kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tidur satu ranjang
Uhuk
"Pelan-pelan nak ini minum.. Maaf ya mama ngagetin aja," dengan menyodorkan minum mama Laura merasa bersalah kepada menantunya itu.
"Gak papa ma, " falinda bingung mau menjawab apa..
Tama yang mendengar ucapan mamanya pun langsung menyela.
"Doakan saja ma, lagian kita Tidak ingin buru-buru, Tama ingin falinda menyelesaikan kuliahnya dulu..."
"Baiklah, jika itu keinginan kalian mama bisa apa, tapi jangan lama-lama ya nak.." mama Laura juga gak ingin terlalu memaksa anak menantunya itu...
Setelah berbicara di depan meja makan, Tama dan juga papa Abraham pergi ke ruang kerja ada yang ingin mereka bahas.
Falinda dan juga mama Laura duduk di Tama belakang sambil bercerita...
"Maafin mama ya nak yang terkesan menginginkan cucu, mama tahu. Jika kalian belum saling mencintai, mama juga paham menikah karena perjodohan itu lama untuk segera saling terbuka dan menerima satu sama lain.." mama Laura menggenggam tangan falinda mereka duduk bersebelahan.
"Maafin falinda juga ya ma, belum bisa menjadi menantu mama yang baik, falinda juga berusaha agar mas Tama segera mencintai falinda.." falinda juga tak ingin menutupi tentang perasaannya..
Mama Laura mengerti akan kekhawatiran falinda, tadi di depan meja makan. Ia hanya menggoda pasangan pengantin itu, bagaimana reaksi anaknya gapi melihat anaknya yang seperti itu membuat mama Laura paham akan cinta anaknya yang belum tumbuh..
"Mama boleh bertanya nak..." mama laura yang meminta izin untuk bertanya.
"Bertanya apa ma, "
"Bukanya kamu dulu dan Tama ada hubungan ya nak. kenapa sekarang kamu dan Tama seperti musuh.."
"Kami hanya berteman ma gak lebih, dan untuk sekarang jika mama menganggap aku dan mas Tama adalah musuh mama salah, hanya saja mas Tama sedikit dingin dan juga kaku.." falinda berbohong tentang apa yang ia ucapkan, karena ia juga tak ingin mama dan papa Tama tahu akan kelakuan putranya..
"Masa iya nak, apa kamu di perlakukan baik oleh anak mama."
"Alhamdulillah iya ma, walaupun mas Tama sedikit dingin tapi mas Tama memperlakukan falin seperti istri pada umumnya.."
"Sukurlah kalo begitu mama lega mendengarnya.. Mama hanya berharap, walaupun banyak badai semoga kamu bisa tetap berada di samping putra mama ya nak, karena putra mama sedikit rapuh.." mama Laura berkata falin menjadi istri yang bisa mengimbangi anaknya yang sedikit labil itu..
"Insyaallah ma.."
Mungkin apa yang di inginkan oleh mama Laura demi kebaikan putranya, ia akan berjuang jika suaminya suatu nanti memperjuangkan dirinya, jika Tidak maka ia akan mundur, karena falinda juga ingin di cintai...
"Ada apa pa..." tanya Tama saat duduk di rumah kerja bersama papanya..
"Papa hanya ingin tahu saja bagaimana perkembangan perusahaan apa masih stabil.."
"Masih, dan bulan ini sudah meningkat.."
Papa Abraham hanya mengangguk saja.
Papa Abraham juga tak ingin mencampuri urusan rumah tangga anaknya karena itu privasinya,, yang ia bicarakan. hanya seputar pekerjaan, dan juga kantor saja..
Felix di dalam apartemen dengan memikirkan pekerjaan yang menumpuk, bagiamana Tidak semua pekerjaan Tama di limpahkan kepadanya..
