NovelToon NovelToon
Jejak Kunci Bayangan

Jejak Kunci Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:233
Nilai: 5
Nama Author: Xyro8978

Genre: Petualangan, Misteri, Fantasi
Garis Besar Cerita:

Perjalanan Kael adalah kisah tentang penemuan diri, pengorbanan, dan pertarungan antara memilih untuk berpegang pada prinsip atau membiarkan kekuasaan mengendalikan takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xyro8978, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gerbang Yang Terbuka

Menyelam ke Dimensi Lain

Portal itu menarik Kiran dan Kael ke dalam kegelapan yang pekat. Rasanya seperti waktu melambat, dan mereka tersedot ke dalam ruang yang tidak dikenal. Ketika mereka akhirnya mendarat di tanah yang keras, mereka mendapati diri mereka di sebuah tempat yang terasa sangat jauh dari dunia yang mereka kenal.

Di sekitar mereka, langit tampak rusak—berkabut dan berwarna merah gelap, dengan kilatan cahaya yang menyambar dari kejauhan. Tanahnya tandus, seperti telah lama ditinggalkan, dan di horizon terlihat sisa-sisa bangunan yang hancur, mungkin reruntuhan dari peradaban yang telah lama punah.

"Dimana kita?" tanya Kiran, suaranya bergema dalam keheningan yang mencekam.

Kael menatap sekeliling, merasa gelisah. "Aku rasa kita sudah melangkah ke dimensi lain. Ini mungkin tempat di mana kekuatan Prisma berasal."

Mereka berjalan pelan, merasakan atmosfer yang tebal dengan ancaman. Di kejauhan, mereka melihat bayangan besar bergerak—sesuatu yang lebih besar dari makhluk apa pun yang pernah mereka temui.

---

Makhluk-Makhluk dari Kegelapan

Kiran dan Kael berhati-hati melangkah lebih dalam ke dimensi ini, dan semakin jauh mereka berjalan, semakin jelas bahwa mereka tidak sendirian. Bayangan-bayangan aneh mulai bermunculan di sekitar mereka—makhluk dengan tubuh gelap dan mata yang bersinar merah. Mereka tampak seperti pengawal atau penjaga, mengawasi dengan seksama setiap gerakan mereka.

"Ini bukan tempat yang kita bisa kuasai dengan mudah," bisik Kiran, menyiapkan pedangnya.

"Aku tahu," jawab Kael. "Tetapi kita tidak punya pilihan. Kita harus maju dan mencari sumber kekuatan itu sebelum mereka menemukannya dulu."

Tiba-tiba, salah satu makhluk itu melangkah maju, dan dengan suara yang dalam dan menggelegar, ia berkata, "Kalian telah memasuki dunia yang tidak akan bisa kalian pahami. Kekuatan yang kalian cari tidak akan memberi kalian kedamaian. Ini adalah tempat untuk jiwa-jiwa yang terkutuk."

Sebelum Kiran dan Kael bisa merespons, makhluk itu meluncurkan serangan, mengirimkan gelombang energi gelap yang menembus tanah di sekitar mereka. Mereka melompat ke samping, menghindari serangan yang sangat kuat itu.

"Perlahan, kita harus melawan," kata Kael, tangannya bersiap dengan pedangnya yang bersinar.

Mereka berdua bekerja sama, menghindari dan melawan makhluk-makhluk tersebut, yang semakin banyak muncul. Setiap kali mereka berhasil mengalahkan satu, lebih banyak lagi yang datang, tampaknya tidak habis-habisnya. Keletihan mulai melanda, namun tekad mereka tak surut.

---

Pencarian Kunci

Setelah beberapa waktu bertarung dengan makhluk-makhluk tersebut, mereka akhirnya mencapai sebuah kuil kuno yang terletak di tengah reruntuhan. Di dalamnya, mereka menemukan sebuah altar besar, dihiasi dengan simbol-simbol yang hampir identik dengan yang mereka lihat di menara sebelumnya.

