Bagaimana perasaan jiwamu jika dalam hitungan bulan setelah menikah, suami kamu menjatuhkan talak tiga. Lalu mengusirmu dan menghinamu habis-habisan.
Padahal, wanita tersebut mengabdi kepada sang suami. Dia adalah Zumairah Alqonza. Ia mendadak menjadi Janda muda karena diceraikan oleh suaminya yang bernama Zaki. Zaki menceraikan Zumairah karena ia sudah bosan dan Zumairah adalah wanita miskin.
Bagaimana nasib Zumairah ke depannya? Apakah dia terlunta-lunta atau sebaliknya? Yuk, cap cus baca pada cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pekerjaan Macam Apa Ini?
"Naura, saya mohon, gugurkan kandunganmu itu. Mas sadar, Zumairah itu wanita cantik alami. Saya masih mencintainya. Cukup tunangan saja. Tidak perlu dilanjutkan ke jenjang pernikahan," tutur Zaki yang mulai berubah pikiran.
Pada siang itu Zaki mengurungkan niat untuk menikahi Naura. Ia sudah tidak membutuhkan wanita kaya yang menjadi pendampingnya. Ia butuh wanita baik yang tulus mencintainya sampai tua.
"Tidak boleh Mas. Kamu tidak boleh membatalkan pernikahan ini. Undangan sudah disebar. Aku juga hamil, Mas. Kamu harus menjadi ayah untuk anak ini!"
Naura syok, dan tidak terima atas perubahan sikap yang dialami oleh Zaki. Sebegitu cepat pikiran Zaki berubah. Tidak ada rasa tanggung jawab sedikit pun atas kesalahan yang ia perbuat.
"Terserah kamu, Ra. Saya akan tetap membatalkan pernikahan ini. Sebelum kandungan kamu besar, ayo saya antarkan ke dokter aborsi! Kamu 'kan kaya. Bisa dong, mengeluarkan uang untuk menggugurkan kandungan!"
Zaki berencana mengantar Naura untuk pergi ke tempat aborsi yang aman dan terkendali. Zaki ingin segera menyelesaikan masalahnya dengan Naura.
"Kejam kamu, Mas! Aku tidak mau membunuh anak ini. Tak mau. Pokoknya kamu harus tanggung jawab! Kalau tak mau saya laporkan Mas ke Polisi!" ancam Naura kepada Zaki.
Kesabaran Naura sudah habis. Polisi adalah salah satu solusi agar Zaki mau menikah dengannya.
"Lapor saja saya tidak takut Naura! Lebih baik saya masuk penjara dari pada menikah dengan wanita jahat seperti kamu!" tantang Zaki yang tak takut sedikit pun ancaman dari Naura.
"Ada apa ini ribut-ribut?"
Saat Zaki dan Naura bertengkar, datang mamanya Naura dengan wajah panik.
"Mah, Zaki jahat banget sama aku. Dia ingin membatalkan pernikahan ini. Padahal Naura sedang hamil. Tolong aku Mah. Hik hik."
Naura menangis meronta-ronta kepada ibunya karena Zaki tidak mau melanjutkan pernikahan. Ini membuat Naura depresi.
"Benarkah itu Zaki?" tanya mamanya Naura dengan panik. Ia kaget ternyata anaknya sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
"Benar, Tante Dira. Zaki sudah berubah pikiran karena Naura bukanlah wanita idaman saya sekarang," jawab Zaki tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Dasar buaya kamu, Zaki. Kau merendahkan Naura. Naura itu hamil. Apa kamu tidak sadar, benih yang ada dalam perutnya adalah benih kamu?" kata Bu Dira yang selalu ingin membela anaknya.
Dari dulu Naura selalu dimanja oleh Bu Dira dan tidak pernah diberikan pendidikan akhlak sehingga Naura terjerumus pada perilaku yang tidak baik. Dan pada akhirnya dia yang merugi.
"Zaki sadar, Tante. Tapi mau bagaimana lagi, Zaki tidak benar-benar mencintai Naura. Saya mempunyai saran, sebaiknya digugurkan saja benih yang ada dalam kandungan Naura! Setelahnya, Naura bisa bebas dan mencari pasangan yang mencintainya," jawab Zaki yang sok bijak. Padahal Zaki juga bersalah telah tega menghamili Naura.
"Kamu kejam Zaki. Menggugurkan kandungan tanpa alasan yang baik itu dosa besar. Kasihan Naura nanti juga kesakitan? Coba pertimbangkan kembali. Naura cantik lho. Kamu nggak menyesal membatalkan pernikahan ini?"
Bu Dira mencoba merayu Zaki agar bisa menikahi Naura. Jika soal begini, kekusaan selalu ditangan pria. Wanita hanya bisa nangis dan menyesal.
