Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memuji
Arsy buru- buru menyelesaikan perkerjaan terakhirnya yaitu merapikan kamar tamu yang akan di tempati oleh saudara majikan Bude Lastri yang katanya baru datang dari Rusia.
" Huufft akhirnya selesai juga, ini kamar tamu atau kamar utama. Besar sekali, mana fasilitas nya juga lengkap. Lemari, sofa, meja, juga ada dua ruangan lain. Yang satu kamar mandi terus itu ruangan apa. Ah bodoh amat, yang penting kamarnya sudah siap dan kerjaan Bude lebih ringan. Aku harus buru- buru pergi sebelum majikan Bude kembali, aku nggak mau Bude terkena masalah. Bukankah Tuan itu tidak percaya dengan orang asing, jangan sampai kehadiran ku menyulitkan Bude disini. " Gumam Arsy menyuarakan isi hatinya sendiri.
Arsy keluar dan menemui Lastri untuk mengambil kunci kontrakan, namun ternyata pada saat bersamaan Ia mendengar tapak kaki dari arah depan.
Wanita itu mematung melihat seorang Pria yang sedang menenteng tas kulit berwarna hitam di tangan kirinya, sedangkan tangan kanan terlampir jas kerja. Sulit di ungkapkan, untuk sesaat Arsy di buat kagum dengan tampilan Pria itu.
Arkan Mahendra, menghentikan langkahnya saat melihat ada orang asing di rumahnya. Bersamaan dengan itu Bude Lastri pun melihat kedatangan Tuan mudanya, Ia terkejut karena majikan nya kembali cepat dari biasanya.
" Ah Tuan sudah kembali. "
Lastri berbisik pada dirinya sendiri sembari membungkuk hormat. Wanita itu terkejut karena majikan nya ternyata pulang lebih awal.
" Apa mau Mbok siapkan makan langsung Tuan. " Tanya Bude Lastri sopan.
" Oh itu keponakan Mbok Tuan, dia baru datang dari kampung mau nyari pekerjaan. Karena belum dapat jadi hari ini dia bantu- bantu Mbok disini. "
Bude Lastri menjelaskan dengan hati- hati kala Arkan menatap ke arah Arsy yang masih mematung di tempat nya.
" Maaf Tuan, saya sudah lancang. Tapi saya tidak berbuat macam- macam kok disini, tolong jangan marahi Bude saya apalagi sampai memecatnya. Tuan bisa memeriksa semua barang- barang Tuan, tidak ada yang hilang. Kecuali.... kecuali stok makanan, karena... karena saya ikut makan beberapa kali. "
Arsy menunduk sambil memilin jari, sebenarnya Arsy bukan orang yang penakut, Ia bahkan gadis yang ceria bahkan terkadang absurd kalau bersama orang yang satu prekuensi atau minimal orang yang sudah kenal baik dengannya.
Yang membuat Arsy takut itu karena Bude Lastri, Ia takut membuat Bude nya itu terkena masalah karena dirinya.
" Hm, apa semua sudah siap Mbok. "
Bude Lastri tersenyum dan mengangguk.
" Apa ada yang kemari tadi ada kurir yang datang kemari. "
" Ada Tuan, seperti biasa. Si Mbok naruh di atas meja kerja Tuan. "
Lagi- lagi Lastri membungkuk hormat.
" Ya sudah, Mbok lanjutkan pekerjaan Mbok saja. Tidak perlu siapkan makan karena aku ingin bersantai sebentar, tolong panggil kalau nanti kalau tamunya sudah tiba. "
Arsy melongo ketika melihat majikan dari Budenya itu tersenyum pada Bude Lastri, Pria itu melenggang pergi dengan langkah tegap menaiki undakan tangga hingga hilang dari pandangan Arsy.
Melihat reaksi Arsy Bude Lastri hampir saja tertawa namun di tahan, Ia menarik tangan keponakan nya itu agar menghampiri nya.
" Biasa saja itu lihatnya, sampai mangap begitu. Mingkem tau, jangan sampai lalat yang ada di tong sampah beralih tempat disini. "
Pipi Arsy merona, Ia menahan malu karena keciduk Bude Lastri tengah mengagumi sosok Pria yang nyaris sempurna itu.
