Luke Bryan Smith adalah pria yang paling di takuti di SMA Alexander High school, ia merupakan cucu dari pemilik sekolah ternama itu. Dimana di sekolah hanya di isi oleh orang kalangan atas, ada beberapa siswa yang masuk lewat jalur beasiswa juga.
Ia punya pacar yang bernama Agatha Christie, mereka sudah pacaran selama 2 tahun sejak Agatha sekolah SMP, tapi sayangnya ketika mereka SMA Agatha harus pindah keluar Negeri karena berbagai alasan.
Walaupun begitu Hubungan mereka masih berjalan cukup baik hingga sekarang, tetapi semua itu berubah ketika ada seorang siswa baru jalur beasiswa masuk ke sekolah yang sama dengan Bryan.
Bryan justru malah lebih peduli pada wanita itu, masalah dalam hubungan Bryan dan Agatha semakin banyak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Sang Queen
Waktu jam istirahat Bryan dan temannya sudah berada di kantin.
"Lu kenal sama Alvaro di murid baru itu?" Tanya Lucy menatap Bryan.
"Enggak."
"Kirain gue kenal, soalnya tadi lu tatap-tatapan sama dia."
"Iya lagi," Timpa Gio.
Anita datang membawakan makanan yang di pesan oleh Bryan dan yang lainnya, setelah itu Anita kembali pergi karena ia harus membantu kakaknya lagi mengantarkan makanan lainnya.
_________
Sementara itu di parkiran Alvaro tengah melamun sendirian di bawah pohon mangga.
"Sialan gue terlambat," Ada seorang wanita melemparkan botol minuman kosong, botol itu mengenai kepala Alvaro.
"Hey, cewek sialan," Bentak Alvaro menghampiri wanita yang melemparkan botol minuman itu.
"Enak aja lu bilang gue cewek sialan," Perempuan itu berkacak pinggang di hadapan Alvaro karena tidak terima di katai cewek Sialan.
"Lagian lu ngapain lempar botol ini ke kepala gue?"
"Oh kena kepala lu? Lagian ngapain juga lu duduk di sana sendirian? Gue kan gak liat ada lu."
"Berani juga lu sama gue?"
"Kenapa emangnya? Ngapain juga gue harus takut sama lu? Sama-sama makan nasi kan? Kalau lu makannya paku baru gue takut," Perempuan itu menaikkan nada suaranya karena merasa tertantang.
Siswa yang mendengar keributan di sekitar sana langsung berkumpul untuk melihat apa yang tengah terjadi.
"Di sekolah sebelumnya gue di keluarkan karena berantem sama orang sampai koma, jadi lu gak takut?"
"Oh serem nya," Perempuan itu malah meledek Alvaro dengan pura-pura takut. "Lu berharap gue bakalan begitu? Enak aja. Asal lu tau juga, gue di keluarin dari sekolah gue yang kemarin karena gue bakar gudang sekolah, sebenernya gue emang sengaja lakuin itu karena pengen di keluarin dari sekolah biar gue bisa pindah sekolah ke Indonesia," Bentaknya tidak takut apapun.
"Dasar Cewek aneh."
"Emang, gue sengaja lakuin itu agar seluruh sekolah di Amerika memblokir gue dan akhirnya orang tua gue terpaksa kembaliin gue ke Indonesia. Yang gila bukan cuman lu."
"Mau gue bakar juga?" Lanjut perempuan itu nyolot.
Sementara itu di kantin seorang siswa laki-laki menghampiri meja Bryan dengan ngos-ngosan.
"Cewek lu di depan lagi marah-marah," ucapnya.
Bryan membulatkan matanya karena kaget, "Cewek gue?" Ia tidak yakin dengan apa yang ia dengar.
"Iya cewek lu, dia lagi berantem sama Alvaro murid baru tadi pagi," Jelasnya kembali.
Dengan cepat Bryan berlari menuju kedepan, ia ingin memastikannya sendiri.
Lucy dan Gio saling bertatapan, "Agatha?"
Sementara Michael tersenyum kecil, "Kemungkinan besar memang bener itu Agatha," Michael mengejar Bryan untuk segera bertemu dengan Agatha.
Saat sampai di depan Bryan langsung menghampiri Agatha dan memeluk Agatha tanpa memperdulikan yang lainnya, "Sayang, kok kamu pulang gak bilang aku dulu?" Tanya Bryan.
