NovelToon NovelToon
KAIDEN -ex Boyfriend

KAIDEN -ex Boyfriend

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Kisah cinta masa kecil / Identitas Tersembunyi / Keluarga / Trauma masa lalu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: nsalzmi

"Kaiden?"

Savira Azalea biasa dipanggil Zea, umurnya 21 tahun lebih berapa bulan. memilih merantau ke kota demi meninggalkan keluarga toxic nya, Zea justru bertemu kembali dengan mantan pacarnya Kaiden, sialnya Kaiden adalah anak dari majikan tempat Zea bekerja.

"Zea, kamu mau kan balikan lagi sama aku?"

"enggak Kai, aku gak bisa kita udah berbeda"

"enggak Ze, enggak!. kamu tetep Zea-nya Kaiden. gadis yang aku cintai sedari dulu. kamu dan hadirnya berarti dalam hirup aku Ze"

"kisah kita memang indah, tapi tidak untuk diulang"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nsalzmi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Fuck." Kaiden membalas dengan jari tengahnya.

"Kaiden." Peringat Estiana dengan mata melotot. Ia menggeleng. "Dari dulu gak pernah mama lihat kamu sama kakak mu akur. Sekali-kali akur dong. Malu tuh dilihat' Yoan."

Kaiden menundukkan kepalanya dengan tangan yang mengepal. Disana Vandra menahan tawa, "Mampus lu, rasain." batinnya bersyukur.

"Saya mau kedepan Bu, permisi." ucap Zea pelan.

Estiana mengangkat wajahnya, "Loh kok gitu, ayo sarapan dulu Ze." Ajaknya melirik kursi kosong satu lagi yang tersisa, tepat didepan Yoan.

Elias mengangguk. "Iya Ze, ayo makan."

Senyum tipis terbit dibibir mungil Zea, merasa tidak enak karena baginya Yoan adalah tamu.

"Enggak Bu, makasih. Emm... Saya mau kedepan, saya lihat kemarin bunga ibu ada yang patah."

Esti melotot kaget. "Oh ya? Oke kamu cek dulu ya Ze. Selesai makan saya nyusul kedepan."

Zea menarik nafas lega. "Saya permisi Bu."

Sepeninggal Zea, semua melanjutkan sarapan dengan khidmat, semua diam dan hanya ada suara denting sendok yang beradu diatas piring.

Mereka semua menikmati masakan yang Zea buat. Estiana berulang kali mengulas senyum setiap sesendok nasi mendarat di lidahnya. Baginya masakan Zea enak. Sama enaknya dengan masakan restoran. Ia juga sempat berfikir, sehebat apa ibunya dalam prihal memasak. Sehebat apa ibunya dapat mengajarkan Zea memasak dengan rasa yang sangat lezat seperti ini.

Suara decitan kursi mengalihkan tatapan Esti pada putra pertamanya. Vandra berdiri menggulung lengan kemeja putihnya.

"Sudah mau berangkat' Van?" tanya Esti yang sedari tadi memperhatikan.

Vandra mengangguk. "Iya ma, ada meeting jam sembilan nanti. Setelahnya Vandra akan pergi." Ia berjalan menuju sang mama, untuk meminta salam.

Esti menyodorkan tangannya disertai senyum lebarnya "Nanti mama pesankan kue nya."

Vandra tertawa hambar. "Mama ingat?"

Esti menaikan sebelah alisnya ke atas. "Nantang-in ingatan mama hm?"

"Ma, Pa, Vara berangkat sekolah dulu ya." Pamit Vara menyambar tas ransel miliknya.

"Iya belajar yang rajin ya." Pesan Esti yang langsung membuat Vara tertawa.

"Mama nih sepele banget sama Vara. Vara gini-gini juara satu loh."

"Juara apaan?" Sela Yoan  dengan pertanyaan lugunya.

"Juara nonton drakor." Kaiden dan Vara berucap berbarengan. Setelahnya mereka tertawa terbahak bahak.

