Tuhan menciptakan rasa cinta kepada setiap makhluknya. Jika cinta itu tak bersambut atau tak terbalaskan, apakah itu salah cintanya?
Akankah sebuah hubungan yang terlalu rumit untuk di jelaskan akan bisa bersatu? Atau....hanya mampu memiliki dalam diam?
Hidup dan di besarkan oleh keluarga yang sama, akankah mereka mengakhiri kisah cintanya dengan bahagia atau....menerima takdir bahwasanya mereka memang tak bisa bersatu!
Mak Othor receh datang lagi 👋👋👋👋
Rishaka dll siap menarik ulur emosi kalian lagi 🤭🤭🤭
Selamat membaca ✌️✌️✌️
Kalau ngga suka, skip aja ya ✌️ jangan kasih rate bintang 1
makasih 🥰🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
[Tante Ghalia sendiri yang mau make over Ica?]
[Iya dong]
[Sedikit meragukan sih, Tante!]
[Hahahahah ngga usah menjatuhkan gitu dong! Biar begini-begini Tante mu tuh pinter make up sekarang]
[Iya deh ...Ica percaya sama Tante Ghalia yang cantik dan imut-imut]
[Baru nyadar kamu kalo tante imut]
Obrolan antara Ica dan Ghalia masih berlangsung bersamaan dengan Tata dan Shaka yang masuk ke kamar itu.
Brukkk!!
Shaka ikut berbaring di samping Ica yang tengkurap. Bahkan tangan Shaka seperti sedang merangkul pinggang Ica.
"Seru banget ,telpon siapa sih?", tanya Shaka. Ghalia yang mendengar seseorang bertanya pada Ica pun menyahut.
[Kok suara cowok Ca? Siapa? Jangan macem-macem kamu ya!!!]
[Ishhh...Tante Lia mah! Ini om Shaka! Macem-macem apa sih?]
Ica mengalihkan ponselnya ke wajah Shaka. Ghalia sempat termangu beberapa saat ketika Shaka menyapa dan melambaikan tangannya.
[Ini Shaka lho tan, bukan om El hihihihi]
[Hhheeeeehhhh!]
Tata pun akhirnya ikut bergabung dengan kakak dan om nya tersebut yang sedang melakukan video call dengan Ghalia.
💜💜💜💜💜💜💜💜💜
"Apa itu Lang?"
Galang menoleh pada sumber suara. Dia memang tinggal di tempat Oma nya, mama angkat dari sang ayah. Sedang Gendhis dan Gilang tinggal bersama kedua orang tua mereka.
Bukan maksud tega memisahkan triplet, tapi Oma nya memang meminta Galang untuk di rawat dan menemani masa tuanya.
"Hadiah buat Gendhis dan Gilang! Besok Oma datang kan ke acara wisuda mereka?", tanya Galang.
"Huum, insya Allah Lang. Tapi....itu hadiahnya tiga, yang satu buat siapa?", tanya Oma nya.
"Eum...ada temen Galang yang lulus juga. Galang ijin ke rumah bunda ya Oma?!"
"Bawa hadiah itu?", tanya Oma.
"Ngga kok, ini mau Galang simpan di mobil biar ngga lupa besok. Takutnya buru-buru Oma."
"Ya udah, hati-hati!", pinta Oma nya.
Galang pun langsung menuju ke kediaman orang tuanya.
"Bund....??!", sapa Galang saat pemuda itu tiba di rumahnya.
"Hei, anak bunda pulang!", bunda Nala menggandeng tangan si sulung dari triplet.
"Ayah belum pulang?", tanya Galang saat duduk di salah satu bangku.
"Ayah mu kan sibuk Lang, ngga cuma di bengkel tapi di kantor kakek kamu. Lagian kamu sih, bukannya nerusin kuliah dan bantu perusahaan ayah malah 'nyupir' ", ledek Bunda Nala.
"Untung nyupir kereta ya Bund, ngga tahu bunda kayak gimana kalo Galang nyupir kapal sama pesawat heheheh!"
Bunda Nala menggeleng pelan.
"Galang ke atas ya bund, Ndis sama Gil-gil di atas kan?"
''Iya, paling lagi main PS!", kata bundanya. Galang pun menaiki tangga menuju ke lantai atas.
Benar saja apa yang bundanya katakan.
Gendhis dan Gilang sedang main PS. Tanpa buang waktu, Galang menyelinap di antara kedua adik kembarnya.
"Woiiii ....!", pekik Gilang.
"Ishhh...apa sih???", Gendhis menoleh ke samping di mana Galang sudah berada di antara dirinya dan Gilang.
"Eh...monyong! Di pikir kecil apa? Main nyelap nyelip kaya upil!", tegur Gilang.
"Mau di upilin?", tanya Galang yang berlagak akan ngupil.
"Galang ih ...jorok banget sih!", spontan Gilang menjauh. Galang pun terkekeh.
"Orang mah sibuk besok mau wisuda, lha kalian? Malah sibuk main PS! Aneh!", celetuk Galang yang mencomot cemilan di depan mereka.
Tapi kedua adik iparnya terlalu sibuk dengan stik PS nya hingga mengabaikan Galang. Galang yang kesal di abaikan pun iseng mencabut kabel yang ada di hadapan mereka. Otomatis permainan PS pun berhenti.
