Jingga yang sedang patah hati karena di selingkuhi kekasihnya, menerima tantangan dari Mela sahabatnya. Mela memintanya untuk menikahi kakak sepupunya, yang seorang jomblo akut. Padahal sepupu Mela itu memiliki tampang yang lumayan ganteng, mirip dengan aktor top tanah air.
Bara Aditya memang cakep, tapi sayangnya terlalu dingin pada lawan jenis. Bukan tanpa sebab dia berkelakuan demikian, tapi demi menutupi hubungan yang tak biasa dengan sepupunya Mela.
Bara dan Mela adalah sepasang kekasih, tetapi hubungan mereka di tentang oleh keluarganya. Mereka sepakat mencari wanita, yang bersedia menjadi tameng keduanya. Pilihan jatuh pada Jingga, sahabat Mela sendiri.
Pada awalnya Bara menolak keras usulan kekasihnya, tetapi begitu bertemu dengan Jingga akhirnya dia setuju.
Yuk, ikuti terus keseruan kisah Jingga dan Bara dalam membina rumah tangga. Apakah rencana Mela berhasil, untuk melakukan affair dengan sepupunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yaya_tiiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 : Kecewa
Sepanjang perjalanan pulang ke apartemen Kasandra, ke duanya diam membisu. Mobil yang di kendarai sepupunya itu melaju mulus, membelah jalanan yang mulai terlihat lengang. Maklum sudah hampir tengah malam, ketika keduanya meluncur di jalan raya. Banyak pedagang kaki lima yang di laluinya masih buka, menawarkan berbagai produk jajanan mereka.
"Lo, gak kangen sama cilok bumbu kacang mang Jojo" suara Kasandra memecah kebisuan.
"Pengen sih, tapi besok aja lagi. Malam ini, lebih baik nasi goreng kampung aja deh" ucap Jingga, sambil matanya melihat-lihat jalanan.
"Mmm...oke! kebetulan perut gue juga udah mulai dangdutan. Kita pesen di tempat langganan biasanya."
"Terserah lo!"
Tiba di kedai pinggir jalan langganan Kasandra, sudah banyak pengunjung yang antri. Mereka sama-sama berburu kuliner malam, untuk mengganjal perut yang lapar. Setelah menyebutkan pesanannya, Kasandra dan Jingga duduk-duduk di emperan toko yang dijadikan tempat makan.
Tak berapa lama pesanan selesai, dua piring nasi goreng berikut teh hangat tersaji di depan mereka. Segera ke duanya mengeksekusi makanannya dengan cepat, berhubung perut mereka belum terisi sejak tadi.
Begitu perut sudah kenyang, mereka masih nongkrong di pinggir jalan. Duduk-duduk di atas kap mobil, sambil memandang lampu-lampu jalanan dan kendaraan yang melintas.
"Gue jadi inget, pas lo kabur dari rumah demi bisa berduaan dengan Daniel" ujar Jingga menerawang, melirik ke sebelahnya dimana sepupunya sedang merokok.
"Ya, dan itu yang bikin gue di kurung di kamar sama nyokap waktu ketahuan. Tanpa makan dan minum, bener-bener sial malam itu" ucap Kasandra, sembari menyedot rokoknya dalam-dalam.
"Lo gak takut mati, karena kecanduan rokok."
"Mati itu urusan yang di atas, gue enjoy aja menikmati hidup."
"Susah banget dinasehati, lo bisa kena kanker paru selain itu perempuan bisa menyebabkan susah punya anak."
"Udah deh, basi!" ujar Kasandra mengibaskan tangannya. "Lo tau gue udah sejak SMP nyebat, tapi sampe sekarang sehat-sehat aja. Gue ngajak lo ke sini, buat dengerin masalah lo bukan ngurusin hidup gue."
"Oke, oke! Sorry, gue kebablasan."
"Lo, ada masalah apa sama suami?" tanya Kasandra, sembari menjentik abu rokoknya. Kemudian kembali menghisapnya, mengepulkan asapnya ke udara.
"Emangnya gue pengen ketemu lo, mesti harus ada masalah!?" elak Jingga diplomatis.
"Kebiasaan lo kan, gitu!" sindirnya telak.
"Hehe!" cengir Jingga malu. "Emang, sedikit ada kesalahpahaman."
"Baru kawin, tapi udah ada masalah. Makanya gue ogah nikah, ribet banget!"
"Ah lo mah gak kawin, karena belum move on ditinggal Daniel."
"Jangan sebut nama dia, gue ilfil!" ucap Kasandra. "Mending cerita, lika-liku dunia pernikahan lo ketimbang ngurusin hidup gue."
"Sebenarnya, gue kecewa dengan pernikahan ini" ucap Jingga, sembari menetralisir nafasnya yang tiba-tiba sesak. "Di malam pertama, gue di tinggalin sendiri karena sepupunya mencoba bunuh diri. Dia janji bakal pulang esok harinya, tapi hanya isapan jempol. Begonya lagi, gue masih percaya sama semua omongan dia" lanjutnya.
