NovelToon NovelToon
I Love You, Pembantu Cantikku

I Love You, Pembantu Cantikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Tamat / Nikahmuda / Keluarga / Romansa / Penyesalan Suami
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: MomoCancer

Anna seorang gadis desa yang memiliki paras cantik. Demi membayar hutang orang tuanya Anna pergi bekerja menjadi asisten rumah tangga di satu keluarga besar.

Namun ia merasa uang yang ia kumpulkan masih belum cukup, akan tetapi waktu yang sudah ditentukan sudah jatuh tempo hingga ia menyerah dan memutuskan untuk menerima pinangan dari sang rentenir.

Dikarenakan ulah juragan rentenir itu, ia sendiri pun gagal untuk menikahi Anna.

"Aku terima nikah dan kawinnya...." terucap janji suci dari Damar yang akhirnya menikahi Anna.

Damar dan Anna pada hari itu di sah kan sebagai suami dan istri, Namun pada suatu hari hal yang tidak di inginkan pun terjadi.

Apa yang terjadi kelanjutan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MomoCancer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Angga tersenyum begitu puas sudah mengerjai kakaknya Damar dengan pekerjaan yang seharusnya dikerjakan oleh Angga. Dengan sengaja adiknya itu menyelipkan beberapa berkas untuk di kerjakan damar. "Makan tuh kerjaan, siapa suruh tadi rapat kabur. Puas banget gue .. hehehe sekali kali boleh dong iseng dikit wkwkwk." ucap Angga yang hendak meraih handuk untuk membersihkan tubuhnya yang sudah terasa begitu lengket.

Tiba-tiba.

Tuk!

Tuk!

Tuk!

Pintu diketuk dari arah luar penasaran ingin tahu siapa yang sekarang sedang berdiri di depan pintu kamarnya, Angga segera menanggalkan handuknya dan membuka pintu. Ternyata Anna sudah berdiri disana menunggu Angga untuk memberitahukan jika makan malam sudah siap. "Eh .. si cantik Anna. Ada apa sayang eh .. maaf ini mulut kadang suka kepeleset." Nyengir sembari menutup mulutnya.

Senyum kecil terlukis begitu saja dari wajah Anna.

"Mas Angga, makanan sudah siap di bawah tuan besar sudah menunggu."

"Oh, oke. Tapi aku mau mandi dulu nanti aku menyusul ya."

"Baik." Anna mengangguk.

Gadis itu segera pergi dari hadapan Angga, namun Angga masih berdiri diambang pintu melihat punggung wanita yang baru saja berdiri didepannya sampai tidak terlihat lagi.

"Uhh .. Anna.. inikah cinta pandangan pertama ya. Cantik banget sih," gumam Angga.

"Eh anak kadal!" Panggil seseorang dengan nada dingin.

"Elu .. dari mana lu datang?" Angga dibuat terperanjat melihat kehadiran Damar yang tiba-tiba sudah berada di kamarnya.

"Gue cuma mau anterin berkas-berkas ini, kerjain sekarang juga gue mau besok selesai." Datar.

"Si kodok tahu aja gue kerjain, gak bisa banget liat gue nyantai dikit. Apes banget gue. Ah sialan!" Batinnya menggerutu.

"Kerjain, jangan ngedumel."

"Iya .. iya .. kagak ada ramah-ramah nya banget sih Luh. Bangke."umpat Angga pelan. "Tuh anak udah kaya indigo aja tahu isi otak gue." Bergumam.

"Lo mau ngomong sesuatu?"tanya Damar mendengar ucapan Angga.

"E-enggak.. gu-gue pasti kerjain. Siap pak bos." Ledek anak itu tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk meledek Damar yang selalu bersikap dingin dan semaunya.

Waktunya makan malam, bahkan makanan lezat sudah tersusun begitu rapih diatas meja, dengan aroma yang menggugah selera. Anak dan bapak itu segera menyantap makanan yang sudah terhindangkan begitu hening tanpa ada sedikit pun pembicaraan satu sama lainnya.

Diam-diam Anna memperhatikan mereka seolah mereka seperti 3 orang asing didalam satu rumah, tidak ada pembicaraan sedikitpun padahal mereka seorang anak dan ayah tapi suasana rumah terasa sekali jauh dari kata keluarga.

Melihat mereka berkumpul dalam satu meja membuat Anna teringat kembali pada orang tuanya. Meskipun baru beberapa hari rasa rindunya begitu besar bahkan rasanya ingin meluapkan kerinduan nya saat ini juga.

"Hei ngapain disitu?"tanya Damar. Memergoki Anna di balik tembok pembatas antara ruang makan dan dapur.

"Eh mas Damar, e-...." Gugup.

"Kamu udah makan?" Tanya lagi Damar.

"Be-belum, mas." Jawab Anna gelagapan.

"Ya udah gih makan, kita udah selesai." Suruh nya Damar

Anna tidak bisa berkata-kata manusia setengah es itu tiba-tiba bisa seperhatian itu padanya. Padahal pagi ini sikap Damar terhadap nya begitu dingin dan cuek. Entah perasaan apa ini perhatian kecil dari Damar membuat jantungnya berdegup kencang. "Astaghfirullah Anna sadar.." dalam hatinya ia berusaha menolak semua perasaan aneh itu.

"Terimakasih, mas. Nanti saya makan."

"Gak usah ke GR-an saya cuma gak mau dirumah ini ada yang mati kelaparan, itu akan merusak citra keluarga Suryo."tukas nya Damar sembari pergi menuju kamarnya.