"Kakak, adik sama saja kelakuannya." Elias menggeleng.

Sruppttt

Elias menyeruput teh yang dirasa sudah cukup dingin. "Tehnya seger Ma, ini teh dari Mawar kemarin?"

Esti mengangguk membenarkan. "Seger kan Pa, katanya ini asli dari Jepang loh." jelasnya antusias.

Elias mengangguk-anggukkan kepalanya pelan. "Iya ya, papa sampai lupa. Kalau kemarin Haidar ada kunjungan kerja ke Jepang."

Vandra mengangkat lengan kirinya yang terpasang jam tangan. "Ma, Pah. Vandra pamit." ucap Vandra berlalu pergi meninggalkan meja makan.

"Vara juga berangkat ya Ma. Ayo Yoan. Ntar telat kita!" Ajaknya berjalan setengah berlari.

Yoan memundurkan kursi meja makan dengan gerakan pelan. "Tante, om. Yoan pamit berangkat sekolah dulu. Makasih buat ajakan sarapan nya." Ia berjalan mengalami tangan Esti dan Elias.

"Kalau Vara bandel, lapor tante ya." pesan Esti bernada bercanda.

Yoan melakukan gerakan hormat. "Siap Tan."

Suasana kehangatan dimeja makan berubah sepi, tinggal-lah Kaiden yang masih sibuk mengunyah setiap sesendok nasi kedalam mulutnya.

"Gak kuliah Kai?" Tanya Esti yang sedari tadi memperhatikan penuh sebal.

Elias mengangkat pergelangan tangannya. "Sudah hampir jam delapan Kai. Jangan mengulur waktu."

Kaiden mengangkat wajah. "Ckk. Kaiden masuk jam sepuluh nanti Pa." Ia melanjutkan sarapannya.

"Oh yasudah kalau begitu. Ingat! Jangan bolos. Kamu harapan kedua papa. Paham!" Peringat Elias yang langsung diangguki Kaiden.

"Pa? Sudah kamu pecat sekretaris jablay kamu itu?" Tanya Esti dengan mata memicing.

Elias menipiskan senyum. "Dia karyawan teladan Ma. Semua kerjaan bagus ditangan dia."

Esti menatap dengan senyum sinis nya. "Oh sekarang kamu ngebela"

"Enggak Ma. Enggak. Kinerja dia bagus di kantor. Alasan apa yang harus papa buat untuk memecat dia? Apalagi dia seorang janda. Papa kasih-"

Prang

Esti meletakkan sendok dengan kuat diatas piringnya. Ia menatap wajah sang suami dengan kilatan penuh amarah. "Elias Maverick tidak seperti itu!" Tekannya.

Elias menelan saliva-nya kuat-kuat. "Oke akan aku pecat dia." finalnya yang langsung membuat bibir Esti melengkung puas.

Kaiden berdiri. "Kalau papa macem-macem sama mama. Kaiden laporin ke Oma!."ancam Kaiden yang membuat manik mata Elias melebar. Ia menggeleng kuat-kuat. "Iya. Kai dia akan papa pecat. Tapi jangan mengadu ke Oma." Pintanya memelas.

"Oke. Itu bisa diatur asal papa kasih Kaiden uang 10 juta untuk tutup mulut."

Elias dan Esti menatap putra kedua mereka dengan mata melotot. "Kan kamu udah pegang ATM." Seru mereka berdua bersamaan.

Kaiden mengedipkan sebelah matanya pada Esti. "Cepet pa. Gak mau tahu." Perasnya lagi

"Tapi Kai' baru kemarin papa transfer ke rekening kamu." tolak Elias.

"Halo Oma." ucap Kaiden menempel kan telpon nya.

Elias menggeleng dengan senyum remeh-nya "Halah... Itu pasti bukan Oma. Itu hanya akal-akalan kamu saja. Untuk memeras papa."

"Iya halo sayang nya Oma. Mengkek-nya Oma."

Kaiden memencet tombol speaker. Membuat suara Oma Atma terdengar begitu keras.

"Oke papa transfer." Ucap Elias merogoh saku dan mendial m-banking nya.

Tring

Di layar ponsel Kaiden sana muncul notifikasi.

"Halo Oma. Yaudah kalau begitu. Makasih ya. Love you. Muachhh." Ia mencium layar dengan kuat.

"Thanks pa." Ucapnya yang langsung meninggalkan meja makan.

"Dasar anak matre!" Gerutu Elias yang membuat Esti tertawa tertahan. "Rasain tuh. Wlek."

***

SMA NUSA GARUDA

Pukul 7.40 am

Vara dan Yoan berlari mengejar waktu agar pintu pagar tidak ditutup.

"Yah.. Pak bukain dong." Pinta Yoan memelas.

Satpam dengan nametag Argus ini menggeleng. "Sudah terlambat 10 menit. Tidak ada toleransi. Lebih baik kalian pulang." ucapnya tegas.

Vara memejam dalam, kepalanya berisik dengan banyak rencana. Yoan berulang kali menggigit jari. Di SMA ini Yoan dikenal sebagai siswa terbaik, dan teladan. Tak pernah melakukan pembullyan, dan kenakalan seperti siswi lainnya. Terlambat dan tak mengerjakan pr tidak ada dalam kamus kehidupan Yoan. Dia dikenal sebagai gadis yang polos dan tak banyak bicara.

"Nih pak." Vara mengeluarkan uang seratus ribu dari dalam sakunya.

Pak Argus tampak bingung. Antara menerima atau tidak. Tak lama ia menggeleng. "Tidak. Lebih baik kalian pulang!" Tegasnya lagi.

"Bukain gerbang dan terima uang ini Pak." paksa Vara membuka telapak tangan pak Argus.

Argus mengepalkan tangan agar tidak bisa dibuka Vara. "Pergi kalian."

"Ish pak Argus gak seru. Bukain dong." pinta Vara memelas. Yoan sendiri diam, nyawanya ada diujung tanduk, pikiran nya melayang. Kalau saja ia mendapat kertas SPO karena terlambat.

Hampir pasrah tapi bukan Vara namanya kalau tidak memiliki ide gila. "Yaudah kita pulang." Vara menarik tangan Yoan, kearah kantin belakang sekolah.

"Kok ke kantin kalian." Seru Argus tegas yang terus memperhatikan.

"Laper pak. Sebelum pulang isi amunisi dulu." Ucap Vara berteriak.

Argus geleng-geleng. "Anak orang kaya, sukanya suap-menyuap gitu. Tapi lumayan juga kalau diterima." ia mengusap wajahnya kasar. Menyayangkan kesempatan tadi.

Vara menarik pergelangan tangan Yoan, berjalan setengah berlari. "Huh.... Sampai juga di kantin Bik Nur."

Yoan menyentakan tangan Vara pelan. "Kita mau ngapain sih disini. Aku mau masuk. Mau belajar Ra."

Vara yang setengah ngos-ngosan itu menatap sebal wajah Yoan. "Noh liat." Ia menunjuk arah warung bertulis Bik Nur. "Disana ada kak Ezra. Pentolan sekolah. Kali aja kita bisa minta tolong. Biar masuk kelas sebelum jam delapan."

Yoan mengikuti arah telunjuk Vara menuding. Ia menggeleng kuat. "Ngak ah. Gak mau."

"Udah ikut aja. Dari pada' bolos gak masuk kelas."

"Gak deh Ra. Mereka itu galak. Aku takut." cicit Yoan yang membuat Vara menatap kesal.

"Nih." Vara menunjukan jam tangannya. "Kurang 10 menit lagi. Kita sudah harus sampai kelas."

Yoan bimbang. "Kamu ya, yang ngomong."

"Iya." putus Vara.

Mereka berdua berjalan menghampiri para geng motor yang sedang sarapan pagi bersama.

"Permisi kak." ucap Vara pelan, jujur ia sendiri sedikit takut.

"Eh. Vara? Tumben kesini." seorang pemuda berjalan menghampiri dengan senyum tipisnya.

"Wah. Ada cewek-cewek cantik. Mau apa dek."

"Masih pagi dek. Kalau mau staycation ntar malam aja."

"Eh gak sendiri toh. Sama Yoan ternyata."

"Yoan. Kiw-kiw. Sama bang Sendi yuk. Abang punya apart bagus loh."

"Iya dek Yoan. kasur kamar bang Sendi juga king kok. Sprei nya putih lagi! Biar kelihatan bekasnya."

"Bwahahah."

Mereka semua yang sedang nongkrong di warung bik Nur, tertawa melihat kedua adik kelasnya ketakutan.

"Awas!" seorang pemuda menyingkirkan teman-temannya yang sedari tadi terus menggoda para adik kelas.

"Sikat ketua!" seru teman-teman menertawakannya.

"Yoan." batin Ezra. Ia menatap wajah menunduk gadis itu.

Yoan mengangkat kepalanya takut-takut. "Kak Ezra?" ucapnya tanpa suara. Matanya menatap takut para lelaki dibelakang Ezra.

Ezra Adriano. Lelaki bertubuh tinggi 170 cm, dengan paras yang tampan ini adalah putra kedua dari pasangan Haidar Satya dan Roseline yang biasa dipanggil Mawar. Usianya tahun ini 17 tahun lebih dua bulan.

"Kalian berdua kenapa ada disini?" tanya Ezra dengan suara tegasnya.

Vara mengangkat wajah. "Ya Tuhan. Jadikan ciptaan mu yang satu ini untukku. Amin." batin Vara, tatapannya memuja ketampanan kakak kelasnya.

"Kita tadi terlambat kak. Gak bisa masuk kelas. Padahal kita ulangan." papar Vara dengan senyum lebarnya.

Yoan menoleh menatap wajah Vara yang tersenyum manis.

Sebelah alis Ezra terangkat, heran "Jadi?"

"Kita berdua mau minta tolong, ada gak jalan pintas buat kita masuk." Tanya Vara. Senyumnya tak berkurang sedikitpun.

Ezra memainkan angin dalam mulutnya. Ia mengangkat pergelangan tangannya. "Lima menit lagi."

Yoan menatap kaget. "Ra. Ayo lah kita panjat beton itu." Tunjuk Yoan sambil menarik pergelangan tangan Vara.

Vara menyentakan tangan Yoan kasar. "Apasih. Gak masalah juga tahu. Bolos sehari!"

Yoan menatap kesal. "Gapapa kalau kamu Ra. Tapi aku?" Ia menunjuk kearah dirinya sendiri.

"Tuh!" Ezra mengarahkan dagunya. "Ditembok sana ada tangga. Naik bisa turunnya harus lompat." ucapnya memberi tahu.

Yoan menatap dengan binar kelegaan. "Ayo Ra." Ia menarik tangan Vara.

Vara berlari dengan melayangkam flying kiss kearah Ezra.

"Lebay Ra!" Peringat Yoan.

"Cinta itu harus diperjuangkan." Jelas Vara melirik kesal.

"Terus?"

"Ya makanya sekarang aku lagi perjuangin buat dapetin kak Ezra." Jawab Vara antusias sambil berteriak.

Barang dalam dada Yoan sana bergetar. Sudah hampir setahun ini baik Yoan dan Ezra merahasiakan hubungan mereka masing-masing.

"Setiap wanita memiliki sosok Dilan dalam kehidupannya. Aku berharap kita akan terus bersama. Tanpa hadirnya Ancika dalam lembaran selanjutnya."

-Faradikta Yoana-

1
art_zahi
Langsung jatuh cinta deh!
Candela Antunez
Gak terasa waktu lewat begitu cepat saat baca cerita ini, terima kasih author!
Aphrodite❤️‍🔥: Haii makasih udah kasih komentar nya, nantikan kelanjutan cerita Kaiden -ex boyfriend ya🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!