NovelToon NovelToon
Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Satu Cinta Untuk Dua Wanita

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Syena Almira, gadis yang tanpa sengaja dinikahkan dengan seorang pria bernama Fian Aznand yang tidak dia ketahui sama sekali. Berawal dari sebuah fitnah keji yang meruntuhkan harga dirinya dan berakhir dengan pernikahan tak terduga hingga dirinya resmi di talak oleh sang suami dengan usia pernikahan yang kurang dari 24 jam.

"Aku tak akan bertanya pada-Mu Ya Allah mengenai semua ini, karena aku yakin kalau takdir-Mu adalah yang terbaik. Demi Engkau tuhan yang Maha pemberi cinta, tolong berikanlah ketabahan serta keikhlasan dalam hatiku untuk menjalani semua takdir dari-Mu." _ Syena Almira.

"Kenapa harus seperti ini jalan cintaku tuhan? Aku harus menjalani kehidupan dimana dua wanita harus tersakiti dengan kehadiranku? Aku ingin meratukan istriku, tapi kenapa ketidakberdayaan ku malah membuat istriku menderita?" _ Fian Aznand.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kasih Sayang Luar Biasa

Jenazah Syena sudah dimakamkan, keluarga besar Syena membawa jenazah Syena ke Maroko. Tidak ada satupun dari keluarga Syena yang menyalahkan Fian atas semua ini, justru Akbar menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian putrinya.

Malam ini, Fian dan keluarganya berkumpul di rumah Akbar, di sana juga ada Sean, Kenzo, Vanno, Miller beserta anak-anak dan istri mereka dan juga ada Nila. Mereka semua menghadiri pemakaman Syena di Maroko. Akbar meminta maaf pada Fian atas sikap dan ucapannya pada Fian waktu itu.

"Ini bukan salah abi, aku yang salah, aku gagal menjaga Syena."

"Malam itu Syena mengirimkan pesan padaku, aku sangat menyesal karena sudah membuat dia tertekan nak, aku sangat menyesal." Ujar Akbar.

"Pesan? Pesan apa bi?" Akbar memperlihatkan pesan whatsapp yang dikirimkan oleh Syena pada abinya itu.

[Abi, sampai kapanpun Syena tidak akan meninggalkan Fian, Syena sangat mencintainya, walaupun cinta Fian tak sepenuhnya untukku tapi aku bahagia, aku sangat bahagia bersama dengannya abi, kebahagiaan yang tidak bisa siapapun memberikannya padaku. Tolong jangan hancurkan rumah tanggaku abi, jika setelah melahirkan aku harus berpisah dari suamiku, maka aku akan berdoa pada Allah, agar Allah mengambil nyawaku sebelum aku melahirkan, aku jauh lebih ikhlas meninggal dalam keadaan masih menjadi istri dari suami yang sangat aku cintai.]

Fian kembali meneteskan air matanya, begitu tulus dan lapang nya hati Syena dalam mencintai dia padahal Fian tak pernah bisa memberikan rasa cinta yang penuh pada Syena.

Fian tak mampu lagi berkata-kata, dia hanya bisa terisak, Naima tidak ikut ke Maroko karena dia sedang merawat Azad di rumah sakit, sedangkan anak-anak Naima dijaga oleh Sonia dan Salim.

Malam menyapa, Fian tidur di dalam kamar Syena, kamar yang menjadi saksi kemesraan mereka saat di Maroko dulu. Fian membuka lemari pakaian Syena dan memeluk serta menghirup aroma pakaian itu, dia semakin menangis jika mengingat istrinya.

"Aku merindukanmu Syena, maaf jika aku tidak bisa memberikan cinta sepenuhnya untukmu." Fian kembali terngiang kata-kata kasar yang dia lontarkan pada Syena waktu itu hingga dia melakukan kekerasan fisik pada Syena. Tangisan Fian semakin menjadi, dia tidak sanggup menahan sesak di dadanya saat ini, kepalanya terasa begitu sakit dan berdenyut hebat.

Keesokan harinya, mereka semua pulang ke Budapest. Fian belum ingin pulang ke rumah Naima, dia ingin ke rumah Syena terlebih dahulu, Fian tidak ingin ditemani oleh siapapun, dia ke sana sendiri.

Setiap sudut rumah itu meninggalkan kenangan manis dalam hidup Fian ketika bersama dengan Syena. Kamar tempat dia dan Syena memadu kasih. Saat memeriksa lemari Syena, dia hanya bisa melihat barang-barang istrinya dan di rak buku Fian melihat ada sebuah surat kecil terlipat di atas meja yang berada di samping rak buku. Fian membuka surat itu lalu membacanya, itu tulisan dari istrinya.

[Aku tahu kalau suamiku tidak akan pernah bisa memilih antara aku dan Naima, aku juga tidak akan menuntut dia menentukan pilihan antara kami berdua, jika memang takdir mempersatukan aku dan suamiku, maka kami tidak akan berpisah namun jika takdir memang memisahkan kami, maka aku ikhlas menerima semuanya. Aku begitu mencintai Fian, pria yang sudah merebut hatiku, aku bahagia menjadi istrinya, aku tidak butuh pengakuan dari dunia mengenai hubungan kami, yang aku butuhkan hanyalah cinta dan kasih sayang Fian padaku. Melihat Azad bahagia bersama abinya, aku juga begitu bahagia. Mungkin memang benar, aku perempuan yang jahat karena sudah mengambil suami perempuan lain, aku sadar akan posisiku dan hanya Engkaulah tuhan, yang mengerti betapa aku sangat mencintai Fian, suamiku.]

Fian menahan sesak di dadanya, kepedihan itu kembali terasa, kita memang akan mengetahui betapa berharganya kehadiran seseorang hanya jika dia sudah hilang.

...***...

Fian membesuk putranya, Azad saat ini sudah sadar sepenuhnya, dia juga sudah mengetahui kalau Syena sudah tidak ada lagi, semua sudah diceritakan oleh Naima. Fian memeluk putranya dengan Syena itu, dia bisa melihat kalau Azad sangat terpukul dengan semua ini.

"Azad sudah tidak punya umma lagi, Azad akan hidup sendiri." Tangis Azad dalam pelukan Fian.

"Nak, Azad memang tidak punya umma lagi, tapi sekarang Azad punya ummi. Apa Azad mau menjadi anak ummi nak?" Fian dan Azad menatap Naima, Azad mengangguk.

"Apa boleh?"

"Tentu boleh sayang, nanti Azad akan ada temannya yaitu Rayyan dan Sofi." Naima memeluk Azad.

"Terima kasih Naima." Ucap Fian, Naima hanya menanggapi dengan senyuman.

Singkat cerita, akhirnya Azad diperbolehkan untuk pulang, rumah milik Syena dijual oleh Fian sesuai dengan permintaan Azad, karena Azad tidak ingin ke rumah itu lagi, dia akan sangat terluka setiap melihat rumah milik Syena.

Azad kini tinggal bersama dengan Naima, kini tak ada lagi pembagian waktu dalam hidup Fian, Azad bisa menjalani kehidupannya bersama dengan Fian untuk selamanya.

Rayyan juga menyambut dan menerima kehadiran Azad dengan baik, mereka bahkan terlihat akur, Azad juga sangat menyayangi Sofi. Naima pun tidak pernah membedakan kasih sayang antara Rayyan dan Azad.

Kehidupan Fian kembali berjalan seperti semula, hubungannya dengan Naima juga kembali membaik, Naima bisa menerima takdir dalam hidupnya yaitu dia bukanlah satu-satunya ratu dalam rumah tangga ini.

Setelah memastikan anak-anak tidur, Naima memasuki kamarnya dan merebahkan tubuhnya di samping Fian. Fian menatap istrinya itu dengan lembut lalu memeluk Naima.

"Terima kasih atas semua nya sayang, untuk menerima semua ini bukanlah hal yang mudah bagimu."

"Tidak ada lagi suami terbaik untukku selain dirimu Fian, anggaplah semua itu ujian dalam rumah tangga kita, untuk ke depannya, kita akan menjalani semua dengan kejujuran." Fian mencium tangan Naima.

"Maafkan aku yang sudah membohongi kamu sejauh ini."

"Aku sangat berterima kasih pada Syena, dia mati-matian berusaha untuk menjaga perasaanku, dia berusaha agar aku merasa terus menjadi satu-satunya ratu dalam kehidupanmu, dia wanita luar biasa Fian, kamu beruntung bisa memilikinya." Fian tersenyum dan membenarkan apa yang Naima katakan, memang selama ini Syena lah yang tidak ingin kalau hubungan antara dirinya terbuka.

...***...

Fian membawa ketiga anaknya dan juga Naima untuk pergi liburan ke sebuah pulau yang begitu indah, Fian bermain dengan ketiga anaknya itu di tepi pantai. Naima hanya melihat anak-anak dan suaminya tertawa bahagia bermain ombak.

"Umi ayo ke sini, kita main bersama." Azad menggamit tangan Naima dan membawanya bermain.

