NovelToon NovelToon
LOVED THE OSIS CHIEF

LOVED THE OSIS CHIEF

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Idola sekolah
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Nadia, seorang siswi yang kerap menjadi korban bullying, diam-diam menyimpan perasaan kepada Ketua OSIS (Ketos) yang merupakan kakak kelasnya. Namun, apakah perasaan Nadia akan terbalas? Apakah Ketos, sebagai sosok pemimpin dan panutan, akan menerima cinta dari adik kelasnya?

Di tengah keraguan, Nadia memberanikan diri menyatakan cintanya di depan banyak siswa, menggunakan mikrofon sekolah. Keberaniannya itu mengejutkan semua orang, termasuk Ketos sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Jam sudah menunjukkan waktunya pergi ke sekolah. Nadia menyiapkan mentalnya karena nanti akan ada pengukuhan ketua OSIS (Ketos) dan anggota OSIS. Dia akan terpanggil di depan seluruh siswa untuk memberikan sedikit arahan bahwa dia kini menjadi anggota OSIS. Apa yang ditunggu-tunggu pun sudah dimulai. Bu Desi memanggil ketua OSIS yang baru itu ke depan umum. Mata Nadia terkejut melihat Steven maju ke depan.

"Hah... dia ketosnya?" ucap Nadia dengan nada keras. Seluruh siswa serentak melihat Nadia. Nadia yang tak percaya akan hal ini, akhirnya maju ke depan. Cici, si julid yang tidak suka melihat muka Nadia, merasa risih karena menganggap Nadia sok cantik. Dia langsung ditarik oleh Imel dan Dina. Kembali seperti biasa, setelah sampai di kelas, Nadia didudukkan di kursi, dan rambut Nadia yang panjang diikat ke belakang kursi. Nadia yang tak mampu melawan kedua sahabat Cici, dan takut akan ancaman tersebut, hanya bisa pasrah.

"Oy, gitar Indonesia, kau pikir kau akan menjadi anggota OSIS? Tentu tidak boleh, Nadia. No, no, no, gadis sepertimu tidak pantas mendapatkan anggota OSIS Kedisiplinan. Aku yang akan maju, Nad," tawa Cici dengan nada mengejek.

Tibalah saatnya Bu Desi memanggil Nadia sebagai anggota OSIS Kedisiplinan. "Saya menukar posisi Nadia, Bu. Dia pergi keluar kota dan katanya dia tak sanggup jadi anggota OSIS," ucap Cici dengan nada penuh kepuasan.

Nadia yang hanya bisa pasrah, kali ini hanya bisa merapikan rambutnya di kamar mandi sekolah. Nadia ingin keluar, tetapi itu semua mustahil karena Imel dan Dina menjaga kamar mandi tersebut dengan ketat.

Upacara pengukuhan OSIS dan anggota OSIS pun selesai. Nadia hanya bisa duduk di kamar mandi sampai sekolah pulang, tak ada yang bisa membantunya.

Lonceng sekolah berbunyi. Imel dan Dina akhirnya melepaskan Nadia. "Keluar, oi," ucap Imel dengan nada kasar, dan Nadia lagi-lagi ditarik rambutnya dengan keras.

Nadia yang hanya bisa diam, pulang dengan rasa kesakitan akibat rambutnya yang begitu banyak rontok dan tak dapat diperbaiki lagi.

Ibu Nadia, Dewi, menghampiri Nadia dengan penuh kekhawatiran. "Kau kenapa, sayang?" Nadia sontak menangis dan langsung memeluk ibunya erat. "Tidak apa-apa, Mom," jawab Nadia, meskipun suaranya terisak. Suara tangisan Nadia yang kuat, terdengar oleh Steven yang sedang mengambil sepedanya untuk pulang. "Steven tidak memperdulikannya terlebih dahulu, mungkin itu adalah hal yang biasa, menurut Steven," pikirnya.

Seketika Nadia menghampiri Steven dan, dengan penuh emosi, memukul Steven dengan tasnya sangat keras hingga membuat memar di kepala Steven. Steven yang terkejut, tiba-tiba memeluk Nadia, mencoba menenangkan gadis yang rapuh ini. Hati Nadia yang rapuh, dalam keadaan tak terkendali, menggigit lengan Steven dengan sangat keras sambil meluapkan air matanya.

Setelah beberapa menit, Nadia melepaskan gigitan tersebut. Tangan Steven yang berbekas gigitan itu berbiru, namun ia tetap diam, hanya menatapnya dalam kebingungannya. Nadia tiba-tiba lari menghampiri motor ibunya dan berkata dengan terburu-buru, "Ma, ayo pulang."

