Apa jadinya seorang desainer bernama Elania, dan pria barista yang bernama Shin tersebut, sama - sama memiliki rahasia besar didalam hidup mereka.
Dipersatukan oleh Shin yang ternyata mencintai Elania secara diam - diam, lalu bagaimana perjalanan kisah ujian cinta mereka, dan kehidupan rahasia keduanya.
Akankah berjalan sesuai kehidupan cinta pada umumnya ataukah sebaliknya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Piitaloka_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
09
Ketika pihak kepolisian pergi membawa semua orang yang terkena kasus, disitu juga orang - orang merasa iba kepada kehidupan Hinawa, namun Elania langsung menghampiri Hinawa.
"Are you okay?" sebari merangkul pundaknya
"Hmm..." tersenyum sebari melirik kearah Elania
"Hinawa, saya harap setelah apa yang sudah kau putuskan ini. Hidupmu akan kembali dengan seperti apa yang ibumu impikan, yaitu melihat putrinya akan selalu bahagia di dunia ini" ucap nyonya Serena
"Terima kasih banyak nyonya, atas apa yang sudah kau bantumu kepadaku nyonya"
"Bukan apa - apa cantik, ini dari hasil pertahanan mu serta usahamu sendiri, aku tidak begitu banyak membantu mu. Tapi saya tau bagaimana rasa penyiksaan darimu, tapi itu sudah sedari cukup hidupmu akan kembali bahagia. Karena sekarang waktu nya hidupmu lah yang seharusnya bahagia"
Disitu Hinawa hanya tersenyum kecil, sedangkan Elania sendiri cuma bisa hanya memberikan suport sistem ke satu sahabat nya ini, karena bagaimana pun dia begitu tau kehidupannya.
Flashback
Kebahagiaan didalam kehidupan ini walaupun sekecil kerikil jalanan, semua nya pasti akan merasakan nya. Seperti hal nya yang dirasakan oleh Elania beserta ibunya yang secara bahagia datang kedalam hidup mereka walaupun sederhana namun sangat bersyukur atas penjualan jajanan mereka begitu laku keras.
"Akhirnya penjualan jajanan kita laku keras yah bu"
"Kamu benar sayang, alhamdulillah allah masih sayang pada kita sayang" Elania mengangguk kan kepala "Oh ya bagaimana kalau hari ini kita rayakan dengan memakan ayam buatan ibu"
"Boleh juga ahhh... Sudah lama sekali kita tak pernah memakan ayam bu"
Keluarga mereka bisa dibilang begitu sederhana, dan apalagi kehidupan mereka berada dikota besar membuat semua harga bahan menjadi meningkat tinggi dibanding kan di kota kecil mereka dulunya"
Ketika mereka akan bersiap menutup pintu, tanpa sengaja ibu Elania melihat dari arah jalan raya disebelah nya, ada seorang perempuan yang tengah berjalan sebari menatap kosong tanpa melihat kalau lampu jalan disana masih bertanda merah, namun perempuan itu tetap berjalan tanpa menoleh kekanan kiri.
Elania yang menggemasi barang - barang itu kemotor miliknya tiba - tiba ia dikejutkan suara barang jatuh, ternyata ibunya telah membanting wadah jajanan ketanah, dan malah beliau berlari dengan cepat.
Alangkah syok nya dia melihat hampir saja ibu nya terserempet truk, ternyata disitu ibunya telah berhasil menarik tangan perempuan tersebut.
"IBU!!!" berlari menghampiri ibunya
"Apa kau tidak apa - apa nak" tanya sang ibu Elania kepada perempuan yang berpenampilan berantakan serta tangan yang terdapat darah kering, dan tatapan kosong
"Bu... Apa ibu tak apa?" berjongkok melihat kondisi ibunya yang masih melihat kondisi perempuan tersebut
Semua penjual disekitar sana menghampiri Elania beserta ibunya, karena mereka sudah begitu mengenal keduanya.
"Apa anda tidak apa - apa nyonya?" tanya salah satu penjual jajanan serba tahu
"Kurasa anak itu, terkena masalah deh bu. Mending kita tanyakan dipinggiran saja, jangan ditengah ja;an begini" kata ibu paruh baya penjual sup
"Benar tuh" saut beberapa penjual disekitar situ
Lalu ketika sudah merasa sedikit tenang, perempuan itu masih saja terdiam, dan dia tak mau meminum ataupun yang sudah ditawarkan.
"Kayaknya itu anak sudah terkena gangguan mental deh nyonya" ujar ibu paruh baya penjual gorengan
"Aku rasa bukan, tapi anak ini tertekan akan keluarga kalau tidak kekasih nya" jawab pria paruh baya penjual minuman herbal
"Bu... Kamu nggak ada yang terluka kan?" tanya Elania kepada ibunya
"Ibu nggak apa - apa nak, mending kita bawa dia kerumah saja deh. Kasihan dia"
"Astaga nyonya buat apa kamu bawa anak itu kerumah mu, yang ada nanti dia mencuri barang mu bagaimana? Namanya kita tidak mengenal siapa anak itu dari mana tinggal nya" ucap ibu paruh baya si penjual mie sup
"Tidak apa, toh rumah saya tidak ada barang yang mahal juga ibu - ibu" jawab ibu Elania dengan senyuman nya
"Ya ampun terlalu baik sekali anda ini nyonya" saut ibu penjual sup
"Ayo El, kita pulang dan tuntun dia kemotormu"
"Lah terus ibu naik apa dong?"