Mereka berlima kini bermain air pantai dengan bahagia, berlari dan saling mengejar serta main pasir bersama. Kebahagiaan ini lengkap sudah bagi Fian, walaupun Syena sudah tidak bisa lagi bersama dengannya tapi Syena pasti akan bahagia melihat Azad mendapatkan kasih sayang penuh serta luar biasa dari Fian dan Naima.

"Terima kasih Syena, kamu sudah menjadi bagian dalam hidupku, semoga kamu dan Argha Syam damai di sisi Allah, aku mencintaimu Syena." Doa Fian sambil menatap hamparan laut yang tak berujung. Nama anak kedua Fian dan Syena adalah Argha Syam, nama itu sudah disiapkan oleh dia dan Syena sejak dulu.

...TAMAT...

...Terima kasih untuk sahabat semua yang sudah membaca novel ini hingga tamat, terima kasih juga atas suara dan dukungan dari sahabat semua ya....

...Visual tokoh novel bisa lihat di sosial media author....

...Ig : velinaselina02...

...Tiktok : vebigusriyeni...

...Trending profil author, jangan lupa follow ya 💗...

Mampir juga di Novel Religi karya Author di tahun 2014 lalu 😊👇

Menceritakan kisah seorang gadis dalam menuntut ilmu agama dan perjuangan sang gadis dalam mencapai cita-citanya.

Blurb :

Meraih cita-cita tak semudah membalikkan telapak tangan, butuh proses yang panjang serta ikhtiar yang kuat untuk mencapainya. Tapi ya memang benar perkataan Imam Ibnu Athoillah dalam kitabnya Al-Hikam "Bahwa kuatnya cita-cita tidak akan melampaui dinding takdir."

"Ya beginilah sekarang, aku harus menjalani kehidupan sesuai dengan apa yang telah ditakdirkan Allah SWT. Aku yakin bahwa Allah lah yang lebih tau apa yang aku butuhkan dan apa yang terbaik, dan apapun yang Allah takdirkan untukku, yang pasti semangat untuk menuntut ilmu takkan pernah surut hingga ajal menjemput." _Alisha Azzalea Ronzalean

"Aku itu mau kuliah di Universitas Kedokteran Ella, tapi siapa yang bakalan biayain aku?" jerit batin Alisha.

"Kok kamu bengong Sha?"

"Lihat nanti aja La, di mana ada kesempatan ya aku ambil buat lanjutin pendidikan."

"Gimana kalau kamu ikut aku aja masuk pesantren, kita bisa belajar sama-sama deh, pasti sangat menyenangkan Sha," ajak Ella penuh semangat.

"HAH?? PESANTREN?" Tanya Alisha kaget, Ella juga kaget melihat Alisha seperti itu, memang ada yang salah dengan ajakannya? Sampai Alisha sekaget itu?

"Kenapa Sha?"

Tak pernah terlintas di pikiran Alisha untuk masuk pesantren, dia ingin jadi dokter bukan ustadzah.

"Pesantren? Hafalan Quran? Lihat bahasa Arab tiap hari? Gagal dong aku jadi dokter," pikir Alisha.

Apakah pesantren akan menghambat cita-cita Alisha? Tidak, justru ketika di pesantren lah Alisha mengetahui jati dirinya dan pesantren lah yang menjadi jembatan untuk Alisha menuju cita-cita yang telah lama dia pendam.

Tak sia-sia bagi mereka yang selalu terus berjuang dan berusaha dengan sungguh-sungguh, karena apa yang akan didapatkan sesuai dengan

apa yang diusahakan. Tetaplah semangat dalam melakukan apapun.

Sebab, orang Islam yang di hatinya masih ada iman tidak akan kenal dengan kata malas. Jadilah manusia yang selalu mengejar cinta Allah sebelum mengejar cinta Makhluk-Nya.

Man Jadda Wa Jada, dimana ada kemauan pasti ada jalan.

1
dedeh kurniasih
betapa hati seorang wanita tersakiti tapi masih bisa mengatakan rasa cinta ke suami nya dunia ini tak sesempit pikiran mu syena
dedeh kurniasih
Kecewa
dedeh kurniasih
Buruk
dedeh kurniasih
saya seneng membaca nya dan alur ceritanya baik dan lembut
dedeh kurniasih
bismillahirrahmanirrahim masyaa Alloh terharu membaca cerita nya dan sedih
Vebi Gusriyeni: MasyaAllah terima kasih atas dukungannya kakak 💗
total 1 replies
Cevineine
Lanjut Thorr👍👍
Vebi Gusriyeni: iya 😊
Cevineine: Okeeey, mampir juga ya ke lapak akuuu❤️ salam kenal
total 5 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!