NovelToon NovelToon
Jejak Tanpa Nama

Jejak Tanpa Nama

Status: sedang berlangsung
Genre:Mata-mata/Agen / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:639
Nilai: 5
Nama Author: Dyy93

Jejak Tanpa Nama mengisahkan perjalanan Arga, seorang detektif muda yang berpengalaman dalam menyelesaikan berbagai kasus kriminal, namun selalu merasa ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya. Suatu malam, ia dipanggil untuk menyelidiki sebuah pembunuhan misterius di sebuah apartemen terpencil. Korban tidak memiliki identitas, dan satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah sebuah catatan yang berbunyi, "Jika kamu ingin tahu siapa yang membunuhku, ikuti jejak tanpa nama."

Petunjuk pertama ini membawa Arga pada serangkaian kejadian yang semakin aneh dan membingungkan. Saat ia menggali lebih dalam, ia menemukan sebuah foto yang tampaknya biasa, namun menyembunyikan banyak rahasia. Foto itu menunjukkan sebuah keluarga dengan salah satu wajah yang sengaja dihapus. Semakin Arga menyelidiki, semakin ia merasa bahwa kasus ini lebih dari sekadar pembunuhan biasa. Ada kekuatan besar yang bekerja di balik layar, menghalangi setiap langkahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dyy93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pintu yang Tertutup

Langit gelap mulai menyelimuti mereka saat Arga dan Alya melangkah lebih dalam ke dalam hutan. Setiap langkah mereka terasa semakin berat, seperti ada yang mengawasi mereka, menyelimuti suasana dengan ketegangan yang memuncak. Keheningan hutan hanya dipecah oleh suara langkah kaki mereka dan desiran angin yang berdesir di antara pepohonan. Waktu seakan berjalan lebih lambat, dan setiap detik yang berlalu semakin membawa mereka lebih dalam ke dalam bahaya yang mereka tak tahu bentuknya.

“Tempat ini terasa... tidak wajar,” kata Alya, suaranya berbisik, mencoba menenangkan diri meski kecemasan jelas terbayang di wajahnya. “Aku tidak suka perasaan ini.”

Arga menatap sekitar dengan hati-hati. "Aku juga merasakannya. Tapi kita harus melangkah. Kita tidak punya banyak pilihan. Lina ada di sini, dan jika kita bisa menemukannya, kita bisa menghentikan semuanya."

Namun, meskipun Arga mencoba untuk meyakinkan dirinya sendiri, rasa tidak nyaman itu terus menggerogoti pikirannya. Helios dan semua yang terlibat di dalamnya sudah jauh lebih besar dari yang mereka kira. Bahkan saat mereka semakin dekat dengan tujuan mereka, ketidakpastian tentang apa yang akan mereka temui semakin menebal.

Alya mempercepat langkahnya. "Kita harus hati-hati. Mereka bisa saja sudah tahu kita datang."

"Jangan khawatir," jawab Arga, berusaha menunjukkan ketenangannya. "Rian sudah memperingatkan kita. Helios sangat kuat, tapi mereka tidak tahu kita ada di sini. Kami akan sampai di sana tanpa masalah."

Namun, perasaan tidak aman itu tidak hilang begitu saja. Mereka terus berjalan lebih jauh ke dalam hutan, mengikuti petunjuk yang diberikan Rian. Tidak ada jejak kehidupan manusia di sekitar mereka—tidak ada suara kendaraan, tidak ada tanda-tanda adanya aktivitas apapun. Hanya ada kedalaman hutan yang menutup mereka, menciptakan kesan bahwa mereka berada di tempat yang sangat jauh dari dunia luar.

Setelah beberapa jam berjalan, mereka akhirnya tiba di sebuah clearing—sebuah lapangan terbuka yang tampak sepi dan sunyi. Di tengah lapangan itu, berdiri sebuah rumah kecil yang tampaknya sudah lama tidak terpakai. Bangunannya sederhana, namun cukup terawat untuk ukuran tempat yang begitu terpencil. Pintu dan jendela tertutup rapat, memberikan kesan bahwa tempat itu benar-benar terisolasi.

"Ini dia," kata Arga, matanya mengamati rumah itu dengan penuh perhatian. "Itulah Lina yang kita cari."

Mereka berdua melangkah maju dengan hati-hati. Pintu rumah itu tampak terkunci, tetapi ada sedikit cahaya yang terlihat dari dalam melalui celah-celah jendela. Arga mengetuk pintu beberapa kali, berharap agar seseorang membuka. Tapi tidak ada jawaban. Hening, hanya suara alam yang terdengar di sekitar mereka.

