapi apa dirimu Alisha” tukas Gibran menghentikan langkahnya sambil melihat perempuan itu yang mengepalkan tangannya.

“Jika itu keputusanmu terserah, aku capek” pungkas Gibran lagi dan langsung berjalan pergi meninggalkan Alisha yang semakin kesal tak karuan.

“LIHAT GIBRAN PASTI KAMU MENYESAL, KAMU DENGAR ITU KAN SAYANG..kamu pasti menyesal meninggalkan perempuan cantik sepertiku”

Gibran tak menghiraukannya, dia terus berjalan membuka pintu rumahnya dan menutup pintu itu dengan begitu kencang.

...............

Gibran masuk kedalam kamarnya yang cukup sepi. Dia berdiri di ambang pintu melihat begitu sunyi kamarnya. Dia melihat kearah tempat tidur dimana biasanya dia saat pulang selalu ada baju ganti yang sudah bersiap di sana dan pasti ada Naina yang selalu melipat baju di sofa. Langkah berat Gibran masuk kedalam kamar, entah mengapa terasa kosong sekali kamarnya saat ini. padahal seharusnya dia senang perempuan itu pergi.

Gibran duduk di ujung ranjang, menerawang setiap sudut kamarnya.

“Kenapa denganku..? kenapa aku merasa kosong seperti ini” ucapnya sambil memegangi dadanya yang seperti ada yang hilang di situ.

Gibran mengeluarkan dompet kecil dan juga ponsel dari dalam saku celananya. Itu bukan ponselnya melainkan ponsel milik Naina dan juga dompet milik perempuan itu. dua barang itu tertinggal di dalam mobil Khalif.

“Dia pergi tanpa membawa keduanya, bagaimana dia sekarang?” gumam Gibran sambil menatap kedua benda tersebut.

Gibran menaruh ponsel Naina di sebelahnya, dia membuka dompet kecil milik istrinya itu. tak ada uangnya hanya ada kartu debit dan kartu-kartu lain dan ada selembar foto, Gibran langsung melihat foto tersebut. Itu foto Naina dengan background biru. Bisa ia tebak foto itu foto sisa untuk mengurus pernikahan mereka dulu.

Dulu Gibran memang meminta Naina untuk membuat foto Background biru untuk ia serahkan ke KUA.

“Seharusnya kau tidak kabur Naina, kau lupa hukuman yang bakal kau terima dari ku” gumam Gibran sambil melihat foto perempuan itu.

“Kau tidak akan bisa kabur dariku.” Tukas Gibran lagi.

Puas melihat dan berbicara dengan foto Naina, Gibran langsung beralih mengambil ponsel milik Naina tadi. Dia ingin melihat nomor siapa saja yang bisa dihubungi agar ia bisa menemukan perempuan itu secepat mungkin. Pasti orang-orang terdekat perempuan itu tahu dimana dia berada.

Tapi baru saja menyalakan ponsel milik Naina, Gibran sempat tertegun dia diam sejenak saat melihat wallpaper di Hp Naina yaitu sebuah hasil USG.

Gibran tampak diam, sebelum dia bergegas untuk melihat ke galeri memastikan dugaannya benar atau tidak soal foto USG tersebut.

Gibran langsung melihat foto itu mengezoomnya di bagian nama dan tertulis nama Naina disitu. matanya melebar sedikit berkedut. Tatapan tak percaya sekaligus syok begitu terlihat diwajah Gibran.

“Dia hamil..?” lirihnya.

“Dia benar-benar hamil, dan dia kabur membawa anakku?” ucap Gibran masih tak percaya.

............................................

Dilain tempat Naina yang begitu haus tak bisa menahan rasa kering di tenggorokannya, dengan perlahan dia berjalan menuju pintu keluar di kamar yang ia tempati saat ini. Baru saja dia akan memutar knop pintu ia sudah mendengar suara keributan di luar kamar membuatnya sedikit cemas dan penasaran.

Dia begitu penasaran sebenarnya apa yang terjadi di luar kenapa terdengar banyak bantingan dari barang-barang yang sengaja di lempar dan di jatuhkan.

“Ada apa sebenarnya, siapa yang membanting barang-barang” gumam Naina, dan dia membuka sedikit pintu kamarnya.

Dan baru ia bisa melihat pria yang menolongnya tengah berusaha menenangkan seorang perempuan paruh baya yang mengamuk membanting semua barang-barang mewah dirumah tersebut.

Mark berusaha memeluk sang mama tapi dia di hempas begitu saja dan mamanya menangis sambil menjerit-jerit membanting semua barang.

“Ma..Mama tenang ma. Mama kendalikan diri mama, mama jangan seperti ini” ucap Mark yang berusaha memeluk mamanya.

“Lepas Mark lepas...Mama mau ketemu papa sama adik kamu. adik kamu di rumahkan Mark”

“Iya ma, Mi..Michel dirumah ma. Mama tenang dulu..”Mark memeluk mamanya cukup erat.

“Kalau papa kamu, dia..dia dirumah juga kan. papa kamu nggak marah sama mama kan? papa kamu nggak ninggalin mama kan. Michel nggak kenapa-kenapa juga kan?” perempuan paruh baya itu menatap sang anak yang memeluknya dari belakang emosinya mulai sedikit terkendali.

“Papa kan di luar Negeri Ma” ucap Mark.

“Tuh kan Papa kamu marah sama Mama, papa kamu nyalahin Mama. Mama salahkan Mark mama bunuh Michel kan Mark” perempuan paruh baya tersebut mulai memberontak lagi bahkan dia bisa lepas dari dekapan Mark.

