Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
Ranty kembali ke kamarnya dengan mencak- mencak, wajahnya mengeras seiring dengan decakan dan sumpah serapah yang terus keluar dari mulutnya.
"Siall, athar benar-benar sudah tak bisa di percaya lagi! dia berubah 180 derajat setelah si pengganti itu pergi! " hardiknya dengan dengusan keras.
Kemudian ranty hampir lupa dengan rencana yang awalnya di buat. "baiklah sepertinya aku harus segera merealisasikan rencana itu. " lantas bibirnya terangkat mengukir senyum licik.
Di sisi lain, kini dea sudah mulai bekerja, seperti yang di beritahukan sebelumnya oleh bagian HRD, dea di tempatkan dj bagian staff administrasi, di sana ia banyak bertemu dengan karyawan hotel lain dan manager hotel pun sangat ramah menyambut kehadirannya.
"Selamat datang dea, semoga kau betah dengan pekerjaan ini, " ujar Harry, suami Thalita pemilik hotel tempatnya bekerja ini.
"Terima kasih pak Harry atas sambutannya, " balas dea di sertai senyuman hangat.
Harry setengah terkekeh. "Jangan panggil " pak" kau sahabat baik istri ku, anggap lah aku juga teman mu. "
Dea kontan menggeleng. "tidak bisa seperti itu pak, di lingkungan pekerjaan anda adalah atasan saya, kecuali ketika sedang di luar mungkin kita bisa lebih akrab. "
Harry tersenyum, kagum dengan cara pemikiran wanita ini.
"Baiklah jika seperti itu, jangan sungkan untuk bertanya pada Gery jika ada yang tak kau mengerti "
Gery adalah manager hotel ini sekaligus sekretaris Harry, sebelumnya dea sudah bertemu dan sedikit berbincang dengannya sebelum dia bertemu dengan Harry.
"Baik pak. "
Harry menganggukkan kepala. "Oke kalau begitu saya pergi, sekali lagi selamat datang untuk mu dea. "
Harry pun beranjak pergi, setelah itu dea memulai menjalani pekerjaannya.
Tak terasa jam makan siang tiba, dua wanita yang bekerja dengan dea menghampiri. "Hai."
Dea yang sedang membereskan meja kerjanya tersenyum. "Hai juga. "
"Kau karyawan baru itu kan? "
Dea mengangguk.
"Kalau begitu perkenalkan aku susan, dan ini teman ku desti. "
"Halo."
Dea menyambut uluran tangan desti. "Aku desti, kalau kamu? "
"Aku deandra, aku karyawan baru di sini mohon bimbingan nya. "
"Ah, jangan terlalu formal begitu, " seloroh susan mengibaskan tangan. "Ini jam makan siang jadi kita santai saja. "
Dea mengangguk sedikit canggung. "baik."
"Tadi pekerjaan mu sudah bagus, hanya ada beberapa yang perlu di perbaiki, " tambah desti.
"Astaga ini jam makan siang desti. " tegur susan.
"Aku hanya memperingati nya saja kok, " ucap desti.
"Tidak apa- apa, aku justru senang dengan begitu aku bisa terus belajar, " ujar Dea, melerai perdebatan mereka.
Susan dan desti kompak mengangguk.
"Oh ya mau makan bareng sama kami? " susan menawarkan.
"Eh memangnya boleh? "
"Tentu saja Dea, kami yang mengajak, " seru desti, terkekeh sekilas berfikir anak baru ini sangat lah imut.
"Kalau begitu aku mau, " seru Dea dengan mata berbinar.
Susan menggamit tangan Dea. "Oke, let's Go! "
Dea yang merasa sangat senang tak bisa menyembunyikan senyumnya, di sini selain mendapatkan banyak pengalaman dalam bekerja dia juga bisa berkenalan dengan orang-orang baik dan ramah seperti susan dan desti. Dalam hati Dea merasa sangat bersyukur.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Kehidupan yang di jalani Dea justru sangat berbanding terbalik dengan kehidupan yang di jalani athar saat ini, setiap hari berlalu dan bertambah athar malah terlihat semakin tak bergairah saja dalam menjalankan hari- harinya.
Dia pikir mencari Dea akan mudah baginya tapi ternyata athar salah, seminggu sudah semenjak kepergian Dea dari rumah athar bahkan tak bisa mengendus sedikit pun jejak istri nya itu dan hal tersebut membuatnya semakin uring- uringan.
Dalam hatinya dia memendam semua rindu itu untuk Dea. wanita yang sebelumnya selalu mengisi hari- harinya kini sudah tak ada dan dia seperti kehilangan separuh jiwanya.