"Galang!!!!", pekik Gendhis dan Gilang bersamaan.
Galang tertawa lepas karena bisa mengerjai dua adik kembarnya yang jarang sekali bisa berkumpul seperti ini.
"Lo besok datang kan?", tanya Gendhis yang merebahkan kepalanya di paha Galang. Galang sendiri mengusap rambut Gendhis yang sedikit keriting itu.
"Insya Allah!", jawab Galang.
"Bawa cewek ngga Lo?", tanya Gilang.
"Calon cewek gue di sono hehehe!"
Gendhis dan Gilang saling melempar pandangan.
"Cewek Lo punya keluarga yang wisuda juga?!", tanya Gendhis.
"Apa cewek Lo yang ikut wisuda?", Gilang pun ikut bertanya.
"Doain aja!", sahut Galang. Gendhis dan Gilang hanya memutar bola matanya dengan malas.
💜💜💜💜💜💜💜💜
Ghalia tiba di kediaman Syam sejak subuh. Dia sudah berjanji akan menjadi Mua untuk Ica juga keluarga Syam.
"Hoammm...masih ngantuk Tante....?!", Ica mengeluh.
"Makanya kalo tidur jangan kemalaman, gampang teler kan?"
"Ica ngga lagi mabok lho Tante, ngantuk!", kata Ghalia tegas.
Ghalia pun mulai mendandani Ica. Wajah Ica yang cantik manis juga tak membosankan ,membuat Ghalia dengan mudah me make over Ica.
Beberapa jam pun berlalu. Satu keluarga itu pun sudah siap menuju ke lokasi gedung serbaguna di mana acara wisuda di laksanakan.
Mereka menggunakan satu mobil yang Shaka setiri. Tak butuh waktu lama, mereka pun tiba. Suasana sudah terlihat begitu ramai.
Ya, euforia para mahasiswa/i yang selesai belajar dan bergelar sarjana! Tentu ada kebanggan tersendiri bagi mereka kan????
Setelah turun dari mobil, Ica pun menghambur menghampiri triplet.
"Shaka nyusul Ica dulu ya Miba!", kata Shaka.
"Iya....!", jawab Riang. Ia dan suaminya juga Tata memilih untuk duduk di tempat yang disediakan.
Ica dan sahabatnya terlibat obrolan yang begitu seru. Gadis itu pun cukup akrab dengan ayah bunda triplet.
"Mas Galang sengaja gitu ya nyempetin ke sini buat mereka? Dih...kalo kata aku mah, cuekin aja sih Gil sama Ndis!", kata Ica.
Gadis itu memang sedikit kagum dengan Galang. Selain terlihat lebih dewasa, juga...terlihat memiliki masa depan yang cerah 🤭
Galang tersenyum mendengar celetukan Ica.
"Dih ,ada ya makhluk super random alias ngga jelas kaya gini!", kata Gendhis.
"Ndiss!!", bunda Nala menggeleng pelan mengingatkan putrinya. Gendhis yang di tegur hanya cengengesan.
"Selain buat mereka ,aku juga siapin hadiah khusus buat kamu!", kata Galang pada Ica. Gendhis dan Gilang saling berpandangan.
"Oh ya? Spesial gitu?", tanya Ica girang. Tak lama kemudian Shaka pun bergabung.
"Ketemu lagi pak supir!", sapa Shaka.
"Heheh iya...om nya Ica!", balas Galang. Gendhis dan Gilang juga Ica menatap keduanya bergantian.
Untung ayahnya triplet mengajak istrinya untuk duduk di bangku tamu undangan bergabung dengan keluarga Ica.
"Kalian...kenal?", tanya Gilang.
"Iya, kemarin ngga sengaja ketemu. Gue pikir Galang itu Lo, Gil! Tapi kok ga kenal gue gitu....??!"
"Oh gitu....??!", Gilang menganggukkan kepalanya. Mereka melanjutkan obrolan hingga acara pun akan segera di mulai. Mereka mempersiapkan diri sedang Galang bergabung dengan kedua orang tuanya.
Suasana begitu syahdu saat masing-masing dari mereka mendapatkan gelar yang sudah mereka perjuangkan selama beberapa tahun ini.
Beberapa jam berlalu. Semua sibuk dengan keluarga masing-masing. Ada yang berbicara bahkan ada pula yang sibuk mengabadikan momen wisuda akbar itu.
Shaka dan Ica mengambil gambar berdua. Syam percaya pada Ica. Begitu juga Riang yang percaya pada Shaka bahwa kesalahan itu bisa di perbaiki.
"Deketan kenapa!!", protes Shaka. Ica mendengus sebal. Tapi tetap saja ia hanya bisa pasrah saat Shaka merangkulnya.
Akhirnya keduanya memiliki pose yang tak terlalu datar bahkan cenderung....gokil!
"Shaka!", seseorang memanggil nama Shaka. Sontak semua mata tertuju pada sosok yang memanggil nama pemuda itu.
Tentu mereka penasaran siapa gadis yang memanggil nama Shaka?!!
💜💜💜💜💜💜💜💜
Terimakasih smua 🙏🙏🙏🙏♥️✌️
kasian deh lo dianggap besti... 🤣🤣🤣🤣🤣
gilang said kena deh gue sama emak emak julid...
..