“Ma..Mama” ucap Mark berusaha mengejar Mamanya yang berlari ke sudut rumah yang lain.

Naina melihat itu, dia langsung keluar dan menyusul kedua orang tersebut. Ia berjalan cepat sambil melihat sekeliling yang begitu berantakan.

“ma..mama aku mohon ma jangan begini ma. Mama bukan pembunuh dan papa nggak marah sama mama. Mama bunuh siapa? Michel masih hidup ma dia di kamar sekarang” ucap Mark begitu cemas dan was-was saat sang mama memegang pisau.

“Kamu bohong Mark, papa kamu marah sama papa dan MI...Michel sudah mama bunuh kan”

“Nggak ma, plis ma jangan begini ma..mama nggak kasih denganku dan Michel. Michel ada ma” ucap Mark mulai gelisah saat sang mama mulai menekankan pisau di lengan. Sudut mata Mark tak sengaja melihat sekilas Naina yang tengah mengintip mereka.

“Kamu bohong Mark, kalau mama nggak bunuh Michel..Michel dimana sekarang. Mama mau ketemu, mama mau ketemu Michel” isak Mama Mark.

Mark terlihat bingung, dia harus apa sekarang. Bagaimana bisa dia memunculkan adiknya sudah tiada.

“Aku nggak bohong, mama singkirkan itu. aku pa..panggil Michel dulu..Mama aku mohon singkirkan itu” ucap Mark.

“Mana Mama mau ketemu Michel, mama mau melihat Michel” teriak sang mama.

“MICHEL Kau tidak dengar mama ingin melihatmu, kenapa kau bersembunyi dibalik tiang itu. Keluar Michel” seru Mark.

Naina yang mendengar itu melihat ke tiang besar yang lain tak ada orang disana dan dirumah ini tiang besar hanya ada dua tempatnya bersembunyi dan satu lagi.

“MICHEL, kau tidak dengar kakakmu ini memanggil” seru Mark lagi.

Naina semakin bingung, apa ada seseorang yang lain.

Mark langsung buru-buru pergi, dia berjalan cepat mengarah ke Naina. Naina yang melihat itu semakin cemas dan gelisah..bagaimana ini kalau di ketahuan tengah menguping. Apa yang harus dia lakukan sekarang. Belum juga bisa berpikir bagaimana caranya untuk pergi eh tangannya sudah di tarik lebih dulu.

“Michel, aku memanggilmu tapi kenapa kau malah diam saja disini” ucap Mark sambil menarik cepat Naina menuju ke mamanya.

“MI..mIchel? aku..aku bukan Michel” ucap Naina terbata.

“Aku tahu, tapi aku mohon padamu berpura-puralah jadi Michel demi mamaku” ucap Mark sedikit berbisik di telinga Naina.

“Apa? tapi bagaimana..”

“Tidak usah banyak tanya, nanti aku beritahu padamu”

“Mama, ini Michel ma” ucap Mark saat ada didepan sang mama.

Mama Mark langsung melihat kearah putranya yang menggandeng tangan seorang perempuan.

“Michel? Itu bener Michel Mark. Itu bener adik kamu Mark?”

“Iya ma, Ini Michel. Aku tidak bohongkan dia ada di kamarnya” jawab Mark.

“Michel” Mama Mark langsung menjatuhkan pisaunya dan berlari menghampiri Naina. Perempuan paruh baya itu langsung memeluk Naina cukup erat. Naina yang dipeluk tampak terkejut dia menatap pria bernama Mark itu. Mark hanya mengangguk saja, dan dengan tatapan memohon pada Naina.

°°°

T.B.C

1
安呢
Luar biasa
Borahe 🍉🧡
Erlan adik tirinya Gibran yah?
Borahe 🍉🧡
Nanda cewe apa Cowo thor? kok manggil Om nmnya kek nama cewek
Borahe 🍉🧡
makanya kalau mau dapat anak, sayangi juga Ibunya. bru tau rasakan kamu kehilangan keduanya
Borahe 🍉🧡
lah sdh tau egois. masih dipertahankan
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
bagus khalif. biar nyesel. klo bisa bercerai aj biat tau rasa tu kutukupret gibran
Julia Juliawati
hamidun mgkn
Julia Juliawati
laki2 durjana km gibran
Firgi Septia
perempuan egois kentara perempuan yg TDK baik laki2 nya bodoh TDK bijak
Firgi Septia
dasar suami kejam TDK punya perasaan ajak nikah pacar padahal istri sdh ada 😡😡
gah ara
bangunin singa tidur anda paaakkkkk
Suriani Lahusi Lajahiti
Luar biasa
Datu Zahra
ini mark dokter macam apa sih..? emosian kalau urusan naina. Udah tau pasien hilang ingatan. Dokter gila
Datu Zahra
Kasihan Alisha, dia dulu juga enggak salah² amat. Tega bener semua jadi pada jahat sama dia dan anaknya
Datu Zahra
Mark dokter macam apa, inget sumpah dokter. Mengabaikan pasien cuma karena urusan pribadi
Datu Zahra
Mantan pacarnya Gibran, Alisya
Datu Zahra
Nangis mulu setiap baca dibeberapa part, kaya ikut ngerasa sakitnya
Datu Zahra
punya pacar nikahin orang lain, maksa tapi diperlakukan enggak manusiawi. Dasar lelaki gila
maria handayani
/Shy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!