Agatha melepaskan pelukannya dengan Bryan, "Bentar sayang! Aku harus menyelesaikan masalah dengan orang ini dulu," Agatha menatap ke arah Alvaro.
"Oh ini pacar lu? Bilangin sama cewek lu itu, lain kali kalau buang sampah ketempatnya jangan ke kepala orang," Setelah bicara Alvaro langsung pergi dari sana, ia malas ribut apalagi kini ia sudah jadi pusat perhatian.
"Bukannya kepala lu emang tempat sampah yah, dasar sialan," Teriak Agatha.
Kumpulan siswa di sekitar sana juga mulai bubar dan melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Michael, Lucy dan Gio datang ke tempat itu.
"Agatha jadi ini beneran lu?" Lucy masih tidak percaya kalau Agatha sekarang ada di sini.
"Jadi apa yang lu lakuin sampai di bolehin sekolah di sini?" Tanya Michael yang sudah tahu pasti ada sesuatu yang membuat Agatha ke sini.
Agatha tersenyum lalu menatap Bryan, "Gue bakar gudang sekolah biar gue di blokir di semua sekolah yang ada di Amerika, akhirnya gue bisa kembali ke Indonesia. Untungnya aja gak ada siswa yang ikutan kebakar, bisa masuk penjara kalau itu terjadi," Jelas Agatha sambil tertawa.
"Tuh kan, yang aneh tuh dianya sendiri," Timpa Lucy.
"Itu semua gue lakuin biar gue satu sekolah dengan pacar gue yang tampan dan mempesona ini," Agatha menatap Bryan.
"Pacar gue emang keren," Bryan merangkul Agatha.
"Jadi ceritanya lu terlambat sampai datang jam segini?" Tanya Gio.
"Iya, gue baru bangun," Agatha cengengesan.
"Udah biasa itu mah, ya udah ke kantin yuk lanjut makan," Michael mengajak mereka kembali ke kantin.
Di kantin, Bryan benar-benar tidak bisa jauh-jauh dari Agatha. Ia terus menggenggam tangan Agatha, dari kejauhan Anita memperhatikan mereka, Anita menyadari sesuatu kalau ternyata Michel selalu menatap Agatha dengan tatapan yang amat dalam.
"Gimana kalau nanti malam kita Adain Party atas kedatangan Queen kita," Usul Lucy penuh semangat.
"Ah iya udah lama kita gak party-party," Setuju Gio tidak kalah semangat.
"Gue sih setuju-setuju aja," Timpa Michael
"Gimana sayang?" Bryan menatap Agatha menunggu keputusan Agatha.
"Boleh, di rumah mu aja yah?" Setuju Agatha.
"Oke," Apapun untuk kekasihnya.
"Kita undang yang lainnya juga yah, biar tambah rame," Ucap Lucy.
"Terserah lu aja."
"Okey perhatian untuk semuanya," Lucy berdiri lalu bicara di depan yang lainnya dengan lantang.
"Nanti malam kita bakalan ngadain party, kalian semua di undang ke party itu kalau mau ikutan. Tempatnya di rumah Bryan," Lanjut Lucy.
Semua siswa yang mendengarnya bersorak bahagia, sudah lama juga tidak ada acara party. Apalagi party nya di adakan di rumah Bryan pasti itu akan jadi party yang sangat meriah.
"Oh iya, berarti seharusnya gue sekarang ke kantor buat ngasih tau kalau gue udah datang," Ucap Agatha.
"Ya udah yuk aku anterin," Bryan dengan senang hati mau mengantarkan pacarnya ke kantor.
Mereka berdua pergi ke kantin.
"Agatha-Agatha bisa-bisanya dia bakar gudang sekolah," Lucy menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan apa yang Agatha lakukan.
"Mungkin dia bakalan lebih gila lagi kalau masih belum di keluarin dari sekolah," Timpa Michael yang mengenal baik kelakuan Agatha, karena Michael sebenarnya sudah berteman dengan Agatha cukup lama, bahkan sebelum Agatha dan Bryan saling mengenal ia jauh lebih dulu berteman dengan Agatha.
"Iya juga sih? Cegil parah dia sama Bryan."
"Cowoknya juga sama gilanya."
"Hahaha Mereka berdua emang cocok."