Ucapan Damar hanya bisa Anna angguki meskipun terdengar sedikit menyakitkan.

"Kok sakit banget ya denger nya mas Damar bicara seperti itu. Hampir aja aku dibuat girang eh dijatuhkan seketika," Lirih Anna menguntungkan bibirnya bete, karena ternyata perhatian Damar hanya sekedar perhatian terhadap pegawai. Sebaliknya Anna malah berharap perhatian itu tulus dari hatinya. Sebagai asisten rumah tangga dia pun disadarkan dengan keadaan yang tidak mungkin bisa mengharapkan hal lebih dari seorang majikan.

Haripun semakin larut semua orang sudah terlelap tidur beristirahat. Keadaan begitu sunyi dan hening mata Anna tak kunjung terlelap juga padahal orang lain sudah berada di alam mimpi mereka yang indah. Netranya menatap jauh langit-langit pelafon mengangkat jari jemari nya sembari memikirkan hal-hal yang indah akan kehidupannya yang begitu menyedihkan.

______

Tidak terasa hari kian berlalu sudah lama Anna meninggalkan kampung halaman, dan hari ini tepat menginjak bulan ke tiga gadis itu berada di jakarta, dikota metropolitan yang banyak terdapat orang-orang yang tengah mengadu nasibnya berharap masa depan nya akan jauh lebih indah.

"Anna," panggil pak Suryo.

"Iya, tuan besar eh pak ." Anna menyahut.

"Tolong persiapkan makan malam spesial, akan ada tamu datang malam ini jadi tolong persiapkan semuanya. Oh iya kasih tahu juga mbok Yun terkadang si mbok suka lupa." Jelas pak Suryo memintanya melakukan sesuatu untuk acaranya nanti malam.

"Baik pak, nanti Anna siapkan seistimewa mungkin. Anna gak akan mengecewakan bapak." Jawab gadis itu dengan Riang gembira.

"Terimakasih, anak cantik. "Menjawel pipi merah Anna dengan manja seolah-olah memperlakukan anak kandung nya sendiri.

Setelah beberapa lama ia tinggal bersama keluarga Suryo kini Anna sudah tidak segan lagi atupun canggung, Malah dia lebih seperti anak bagi pak Suryo.

Setelah pak Suryo pamit untuk pergi, Damar dan Angga baru saja turun bersiap untuk berangkat ke kantor. "Mas Damar," panggil Anna. "Bekalnya," timpalnya sambil menenteng sebuah paperbag berisi kotak makanan.

Damar tertegun melirik kearah Angga disampingnya disaat Anna menyerahkan sebuah paperbag berisi box makanan untuk makan siangnya. Setelah beberapa hari belakangan Damar sering dibekali makanan oleh Anna bahkan tidak segan Damar sendiri yang mengingatkan Anna untuk tidak lupa menyiapkan makan siangnya dikantor.

Angga menatap Damar penuh selidik tanpa sepengetahuannya, kakaknya sering diberikan bekal makanan oleh Anna. "Lu .. " tatap Angga penuh tanya.

Belum melanjutkan ucapannya Damar segera menyambar box makan siang nya dari tangan Anna, karena takut Angga terlalu banyak memberi pertanyaan tentang hal sekecil ini bagi Damar. " Makasih ya, na." Ucap Damar. Semakin lama sikap Damar terhadap semakin baik terhadap Anna bahkan tidak laki-laki tampan itu kini sering tersenyum pada Anna jauh dari sebelumnya, yang terkesan cuek dan dingin.

"Gue gak salah denger kan? Dia bilang makasih. Tuh anak gak sakit kan?"

"Kenapa mas?" Tanya Anna.

"Sejak kapan kamu suka nyiapin makanan buat Damar?" Tanya Angga penasaran.

"Udah lama, mas. Mungkin Minggu-minggu ini sih, lupa."

"Kenapa gak siapin juga buat saya. Saya juga kan mau makan siang masakan kamu." Ucap Angga manja, sedikit beralasan untuk mengulur waktu bersama Anna.

"Oh, kalo begitu nanti saya siapin juga buat mas Angga. Kalo sekarang bahan nya abis Anna belum belanja, besok aja gimana?"

"Beruntung Lo kutub, awas lu ya."membatin.

"Ya udah aku anter belanja gimana? Mau ya?, sekalian buat masak nanti sore kan." Anna mengangguk, dan mengiyakan ajakan Angga untuk mengantar nya pergi ke supermarket membeli beberapa bahan masakan dan minuman yang akan dihidangkan nanti malam.

Perjalanan menuju supermarket lebih dekat dari rumah ketimbang ke pasar yang jaraknya sedikit lebih jauh. Angga pun mengikuti saja arahan yang diberikan Anna untuk berbelanja di supermarket. Beberapa menit sudah perjalanan Angga dan Anna mereka hanya terdiam tidak ada yang bicara sedikit pun, Angga berinisiatif untuk bertanya lebih dulu pada Anna sambil mengisi waktu sebelum sampai di supermarket. Walaupun sebenarnya alasan  Angga ingin mengenal lebih jauh gadis itu dan berharap dia bisa dekat dengan Anna.

"Anna,"

"Iya, mas. Kenapa?"menoleh.

"Ngomong-ngomong kamu udah punya pacar belum?" Tanya Angga.

"Pacar?!"

"Iya, aku salah ngomong ya?"

"Gak punya mas."jawab Anna singkat.

Sontak Angga senang mendengarnya.

"Gimana kalo kamu jadi pacar aku, na?"

"Hah !!"

.....

1
Ai Karwati
😘😘😘
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!