Siapa sangka takdir membawa Kevin harus terperangkap di pondok pesantren. Dirinya tidak bisa sebebas dulu, membuat Kevin frustasinya luar biasa. Namun siapa sangka, di sana ada sosok bidadari tak bersayap yang selalu membuat mata Kevin berseri-seri. Hari-harinya yang di pikir terasa suram di pondok pesantren, namun menjadi cerah. "Ustadzah, mau enggak jadi istri saya, nikah sama saya, kalau ustadzah nikah sama saya enggak bakalan nyesel deh. Saya ganteng, kaya lagi, saya anak tunggal loh... Keluarga Pradipta lagi." ucap Kevin dengan songong, matanya mengedip pada ustadzah galak yang mengajar di kelasnya. Nadzira -- sosok ustadzah itu mendelik pada santrinya itu. "Jangan ngimpi kamu. Type saya enggak modelan kayak kamu. Cepat kerjakan hukuman kamu, jangan banyak tingkah." Cetus Nadzira galak. Kevin tidak tersinggung, cowok itu malah tersenyum lebar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Seperti hari biasa nya , para santri mengikuti kegiatan mengajar di pagi hari sampai siang hari,
"Ustadzah Nadzira ?!"
"Iya ?" Nadzira mengerjapkan kedua bola mata nya , saat ada seseorang yang memanggil nama nya. .
Nadzira langsung menoleh ke belakang , dan saat itu dirinya sudah melihat Ustadzah Rani yang menatap ke arah nya .
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam "
"Iya ada apa Ustadzah ? Ustadzah ada keperluan dengan saya ?" Tanya Nadzira pada Ustadzah Rani .
Ustadzah Rani tersenyum . "Saya ingin meminta tolong, Ustadzah kenal dengan santri baru itu ? Soal nya saya terburu-buru ingin pulang sebentar . Anak saya sakit Ustadzah Zira . "
"Astaghfirullah . Jadi apa yang harus saya bisa bantu Ustadzah ?"
"Emm jadi begini, tadi orang tua nya menghubungi saya , beliau mengatakan ingin berbicara dengan santri baru itu. Boleh tidak Ustadzah yang mendatangi nya , "
Nadzira menipiskan bibir nya , agak ragu, tapi mau bagaimana lagi, dirinya harus mengiyakan . Tidak enak juga menolak permintaan tolong Ustadzah Rani, apa lagi alasan Ustadzah Rani karena beliau ingin pulang cepat , anak nya sedang sakit . Padahal Nadzira terlalu malas berurusan dengan santri baru itu .
"Boleh, nanti Ustadzah berikan saja nomor ponsel saya dengan orang tua nya . Nanti saya yang akan mendatangi santri itu . "
"Terimakasih banyak Nadzira , ini saya langsung berikan nomor ponsel kamu dengan orang tua nya . Kalau begitu saya pamit dulu ya , sekali lagi saya mengucapkan terimakasih banyak . "
"Iya Ustadzah ."
"Assalamualaikum "
"Wa'alaikum salam ..."
Nadzira menghembuskan nafas nya kasar saat melihat kepergian Ustadzah Rani, dirinya harus siap-siap berhadapan dengan pemuda tengil itu . Ya mau bagaimana lagi, dirinya tidak mungkin meminta tolong dengan salah satu ustadz . Mereka juga punya kesibukan masing-masing.
Dan kenapa orang tua nya Kevin tidak menghubungi kyai Mahmud saya , malah menghubungi Ustadzah Rani .
Nadzira melangkah kan kaki nya kembali menyusuri koridor itu, tujuan nya adalah kantor, karena dirinya baru saja selesai mengajar para santri di sana .
Mencari pemuda tengil itu nanti saja , karena biasanya jam istirahat juga pemuda tengil itu akan mendatangi dirinya . Dan Nadzira akan mengatakan jika orang tua nya menghubungi pemuda tengil itu .
•
Siang hari nya , Rahul berniat kembali ke bilik kamar yang di tempati oleh nya dan Kevin , tujuan pemuda itu ingin melihat keadaan sahabat nya itu .
Bisa jadi Kevin menginginkan sesuatu, jadi Rahul berniat mengecek nya, tidak tega juga melihat keadaan Kevin seperti itu .
"Assalamualaikum Rahul ?"
Namun langkah Rahul terhenti saat mendengar suara seseorang . Rahul langsung membalikkan tubuh nya. , Dan saat itu mata Rahul terbelalak saat melihat Ustadzah Nadzira ada di depan nya .
"Wa'alaikum salam Ustadzah .."
Nadzira tersenyum tipis , sambil menggigit bibir nya kuat , kebetulan sekali dirinya bertemu dengan Rahul . Yang Nadzira tau kalau anak Kyai Mahmud yang bungsu itu sangat dekat dengan santri baru nya itu . Ya tidak salah nya Nadzira bertanya pada Rahul, sebab sedari tadi dirinya sudah mencari keberadaan Kevin, namun Kevin sama sekali tidak tampak . Padahal pemuda itu selalu saja nampak kemana pun.