" Mana ada Bude, Arsy tadi itu cuma heran saja. Memang begitu ya majikan Bude, maksud Arsy katanya Tuan itu galak tapi kok senyum sama Bude tadi. Kalau Arsy lihat kayanya dia orang yang baik, jauh dari kata galak. "
Ah apa itu tadi, apa Arsy baru saja memuji Pria yang baru di jumpai nya.
" Lah memang Tuan Arkan itu orang yang baik, memang kapan Bude bilang dia orang jahat. " Lastri menahan diri agar tidak tertawa melihat ekspresi lucu Arsy.
" Kan Bude yang bilang kalau Tuan Arkan, ah sudahlah Bude. Arsy pulang dulu, Bude baik- baik disini ya. Semoga Tuan itu tidak marah- marah nanti sama Bude. "
Arsy mengambil kunci kontrakan dan bersiap pergi namun Bude Lastri menahan nya.
" Tunggu Nak, kamu bawa ini untuk makan malam nanti. "
Satu bungkus kresek di serahkan Bude Lastri ke tangan Arsy namun Arsy menolaknya, takut Bude nya itu terkena masalah nanti karena Ia membawa barang dari rumah mewah itu.
" Bawalah, bukankah tadi kamu sudah ngomong langsung ke Tuan kalau kamu minta makan disini. Nyatanya Tuan tidak marah, berati Tuan pun tidak keberatan, lagi pula kamu juga sudah bekerja seharian membantu Bude disini jadi kamu layak dapat ini. "
Arsy akhirnya menerima pemberian Bude Lastri karena percuma juga menolaknya, pasti Budenya itu akan terus memaksa. Sebelum pergi Ia melirik ke lantai atas, kemana posisi terakhir majikan Budenya itu sebelum menghilang dari pandangan nya tadi.
Jujur Ia takut meninggalkan masalah untuk Bude nya itu. Namun pada akhirnya Arsy memilih pulang tetap membawa bekal makan malamnya.
Di luar Ia pun berpamitan pada satpam yang juga tersenyum ramah padanya sembari membuka gerbang.
" Makasih Pak Bejo, Arsy pamit pulang dulu ya. Eh, Pak Bejo, apa Tuan Arkan itu orang nya galak. "
Arsy yang hendak melangkah keluar tiba-tiba membalikkan badan, karena penasaran Ia pun bertanya pada satpam rumah itu setengah berbisik. Arsy juga menoleh ke dalam rumah mewah itu bahkan ke arah lantai dua takut- takut Pria tadi melihatnya.
Pak Bejo yang bingung dengan arah pertanyaan Arsy tentang majikan nya pun tidak serta merta menjawab pertanyaan wanita itu.
" Ish ish, jadi benar ya dia itu galak apalagi sama orang baru. Ya sudah Arsy pulang dulu Pak Bejo, Pak Bejo hati- hati ya, semangat bekerja. "
Arsy melangkah dengan riang meninggalkan kediaman Arkan. Saat dirinya menyibukkan diri saat itulah Ia bisa melupakan kemelut rumah tangganya yang harus kandas hanya seumur jagung.
" Apa yang dia bicarakan, tapi tingkahnya lucu juga. " Tanpa sadar bibir memuji disertai senyuman yang khas.
" Eh apa aku tadi memujinya, tidak. Apa aku sudah gila ya, ah lebih baik aku berendam agar rileks. Mungkin besok aku akan ke rumah sakit buat periksa otak ku kayanya ada yang salah. Pekerjaan hari ini benar-benar menguras tenaga dan pikiran ku, bisa- bisanya dapat laporan yang masih sama. Varo, kapan kamu akan berubah, Bunda maafkan Arkan yang belum bisa mewujudkan keinginan terakhir Bunda. " Helaan nafas menyertai bisikan hati yang gundah gulana.
***
" Ah semoga Bude baik- baik saja disana. "
Arsy masih saja merasa khawatir dengan dengan nasib Budenya, Ia menyesal karena tidak kembali lebih awal.
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke