Karena suami dan anaknya ditembak mati oleh pemburu, Anjani. Seekor serigala betina melakukan transformasi jiwa terhadap keluarga si pemburu suami dan anaknya.
Dia ingin merampas jiwa sekaligus nyawa si pelaku, akan tetapi rencananya mengalami kendala. Sebab dia salah masuk ke dalam raga seseorang yang tidak pernah dihargai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon L-viie Ann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
USAHA YANG SIA-SIA
Rose tersenyum lalu ia meletakkan tas nya di atas meja kemudian menempelkan buah pinggang nya di atas meja itu juga, Satu kakinya menyilang indah.
" Sayang, sebentar lagi jam makan siang. Yuk kita makan diluar " Ajak Rose lembut merayu.
" Aku sibuk " Balas Antonio kecut. Rose mengernyit heran, Tadi pagi pria ini baik-baik saja. Malah sebelum pergi dia minta jatah.
" Ada apa sayang ? Hem??"
" Rose, lebih baik kau pulang sekarang. Aku benar-benar tidak bisa diganggu "
Rose mengangguk tanda mengerti.
" Baiklah, aku tunggu kamu pulang di apartemen "
" No!!! Kau jangan datang dulu sebelum aku panggil. Kau pulang saja ke rumah mu" Antonio tidak mau jika Anindita akan menemukan Rose. Masalah pasti jadi melebar kemana-mana.
" What ??? Kenapa kau jadi seperti ini ?"
" Rose, Anin tahu aku selingkuh. Dan Tuan Lesmana ada disana, Dia bukan orang sembarangan. Jika dia sampai turun tangan, Game over !!!"
Rose merasa ada yang sangat perih di dalam hati nya. Tapi apa daya ? Apa yang bisa dia lakukan ? Untuk menopang hidup pun, dia mengandalkan Antonio. Dan dia tahu jika Antonio juga sangat mengandalkan Anindita.
" Baiklah... Aku pulang "
Antonio tidak menjawab, ia hanya menghela nafas berat.
Dengan hati tak rela, Rose keluar dari ruang kerja Antonio. Ketika hendak keluar dari dalam lift, tanpa sengaja Rose bertemu Dika.
" Eh kebetulan kita bertemu, bisa bicara sebentar " Sapa Dika menahan langkah nya untuk masuk ke dalam lift.
Rose tidak punya alasan untuk menolak, ia pun menyetujui permintaan Dika.
" Ada masalah apa?"
Rose bertanya ketika ia dan Dika sudah duduk berdua di cafe yang berada di lantai satu perusahaan Antonio.
" Apa Antonio belum cerita ?" Dika balas bertanya, Rose mengiyakan. Gerakannya sedikit canggung.
" Baguslah, Sebaiknya kau pergi sejauh mungkin. Kakek sudah tahu mengenai perselingkuhan Antonio. Jangan sampai dia menemukan mu"
Rose menundukkan pandangannya, kedua tangannya saling meremas satu sama lain.
" Aku tahu kau sangat mencintai Antonio, Tapi hubungan Antonio dan adikku bukan hanya sebatas cinta "
Rose mengangguk tanda mengerti.
" Terimakasih, karena sudah bersedia memahami keadaan Antonio "
Rose diam tidak menjawab.
***
Segala daya dan upaya Sintia lakukan untuk bisa bertemu Dito, tapi tidak satu pun membuahkan hasil. Malah sekarang nomor Dito sudah tidak bisa dihubungi lagi.
Pergi ke kantor, tidak diijinkan masuk. Dito benar-benar telah memblokir semua akses yang bisa membuat Sintia datang.
Wanita itu sangat geram, lebih parahnya lagi Papanya yang berada di Swiss menelpon. Beliau murka sebab Mendapatkan kabar jika Keluarga Lesmana telah membatalkan semua kontrak kerja secara sepihak.
Padahal sebelumnya, meskipun Sintia tidak jadi menikah dengan Dito. Keluarga Lesmana siap menjadi investor bagi perusahaan keluarga Sintia. Mungkin mereka merasa bersalah. Tapi kali ini, Ayah Sintia yakin bahwa putrinya telah melakukan kesalahan.
" Pokoknya aku tidak mau tahu, kau harus dapat kan kembali kepercayaan keluarga Lesmana. Jika tidak ? Maka hapus sendiri namamu di dalam daftar keluarga "
Sintia tertegun, Hatinya sangat sakit. Begitu mudahnya sang Ayah membuang dirinya. Tangan Sintia mengepal ponsel dengan kuat. Bola matanya terangkat, menatap tajam gedung tinggi menjulang milik keluarga Lesmana.
****
Dito baru saja tiba di rumah, Ia tidak sengaja melihat Dara yang asyik bermain dengan beberapa ekor burung. Ini aneh, Burung-burung itu bukan burung peliharaan. Tapi burung liar yang berterbangan kesana kemari.
Dito mengedarkan pandangannya, Melihat fenomena alam yang langka.
" Sejak kapan di rumah kita kedatangan banyak burung?" Gumam Dito kepada supir pribadinya.
" Entahlah Tuan, ini baru pertama kali nya saya melihat "
Dito diam, ia memperhatikan Dara dengan seksama. Tanpa disadari bibir nya mengulum senyum. Jika diperhatikan, Dara manis juga. Senyuman gadis itu indah dan terlihat tulus.
Sejak gadis itu hadir di rumah ini, Dito sama sekali tidak pernah melihat sisi baiknya. Bagi Dito, Dara hanya gadis pembawa sial yang berhasil mengacak-acak hidup nya.
Akan tetapi, setelah kejadian hari ini. Dito merasa jika Dara telah menyelamatkan hidupnya dari apesnya ditipu oleh Sintia. Kalau saja terlambat, maka bukan hanya uang yang habis. Tapi rasa sakit yang lebih sakit.
" Sayang... "
Tiba-tiba sebuah suara mengganggu konsentrasi Dito mengagumi Dara. Pria itu menoleh, dan sewaktu ia tahu jika Sintia datang. Dito langsung melangkah pergi.
Namun Sintia tidak mau melepaskan Dito lagi, ia berlari lebih cepat dari langkah kaki Dito.
" Sayang.. Tunggu !! Tolong tunggu !"
Pinta Sintia sembari merentangkan kedua tangannya di depan Dito.
" Aku mohon, beri aku waktu untuk bicara sama kamu"
Dito melengos, dia berusaha menghindar tapi Sintia terus mengikuti gerakan nya.
" Aku tidak akan membiarkan mu pergi sebelum mengijinkan aku untuk bicara "
Dito menghentikan langkah nya, tatapan nya sangat tajam. Tanpa rasa malu Sintia justru menanggapi dengan senyuman.
Dara menyadari adanya percekcokan diantara Dito dan Sintia, jiwa kepo si Anjani meronta-ronta. Ia datang menghampiri.
" Sayang... " Sintia mencoba meraih tangan Dito, namun Dito mengelak. Menyadari Dara datang, Dito pun menyambutnya dengan senyuman.
" Eh istri ku datang "
Sintia terpana, tanpa rasa bersalah Dito meraih pinggang Dara kemudian mengecup kening Dara di depan mata Sintia.
Dara gelagapan, sedangkan Anjani yang berada dalam tubuh Dara merasa sesuatu meledak dalam dada nya.
" Apa-apaan ini ?" Suara Anjani menggema dalam sanubari, ia meraba dadanya. Dito tersenyum, ia meraih tangan Dara yang tengah menyentuh dadanya sendiri lalu mencium punggung tangan Dara.
Sintia terbakar api cemburu, tanpa ba-bi-bu lagi sebuah tamparan keras melayang di pipi Dito.
PLAK!!!
Dito terhenyak kaget, begitu pula dengan Dara.
" Apa-apaan ini ??!! Berani ya kau menampar ku!!" Gertak Dito, bola matanya melotot, urat di dalamnya berwarna kemerahan.
" Tega sekali kau padaku Dit, Kalau kau sakit hati sama aku? Bukan begini caranya !!" Balas Sintia tanpa rasa malu.
Dito menyeringai tipis.
" Kau bilang apa ? Aku sakit hati ?? Mimpi kamu!! Cepat kau pergi dari hadapanku. Aku tidak Sudi mengenal perempuan murahan seperti mu!!"
Sintia menggertakan gerahamnya, ia melirik Dara yang diam menatap Dito dalam-dalam. Sintia semakin murka, ia justru menyerang Dara dengan cara menarik kasar tangan Dara supaya menjauh dari Dito.
Dan Dito menepis tangan Sintia, kemudian menarik Dara ke belakang punggung nya.
" Tangan kotor mu tidak pantas menyentuh kulit istri ku" Tegas Dito.
" A- Apa ???" Sintia merasa seperti ada bongkahan batu besar menindih tubuhnya. Sangat sakit dan sulit untuk bernafas.
" Satpam !!!!" Dito memanggil penjaga, dalam secepat kilat dua orang penjaga datang. Tubuh mereka kekar dan kuat.
Dengan sekali sentuh, Tubuh Sintia sudah tidak berdaya. Tenaganya yang berusaha menolak, tak berarti apa-apa.
km baik sintia semoga mndptkan laki² yg baik juga
Semoga Dito tak gegabah utk mempercayai semua foto yg di kirimkan wanita duplikat itu. selidikilah dulu .. jngn main usir Dara