"Kalo menurut aku sih nona falinda tak mungkin mengkhianati tama sedemikian rupa, karena dari matanya ia kelihatan pergi taj tahu akan permasalahan nya..apa kau selidiki diam-diam ya agar Tama Tidak terus menerus menaruh dendam terhadap istrinya, aku juga kasian jika nona falinda di sakiti oleh Tama, bagiamana pun perasan perempuan itu sulit untuk menerima, walaupun mulutnya bilang bisa memaafkan tapi siapa tahu dengan hatinya.." Felix jadi memikirkan ucapan Tama kemaren.
Felix pun mengambil gawainya dan mengirim pesan kepada seseorang untuk mencari tahu akan kejadian tujuh tahun lalu..
[Aku butuh bantuan kamu kamu cari dengan detail kejadian di hotel 7 tahun lalu di hotel xx apa kamu bisa.]
Isi pesan yang Felix kirimkan untuk orang yang ia suruh..
"Semoga saja setelah gue tahu bukti ini Tama tak menaruh dendam lagi kepada istrinya, " gimana Felix karena ia tak tega melihat wanita setulus falinda di sakiti, apalagi ia sudah yatim piatu..
Malam ini falinda dan juga Tama menginap di kamar Tama, jujur falinda sangat canggung apalagi, kamar Tama yang tidak ada sofa apalah itu hanya ada bed ukuran king saja, falinda bingung dan bolak balik berjalan di depan pintu menunggu tama masuk. Ia aka menanyakan apakah ada tikar atau sejenisnya untuk ia tidur di bawah..
Lama menunggu ahirnya pintu pun terbuka.
Ceklek.
Tama masuk dan melihat falinda yang masih berdiri di sana..
Tama mendekat dan berkata.." kenapa kamu gan tidur ini sudah malam, besok bukanya kuliah pagi.."
"Maaf kak, apa ada tikar atau karpet yang bisa buat falin tidur di bawah.." dengan hati-hati falinda berkata.
"Kenapa mau tidur di bawah, kamu boleh tidur di ranjang lagian ranjangnya juga luas, dan juga untuk malam ini kita tidur satu kamar, karena aku gak mau jika mama dan papa curiga jika kita pisah kamar, dan jangan harap kamu bisa curi-curi kesempatan.." ucapnya pedas dan juga dingin.
"Emb... Baik kak makasih.." dengan canggung falinda naik keatas tempat tidur karena ia sudah sangat mengantuk, ia meletakan guling di tengah-tengah mereka..
Falinda pun membelakanginya.. Tama yang melihat itu hanya diam saja, mungkin jika tidak ada kesalahan pahaman dulu cinta Tama untuk falinda masih utuh hingga sekarang, tapi setelah penghianatan itu ia menjadi membentengi diri agar tak jatuh ke lubang yang sama dan luluh..
Lama merenung ahirnya Tama menyusul kealam mimpi... Hingga suara adzan subuh berkumandang, falinda yang terbiasa bangun saat adzan pun merasa aneh dengan dirinya yang seperti berat untuk di gerakan.. setelah banyak mengumpulkan kesadarannya ia kaget saat Tama memeluknya dengan erat dengan suara dengkuran yang terdengar nyaring di telinganya walaupun sedikit pelan..
falinda bingung bagaimana caranya ia melepaskan Diri, karena Tama begitu nyaman memeluk dirinya, falinda juga memandang wajah tampan suaminya dan memperlihatkan mulut yang sedikit terbuka itu..
"Kamu tampan kak, tapi sedikit dingin juga judes apalagi kata-kata kamu itu, bikin sakit hati, tapi falin akan berusaha untuk mendapatkan cinta kakak walaupun dengan cara apapun,, falinda yakin jika suatu nanti kakak akan membuka hati kakak lagi untuk falinda.." batin yang masih memandang suaminya..
**Segini dulu ya teman mohon comen jika ceritanya kurang menarik, karena autor membuat cerita belum ada konflik yang nanti akan memporak-porandakan pembaca.. Terimakasih**...
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.