Dan untuk melampiaskan kekosongan hati nya itu, setiap hari setelah pulang dari kantor athar tak langsung kembali ke rumah melainkan dia ke clubbing bersama minuman ker*as yang bisa melupakan sejenak kerinduannya pada Dea.
Dan pada saat itu pasti selalu ada kevin dan aryaan yang di buat repot untuk mengantarkan pria itu kembali kerumah nya dalam keadaan mabuk berat.
"Sampai kapan kau akan seperti ini terus athar? " aryaan bertanya saat mereka berada di kantor.
Athar benar-benar terlihat seperti orang yang kehilangan tujuan hidupnya, penampilan nya yang selalu rapih kini terlihat acak- acakan, dasinya tak terpasang dengan sempurna dan aryaan baru menyadari bulu- bulu halus yang kini mulai tumbuh di sekitar dagu athar seolah pria itu membiarkan bulu- bulu tersebut tumbuh dengan lebat.
Aryaan menggeleng pelan, kehilangan Dea benar-benar membuat hidup athar berubah.
"Aku hanya ingin deraku kembali aku ingin meminta maaf pada nya. "
Selalu seperti itu ketika aryaan atau kevin mencoba untuk menasehati yang di ucapkan athar selalu sama, dia ingin dera nya, istrinya kembali.
"Jika perlu aku bersujud di bawah kakinya aku akan melakukan nya, Ar. " lirih athar menatap kosong lantai yang dingin.
"Sayangnya sudah terlambat, Dea sudah terlanjur kecewa pada mu. " ingin aryaan mengatakan itu langsung pada athar tapi dia tak tega membuat temannya semakin terpuruk.
Pulang dari kantor kini athar tak pergi ke clubbing, entah kenapa hatinya tergerak untuk pergi ke supermarket dan membeli minuman dingin.
Saat athar keluar lekaki berbadan kekar itu terduduk di bangku panjang depan supermarket dan hanya menatap lalu lalang kendaraan di depan, lalu mulai meminum minuman bersoda yang di belinya.
"Mas selamat ulang tahun, aku sudah membuatkan kue ulang tahun untuk mu. "
"Aku tak ingin ulang tahun ku di rayakan oleh orang seperti mu. "
"Tidak kah kau mengerti betapa menganggu nya dirimu? sudah ku bilang jangan siapkan apapun untuk ku, aku bisa memanggil bi nah daripada harus memanggilmu. "
" Sejak awal hanya ranty wanita yang ku cintai jadi jangan berharap ada cinta di pernikahan ini. "
"Deandra, kau itu sangat tidak tahu malu, apa kau tahu orang-orang hanya melihat mu sebagai pengganti? setelah ranty kembali hanya dia yang akan ku jadikan istri dan aku akan menceriakan mu saat itu tiba. "
"Argghhh bang*sat! " di saat seperti ini dia malah mengingat ucapan- ucapan buruk yang dia lontarkan untuk Dea.
"Kenapa kau mengucapkan kata-kata kasar seperti itu pada istri mu athar, kenapa! " monolog athar yang menyalahkan dirinya sendiri.
Andai waktu bisa di putar, andai deandra masih berada di samping nya, ingin athar memeluk wanita itu dengan erat agar dea tak pergi meninggalkan nya seperti ini dalam kubangan penyesalan.
Tepat di saat athar mendongakkan kepala, seolah Tuhan mendengarkan kata hatinya, mata elang athar langsung tertuju pada seorang wanita yang baru saja keluar dari supermarket.
Dia tak salah melihat, jelas meski hanya dari punggung nya athar sudah dapat mengetahui wanita yang sedang berjalan menjauh itu adalah Dea.
"Dera, " lirih athar memanggil dan sontak membuat wanita itu menghentikan langkahnya.
Athar tak lagi salah menduga, wanita yang selama ini sangat dia rindukan kini berada di depannya.
Athar bangkit lantas berlari ketika mereka sudah bersejajar, athar menyentuh pundak wanita tersebut dan dia langsung menoleh.
Mata athar langsung berbinar, kerinduan yang mendalam terpancar di sana, nafasnya terasa sesak dan dadanya naik turun tak beraturan namun dia bahagia, tak salah lagi, tepat di hadapannya saat adalah Dea, wanita yang selama ini selalu mengisi pikiran dan hatinya.
"Akhirnya aku menemukan mu. "
*
*
*
Bersambung
hrse athar bisa buat rumah sendiri kan masak gk punya duit, pa lagi nnti athar sibuk kerja tinggal nunggu hancurnya rumah tangga dea dan athar saja sih ini. kn athar tau ibunya gk ska ma Dhea mlh di ajak serumah, aneh. lbih baik tinggal di rumah sederhana drpd tinggal di rumah megah tp bnyak racun di dalamnya.