"Biarlah saya dikatakan kejam dari pada saya menikah dengan tidak dilandasi rasa cinta. Itu akan lebih kejam lagi. Memang, Naura cantik, tapi lebih menarik Zumairah, mantan saya!"
Zaki memang pintar mencari alasan dan bersandiwara. Ia ingin menjadi pria yang tak terkalahkan dan bisa memenuhi ambisinya.
"Mah, dia keras kepala! Aku harus gimana Ma. Hik hik hik."
Naura mendengar semua jawaban Zaki yang sangat menyakitkan hingga membuat ia jatuh ke lantai. Raganya lunglai. Hari yang diimpikan bahagia kini berubah suram dan penuh dendam. Apalagi kepada Zumairah. Ia semakin dendam dengan Zumairah.
"Apa kita lapor saja pada pihak kepolisian. Agar dia mau bertanggung jawab. Kamu tidak takut berada di sel tahanan, Zaki?"
Jika Zaki nekat tidak bertanggung jawab kepada Naura, Mama Dira memutuskan untuk melapor ke Polisi.
"Tidak, Tante. Yang saya takutkan adalah kehilangan orang yang saya cintai, itu saja," jawab Zaki dengan tegas.
Zaki tidak basa basi soal hal ini. Ia sudah memikirkan secara matang.
"Oke! Kalau begitu Mama Dira akan menghubungi papa untuk melaporkan Zaki ke kantor Polisi! Zaki sudah gila itu!"
Bu Dira geram dengan Zaki sehingga ia akan melaporkan pada pihak kepolisian.
***
Sore harinya
Zumairah berada di kontrakannya. Ia sedang menenangkan diri atas masalah yang selalu menghampirinya.
Walau di gedung melati Zuma selalu dihina, namun, iya sudah mendapatkan royalti oleh Bu Mirna karena jerih payahnya.
Tok tok tok!
Tidak lama setelah Zuma beristirahat di ruang tamu, ia mendengar pintunya diketuk oleh seseorang. Tidak lama pintu pun dibuka oleh Zuma.
"Bu Mirna? Mari silakan masuk."
Ternyata yang mengetuk pintunya adalah Bu kost. Ia ingin bertamu ke rumah Zumairah. Tidak lama, Bu Kost duduk di bangku yang disediakan.
"Zuma! Kita dapat job kembali. Apakah kamu bersedia ikut saya sekarang?"
Ternyata Bu Mirna kedatangan job kembali dan Zuma salah satu orang yang diajaknya.
"Baiklah. Saya akan ganti baju sekarang!"
Karena buru-buru, Zuma tidak sempat bertanya lebih banyak tentang jobnya saat ini.
Zuma segera ke kamar dan mulai berdandan rapi mengenakan pakaian yang menurutnya cocok untuk bekerja.
Lima menit kemudian, ia sudah ganti pakaian dan menemui Bu Mira kembali.
"Berangkat sekarang kah?" tanya Zuma setelah ia didekat Bu Mirna kembali.
"Iya sekarang, Cantik. Yuk, kita berangkat!"
Bu Mirna mengajak Zuma untuk mengikutinya menuju mobil pribadi miliknya yang disetir oleh Bu Mirna sendiri.
Tidak lama mereka sudah melakukan perjalanan hingga sampai tujuan.
Tak terasa saat sampai di tempat tujuan, hari sudah petang. Saat Zuma dan Bu Mirna turun dari mobil, terlihat tempat tujuan tersebut banyak lampu yang berwarna-warni.
'Di mana ini? Kok lampunya redup? Ada musiknya juga,' batin Zuma saat ia memasuki gedung yang ia tuju.
"Ayo, kita masuk Zuma. Kita sudah sampai."
Bu Mirna menggandeng Zuma menuju dalam ruangan. Saat sampai di ruangan tersebut Zuma merasa kaget.
"Ini di mana Bu? Kok berisik begini? Banyak orang yang berdansa juga," tanya Zuma yang masih tak sadar.
Saat Zuma sudah masuk ke dalam gedung tersebut, pintu masuk mulai dikunci.
"Tenanglah. Nanti kita akan sampai."
Bu Mirna terus menggandeng Zuma hingga mereka berhenti pada seorang pria tampan yang sedang duduk sendiri di salah satu bangku sambil meneguk minuman berwarna merah.
"Duduklah Zuma. Perkenalkan ini adalah Jonson. Pekerjaanmu sekarang adalah temani pria tampan ini sampai dia mengajak kamu pulang. Jika kamu membuat dia senang. Jutaan rupiah akan masuk ke dalam kantongmu," tutur Bu Mirna sambil senyum kepada Zuma.
Zuma masih bingung dengan apa yang sedang terjadi. Pekerjaan macam apa yang diberikan ibu Mirna kepadanya. Hatinya semakin tidak karuan kala ia dikenalkan dengan pria tampan yang berada dalam tempat berisik penuh lampu kelap-kelip.
Coba tebak, di mana Zumairah?