"Ini tempatnya," kata Kiran, matanya berbinar. "Kita harus menghentikan apa pun yang mereka rencanakan dengan kekuatan ini."

Kael mengangguk dan mendekati altar dengan hati-hati. Di atas altar, tergeletak sebuah objek berbentuk prisma, yang bersinar dengan cahaya biru yang memancar ke seluruh ruangan. Aura kekuatan yang terpendam sangat kuat—dan itu terasa sangat berbahaya.

Saat Kael mendekatkan tangan untuk mengambilnya, suara yang familiar terdengar lagi—suara Alaric, bergetar dalam angin yang berhembus di ruangan itu.

"Kael... Kiran..." suara itu terdengar dalam bentuk bisikan yang menggema, seolah berasal dari segala penjuru. "Jangan sentuh itu. Kalian tidak tahu apa yang kalian hadapi."

Kael menatap sekeliling, mencari sumber suara, tapi yang ia temukan hanya bayangan-bayangan bergerak. "Alaric? Apa yang sedang terjadi? Kenapa kau masih ada di sini?"

"Tidak ada yang benar-benar hilang dalam dunia ini," jawab suara itu. "Kekuatan Prisma itu akan membawa bencana yang lebih besar jika kalian tidak tahu bagaimana mengendalikannya."

Kiran menggeram. "Kami tidak punya pilihan, Alaric. Kami harus menghentikannya. Jika ini berbahaya, kami akan menemui cara untuk mengendalikannya."

---

Ritual Pembebasan

Dengan suara yang semakin suram, makhluk-makhluk penjaga ruangan itu mulai berkerumun di sekitar altar, mempersiapkan diri untuk mencegah mereka melangkah lebih jauh. "Kalian tidak tahu apa yang kalian coba hentikan. Kekuatan itu lebih besar dari yang bisa kalian bayangkan," kata salah satu dari mereka.

Namun, Kael dan Kiran tak gentar. Dengan tegas, Kael menaruh tangannya pada prisma itu. Begitu ia menyentuhnya, sebuah gelombang cahaya biru yang sangat kuat menyebar dari prisma, dan tiba-tiba ruangan itu dipenuhi dengan suara-suara aneh yang menggema, seperti mantra yang tidak bisa dipahami. Cahaya itu semakin menyilaukan, membuat mereka terhuyung mundur.

Kiran berteriak, "Kael! Apa yang terjadi?!"

Kael, dengan tangan terangkat, berusaha menahan kekuatan itu agar tidak lepas kendali. "Kekuatan ini... terlalu besar! Harus ada cara untuk mengendalikannya!"

---

Batas antara Dunia

Saat Kael dan Kiran berjuang mengendalikan kekuatan itu, tiba-tiba sebuah suara berat dan penuh ancaman menggema dari kedalaman kuil. "Kalian tidak dapat menghindari takdir kalian. Kalian adalah bagian dari roda yang terus berputar. Kekuatan itu akan memilih pemiliknya."

Tiba-tiba, dinding-dinding kuil itu mulai retak, dan dari celah-celahnya muncul sosok bayangan besar yang mengerikan, seperti makhluk yang terperangkap dalam dimensi ini. Wujudnya menyerupai gabungan antara manusia dan bayangan yang terdistorsi, dengan mata yang menyala merah.

"Selamat datang di akhir perjalanan kalian," kata sosok itu dengan suara yang menggema, memecah keheningan.

"Siapa... siapa kau?" tanya Kiran, tubuhnya siap untuk bertarung lagi.

"Saya adalah penjaga terakhir," jawab makhluk itu. "Dan sekarang kalian telah mencapai titik ini, kalian tidak akan bisa mundur."

Dengan itu, pertempuran baru dimulai—pertempuran yang akan menentukan masa depan mereka, dan nasib dunia ini.

1
Oe Din
Kamu belum permisi, "nuwun sewu"...
😄😄😄
Oe Din
Sekedar menutupi "rasa takut"...
Oe Din
Keberuntungan, terkadang berawal dari catatan-catatan kecil dan terkesan tidak penting...
Good job...!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!