Steven yang melihat luka gigitan tersebut, diam dan selalu menatapnya beberapa menit, membayangkan tangis Nadia dan air mata yang mengalir di lengannya itu. Dia tak bisa melupakan apa yang baru saja terjadi, dan hati kecilnya merasa bersalah atas segala hal yang dialami Nadia.

Steven belum tau apa yang terjadi kepada Nadia, tetapi kesedihan Nadia memberikan Steven sedikit bayang-bayang Nadia.bayang -bayang itu selalu mengingatkan akan kejadian tadi melihat kesedihan dan kesepian di bola mata nadia.

Setibanya di rumah, Nadia langsung masuk tanpa berkata sepatah kata pun pada ibunya. Dewi yang melihat kondisi putrinya yang tampak lelah dan wajah yang masih diselimuti kesedihan, hanya bisa menghela napas. Nadia berjalan menuju kamarnya dengan langkah berat. Ia melempar tasnya ke tempat tidur dan duduk di sudut ruangan, menatap kosong ke lantai.

Pikirannya kembali berputar pada kejadian tadi. Terbayang jelas di matanya bagaimana ia menggigit tangan Steven dengan keras, meluapkan semua emosi yang terkumpul dalam dirinya. Tangan Steven yang berbekas gigitan itu, berbiru dan sakit. Nadia merasa menyesal, namun di sisi lain, ada perasaan yang sulit dijelaskan. Dia tak bisa mengendalikan diri, kesedihan dan kemarahannya yang begitu tiba -tiba muncul dengan sangat kuat.

Tiba-tiba, air mata kembali mengalir dari matanya. Nadia menatap telapak tangannya, seolah mencoba menggambarkan tangan Steven yang masih membekas gigitan darinya. "Kenapa aku harus melukai dia?" pikirnya dengan suara tercekat. Ia merasa bersalah. Steven, yang seharusnya tak terlibat dalam permasalahan ini, menjadi sasaran emosinya.

Nadia menundukkan kepala, merasa hancur. Tangan Steven, dengan luka gigitan yang masih segar diingatannya, menjadi beban yang berat di hatinya. Ia merasakan betapa rapuh dirinya, seolah segala yang dia hadapi tidak pernah cukup untuk membuatnya merasa kuat. "Aku tidak seharusnya melakukannya," bisiknya pelan.

Namun, meski perasaan bersalah itu terus mengganggunya, Nadia tahu bahwa dia harus belajar menghadapinya. Menghadapi apa yang sudah terjadi dan berusaha untuk memperbaikinya, meskipun sulit. Nadia menggenggam erat tangannya, berharap bisa menemukan kekuatan untuk melangkah ke depan dan tidak lagi terperangkap dalam rasa sesal.

1
chipsz🌙
seruuu kak Gultom✨✨✨😆😆 semangattt nulisnya yaaa
chipsz🌙
astagaa😭😭😭 mana aku udah percaya td nadia beneran ktemu steven 😭😭 ternyata mimpi🫵🏻🫵🏻🫵🏻🫵🏻
chipsz🌙
eaaaa 😏😏😏
chipsz🌙
baikkk banget bu gurunya😭😭😭🌸✨
chipsz🌙
cobaaaa kasih tau ke Steven 😭😭😭
chipsz🌙
ingin menggeplak kepalaaa mereka satu2 🙂🙂🙂
chipsz🌙
biasa aja kali, Ci 🙄🙄 julid amat astagaa
chipsz🌙
nadia sakit kah🥺🥺
chipsz🌙
hai kak, aku izin baca 😊✨ sekalian temenan yuk
michiie
cici apaan? cacing kali? kasian woi nadia/Cry/
yanah~
mampir kak 🤗
michiie
kasian nadianya/Sob/
Akumanusiabaikhati
Jangan lupa yah min, singgah juga di cerita baru ku "MY CHOSEN FAMILY"
Akumanusiabaikhati
Lanjut min
semangat
Amira Octavia
ini sekolah ada perundingan yg parah kok g ada tindakan apa2...walau nadia banyak luka ditangan atau wajahnya masak ibunya biasa aja kok jadi sebel sendiri q maaf kk... pulang sekolah sapa ibu masuk kamar tidur pagi lagi hmmm maaf kk
Amira Octavia
jahat banget cici .. apa kau anggap nadia itu binatang... masak g ada yg tau semua kejadian yg menimpa nadia
Dian
Semangat thor, ayo saling dukung mampir jg ke karya aku “two times one love”
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!