"Tenang kak, nanti bibi akan aku akan antarkan" saut pria anak dari ibu penjual serba tahu
"Wah terima kasih banyak yah Kento"
"Iya kak, kapan lagi aku bisa membalas bantuan kakak dan bibi" jawab pria muda bernama Kento
"Iya El, benar apa kata Kento. Kapan lagi kita bisa membalas jasa bantuan kalian selama ini"
"Cih memang begitulah kalau orang sama - sama saling susah nya jadi nya yah gitu cocok" sindir ibu penjual mie sup
"Makasih bibi atas pujian nya" jawab Elania sebari tersenyum kecil "Tapi.. Pujian nya kurang bagus bi, mending gini nasib orang miskin jauh lebih tentram dibanding orang sombong namun nyatanya kehidupan nya masih tidak tau arah kemana"
"Kau menyindirku?"
"Tidak memberikan saran saja"
"Dasar kau!" menunjuk kearah Elania yang sudah tersenyum lebar kearahnya "Lihat nyonya lancang sekali anak mu mengataiku dengan kata seperti itu pada orang tua!"
"Kapan saya menggatai anda bi, perasaan tadi tidak menyebut nama anda"
"El..." tegur ibu Elania
"Hei nyonya, seharusnya kau kasih teguran kepada putrimu itu kalau jadi orang tuh yang sopan kepada orang tua, katanya beragama kok semacam itu mulutnya kepada orang yang lebih tua"
"Jangan hubungkan antara agama dengan saya melawan dengan siapa untuk membela ibu ku seorang yang pada dasarnya baik, dipertemukan orang modelan anda yang tidak sopan merendahkan orang lain tanpa melihat kehidupanmu sendiri yang jauh menyedihkan itu!"
"Kau!"
"Apa! Saya tidak akan pernah takut dengan anda" disitu ibu sudah lebih dulu menghalangi Elania yang sudah siap melangkah maju
"Sudah El, jangan diteruskan" tegas sang ibu "Ayo cepat pulang"
"Tapi bu..."
"Elania" sebari melotot kearah putrinya
Disitu Elania langsung menurut, namun sebelum ibunya melakukan peragaan menunduk minta maaf dia sudah lebih dulu mendorong ibunya pergi.
"Tak usah meminta maaf ke orang macam setan begini bu"
"El..." tegur ibu membuat Elania terkekeh
Disitu orang - orang disitu hanya terkekeh melihat tingkah Elania, sedangkan si penjual mie sup sudah mengomel tidak jelas.
"Ayo nak, duduk ke motor Elania" ucap ibu Elania dengan lembut, namun disitu perempuan tersebut masih terdiam
Melihat nya dengan penuh kekesalan, akhirnya Elania pun langsung mencubit pipinya membuat perempuan itu tersadar, sedangkan ibu, Kento, dan ibu Kento sendiri terkejut dengan kelakuan diluar nalar Elania.
"Apa yang kamu lakukan El" tegur sang ibu
"Tenang dia masih hidup kok, apa? Kau mau marah hah! Ayo cepat naik, disini udara nya sudah dingin masih mau kau mati beku, ayo" menggandeng tangannya
Terlihat perempuan tersebut menurut, membuat ketiga orang itu terkejut, dan tak percaya.
"Sudah ya aku pulang dulu bu, bibi..." langsung melajukan motor miliknya, namun dia malah berhenti didepan warung milik bibi mie sup "HEI! BI..! JANGAN BANYAK OMONG YANG ADA NANTI AIR LIURMU MASUK KEDALAM KUAH NYA, KASIHAN TUH PEMBELI MU NANTI TERTULAR VIRUS JAHATMU LAGI. EH KEN... AYO!!"
"KAU!!"
Dengan cepat dia tertawa langsung melajukan motornya, menghindari amarah sang bibi, sedangkan Kento yang mendapat intruksi Elania dia langsung ikut melajukan motornya demi sang ibu nya tidak dapat turun, dan memohon maaf ke itu orang.
Sesampai dirumah sederhana, disitu Elania sudah lebih dulu sampai.
"Ayo masuk kedalam, tenang kau akan tetap aman berada disini" melihatnya masih terdiam dengan gereget ia langsung mengulurkan tangannya "Ayo masuk, tenang kau tak sendirian lagi"
Ucapan nya membuat perempuan itu langsung menerima uluran tangannya, ketika sudah masuk ia langsung mendudukkan nya kesofa.
"Oh ya selama tadi aku penasaran, siapa namamu? Agar aku lebih muda memanggilmu"
"Hinawa" suara pelan
"Ha? Hinawa" dapat anggukkan kepala "Okay, dengan begitu Hinawa, sebari menunggu ibuku bersiap lah diri dulu liat pakaian mu masih penuh darah kering begitu"
Disitu Hinawa yang masih tertunduk melihat pakaian nya sontak dia terkejut sekaligus langsung berteriak histeris menangis. Elania pun sontak terkejut sekaligus sang ibu yang baru saja turun dari motor Kento, dan langsung berlari menyusul kedalam rumah.
"Ada apa ini El?" memeluk Hinawa yang mana Elania sendiri masih terdiam kebingungan.
"A - aku hanya menyuruh nya berganti pakaian nya karena bajunya penuh darah kering.." disitu Hinawa semakin berteriak membuat Elania sekaligus Kento terkejut dibuatnya
Terlihat ibu masih terus menenangkan Hinawa yang masih berteriak histeris, diselangi oleh suara tangisan nya.
Bersambung...