"Ustadzah ada keperluan apa ya ?" Tanya Rahul .
Nadzira agak ragu, tapi mau tak mau harus menanyakan keberadaan Kevin pada Rahul . "Ummm kamu tau Kevin dimana ? " Tanya Ustadzah Nadzira .
Mata Rahul terbelalak saat mendengar perkataan dari Ustadzah galak nya itu . Rahul sampai melongo , tidak percaya , jika Ustadzah nya itu akan bertanya dimana teman tengil nya .
Nadzira yang melihat keterdiaman Rahul sontak berdekhem keras . "Kamu tau tidak ? Kalau tidak tau ya sudah saya mau pergi ." Ucap Nadzira, jujur saja dirinya terlalu malas jika menyangkut dengan Kevin . Dirinya malas jika nanti Kevin akan merasa di atas awan ,
Rahul langsung tersentak , buru-buru menundukkan kepala nya saat mendengar nada galak dari Ustadzah nya itu . "Maaf Ustadzah, saya tidak bermaksud seperti itu . "
Nadzira menghembuskan nafas nya kasar . "Yaudah , maaf mengganggu waktu kamu ,tapi kalau kamu bertemu dengan Kevin, kamu bisa langsung menyuruh nya untuk mendatangi saya . Saya ada keperluan dengan Kevin . " Ucap Nadzira , dan hal itu semakin membuat Rahul tercengang mendengar nya .
Tidak sedang bermimpi kah Rahul saat sekarang ini ??
Nadzira yang melihat ekspresi Rahul jadi merasa sungkan , karena dirinya tidak mendapatkan petunjuk dimana keberadaan pemuda tengil itu, jadilah Nadzira pamit pergi .
"Kalau begitu saya permisi , assalamualaikum ."
"Wa'alaikum salam " sahut Rahul . Dan setelah kepergian Ustadzah Nadzira , Rahul langsung memekik heboh .
"Kevinnnn !! Ya ampun kamu punya pelet apa ? Samapi Ustadzah Nadzira nyariin kamu !!" Pekik Rahul sampai membuat beberapa santri yang lewat menatap ke arah nya aneh .
Rahul meringis saat menyadari suara nya yang terlalu besar dan membuat heboh orang-orang di sekitar nya . Karena malu ,Rahul buru-buru pergi , tujuan nya adalah ke bilik kamar yang di tempati oleh nya dan juga Kevin ...
•
"Abi !! Bisa tidak jangan ubah tanggal nya . Sesuai kesepakatan dari awal Abi . Kalau Malik akan menikah beberapa bulan lagi . Jangan sekarang . " Malik sudah mengadu frustasi kepada kyai Mahmud . Tanggal pernikahan yang di majukan oleh Abi nya membuat nya frustasi bukan main . Bukan , bukan nya dia tidak cinta dengan Nadzira . Dia bahkan sangat mencintai gadis cantik itu . Namun ada sesuatu hal yang tak mungkin Malik cerita kan pada Abi nya . Dirinya memilih menyimpan rapat rahasia besar itu sendiri . Dan memastikan jika semua orang tidak akan mengetahui nya .
Kyai Mahmud mendesah mendengar perkataan dari anak sulung nya itu . Entah mengapa dirinya terkejut saat Malik terus - menerus menolak tanggal pernikahan nya di percepat. Padahal sebelum nya , anak nya itu yang bersikukuh ingin meminang Nadzira .
Nadzira gadis yang baik, maka kyai Mahmud tidak segan meminta nya menjadi pendamping anak nya.
"Kamu kenapa ? Kamu punya alasan yang kuat untuk menolak pernikahan nya di percepat ?" Tukas kyai Mahmud , dirinya penasaran sekali . Bahkan setau nya , anak nya itu sangat menyukai gadis itu, tidak mungkin kan Malik menolak jika pernikahan kedua nya di percepat.
Malik menipiskan bibir nya , sudah di katakan oleh nya tadi bukan ? Jika dirinya tidak akan mungkin mengatakan alasan yang sebenarnya .
"Abi , tidak ada alasan . Tapi Malik hanya ingin tanggal nya sesuai kesepakatan kita . " Ucap Malik .
"Bukan kah jika tanggal nya di percepat kamu bisa langsung menatap gadis yang kamu cintai itu nak ? Kamu bahkan selalu mengeluh-eluh kan nama nya setiap malam . Abi tau itu, karena Abi selalu mendengar suara igauan mu setiap malam . "
Malik bungkam ,tidak mampu berkata-kata lagi . Memang setiap malam dirinya selalu memimpikan Nadzira .
Kyai Mahmud menghela nafas nya kasar . Menepuk pundak anak nya itu . "Niat baik harus di segera kan , tidak baik di tunda lagi . " Ucap Kyai Mahmud, lalu mengucapkan salam dan pergi.
Malik mengacak rambut nya frustasi . Sungguh di sisi lain dirinya sangat menginginkan Nadzira , bahkan kalau bisa saat ini juga dirinya akan menikahi gadis itu . Namun sekali lagi ,Malik tidak bisa dengan cepat menikahi gadis itu .