"Alya," kata Arga, "Aku rasa kita harus masuk. Tidak ada waktu untuk menunggu."

Alya mengangguk dan menatap Arga dengan ragu. "Kita harus hati-hati. Ini bisa jebakan."

Arga mencoba untuk memutar gagang pintu dan ternyata pintu itu terbuka sedikit, memberi jalan bagi mereka untuk masuk. Mereka masuk ke dalam rumah, yang tampaknya jauh lebih berantakan daripada yang mereka bayangkan. Lemari terbuka dengan dokumen-dokumen yang berserakan, layar komputer yang rusak tergeletak di meja, dan banyak kabel yang tergantung tak teratur. Rumah itu sepertinya hanya digunakan untuk keperluan yang sangat khusus.

"Mungkin dia tidak di sini," kata Alya, melangkah lebih dalam ke ruang tamu yang kosong. "Tapi tempat ini terlihat seperti markas."

Tiba-tiba, sebuah suara dari dalam rumah terdengar, membuat mereka terkejut.

"Siapa yang datang?" suara itu datang dari belakang sebuah tirai besar yang menutupi salah satu pintu. Seorang wanita muda dengan rambut panjang berwarna hitam keluar dari balik tirai, memegang sebuah senjata kecil di tangannya. Matanya tajam, memandang mereka berdua dengan penuh kecurigaan.

Arga dan Alya terdiam sesaat. Itu adalah Lina, wanita yang mereka cari. Namun, ada sesuatu dalam ekspresinya yang menunjukkan bahwa dia tidak senang mereka datang.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Lina, suaranya dingin. "Kalian bukan orang yang seharusnya datang ke sini."

Alya dengan cepat menyarankan, "Kami datang untuk mendapatkan informasi tentang Helios. Kami tahu Anda bekerja dengan mereka. Kami butuh bantuan Anda."

Lina menatap mereka dengan skeptis. “Bantuan? Kalian tahu betul apa yang sedang kalian hadapi. Helios bukan organisasi yang bisa kalian lawan dengan sekadar informasi."

"Tapi kami harus mencoba," kata Arga dengan tegas. “Kami tahu apa yang mereka rencanakan. Kami tidak bisa membiarkan mereka mengendalikan dunia.”

Lina memandang mereka berdua dengan diam, kemudian menghela napas panjang. “Kalian benar-benar nekat. Tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Tidak sekarang. Tapi...” Dia berhenti sejenak, seolah mempertimbangkan sesuatu. “Jika kalian tetap ingin melanjutkan, aku bisa memberi kalian akses ke jaringan mereka. Tapi ingat—setiap langkah yang kalian ambil bisa berakhir dengan kematian kalian.”

Arga dan Alya saling bertukar pandang. Mereka tahu apa yang mereka hadapi, dan mereka tahu bahwa ini bukan hanya tentang Helios. Ini tentang dunia yang mereka kenal dan semua yang ada di dalamnya yang bisa hancur dalam sekejap. Namun, mereka tidak punya pilihan selain terus maju.

"Jadi, kita bekerja sama?" tanya Arga, matanya penuh tekad.

Lina mengangguk. "Aku akan membantu kalian. Tapi ingat—aku tidak bisa menjamin kalian akan selamat setelah ini. Kalian sudah masuk dalam permainan yang lebih besar, dan lawan kalian tidak main-main."

Arga dan Alya mengangguk, meskipun mereka tahu bahwa keputusan ini bisa berakhir buruk. Namun, mereka tidak punya banyak waktu. Setiap detik yang berlalu semakin mendekatkan mereka pada kejatuhan yang lebih besar jika mereka tidak segera menghentikan Helios.

Lina melangkah menuju meja dan membuka laptop yang ada di sana. "Aku akan memberi kalian akses ke data mereka. Tapi kalian harus siap dengan apa yang akan kalian temui."

Arga dan Alya berdiri di belakangnya, siap untuk melangkah lebih jauh, mengetahui bahwa bahaya yang menanti jauh lebih besar dari apa yang mereka duga. Mereka sudah terperangkap dalam permainan ini, dan sekarang mereka hanya punya satu pilihan: terus maju, meski jalan itu penuh dengan ancaman dan ketidakpastian.

---

1
La Otaku Llorona <33
Tungguin lama-lama juga bikin kangen 😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!