"Terus, gimana dengan kabar sepupunya?"
"Mela selamat, tapi butuh satu minggu suami ku menjaganya..."
"Kalo gak salah, Mela itu sahabat lo bukan?" potong Kasandra cepat. "Dia yang seorang model, dan dari keluarga tajir. Hebat juga pertemanan lo, bisa kenal dengan mereka."
"Kalo lo gak lupa, gue dengan Mela berteman sejak bangku kuliah. Mana gue tau? dia sekaya itu. Yang pasti Mela orangnya humble dan menyenangkan."
"Tapi, dia juga yang ngerebut suami lo kan!?"
"Dia bukan perebut, tapi gue di sinilah yang bersalah. Memasuki kisah mereka dan setuju membantu mulusnya hubungan mereka, tanpa di ketahui oleh keluarga."
"Ya kalo gitu, lo jangan marah! Kalian, melakukan kesepakatan bersama."
"Gue gak marah, cuman kecewa pada diri sendiri. Kenapa mau-maunya terlibat konspirasi dengan mereka."
"Belum juga ngucapin selamat, atas pernikahan lo. Malah, mau udahan aja. Yah, itu mah derita lo! Gue gak bisa nolong lo, yang ada malah makin ribet."
"Iya, karena lo terkenal biang onar. Enggak ada yang beres di hidup lo, selain jago ngelola bisnis."
"Yah, hidup gue isinya gak hanya masalah aja, tapi ada segi positifnya. Itu yang perlu lo ingat, gue tetep sepupu yang paling care sama penderitaan lo."
"Thanks sepupu!" ujar Jingga, memeluk bahu Kasandra dan mengguncangnya pelan.
"Balik yuk! Udah hampir pagi" ajaknya, melirik jam di pergelangan tangannya mengabaikan ucapan terimakasih Jingga.
... ****...
"Woi bangun!" teriak Jingga, memasuki kamar Kasandra dengan dua cangkir coklat hangat di tangannya. Meletakkan bawaannya di atas nakas, lalu membuka gorden kamar. Sinar matahari segera memasuki kamar, membangunkan sang pemiliknya. "Lo, jadi cewek susah banget di bangunin" omel Jingga.
"Gara-gara lo kan, gue jadi kesiangan" ucap Kasandra, sembari menjangkau bungkus rokok dan pematiknya.
"Hei, jangan ngerokok!" pekik Jingga. "Jorok...ihh!" lanjutnya merebut rokok yang sudah terselip di bibir Kasandra. "Basuh muka ke kamar mandi, sana!"
"Lo, galaknya melebihi ibu tiri" sungut Kasandra, tapi tak urung ia menuruti perintah sepupunya.
"Nah, kan keliatan segar setelah cuci muka" pujinya setelah melihat Kasandra keluar.
"Sini rokoknya!" pintanya.
"Huh! Pagi-pagi itu, enaknya ngopi bukan bangun tidur rokok yang di cari" sindir Jingga pedas.
"Suka-suka gue lah!" ujarnya, mengambil cangkir kopi lalu berjalan kearah balkon. "Ngomong-ngomong gue jadi keingetan, lo udah ijin suami belum datang ke sini?" tanyanya, ketika mendapati sepupunya itu mengekorinya.
"Gue kabur dari rumah..."
"Lo bego banget sih!" seru Kasandra keras. "Gimana kalo laki lo masukin selingkuhannya?"
"Bodo amat! Gue udah muak dengan janji-janjinya" ucap Jingga acuh.
"Berarti lo cemburu sama suami" tebak Kasandra. "Makanya jangan main-main dengan pernikahan, lo pasti kena batunya. Tiap hari bertemu dengan orang yang sama, akan menimbulkan percikan asmara. Itu memang pepatah kuno, tapi masih berlaku sampai sekarang. Sebelum terlambat, lo mesti lepasin dia!"
"Maunya sih, gitu! Tapi pada kenyataannya, sulit sekali. Bara ngancam, bakal meminta ganti rugi."
"Ya tinggal bayar aja, apa susahnya?!"
"Gimana bisa bayar, dodol! Gue udah di pecat dari kerjaan."
Kasandra menaikkan sebelah alis, melihat bagaimana wajah frustrasinya.
"Terus datang ke sini mau ngapain? Mau minta kerjaan atau pinjem duit. Kalo itu gue gak mau ngasih, lo pikirin jalan keluarnya."
"Lo tega, sama sodara sendiri!"
"Bukan gue tega, tapi suami lo pengusaha sukses yang powernya gak diragukan lagi. Kalo bantu lo, yang ada bisnis gue gulung tikar. Pikirin dong, nasib para karyawan. Belum lagi lunas apartemen yang gue beli ini, masa harus melelang tas-tas branded dan perhiasan gue sih!?"
"Ah, lo mah gak setia sama sodara. Udah tau lagi kesusahan, malah gak mau bantu. Lo mau liat gue jadi gelandangan, atau menjajakan diri di lampu merah!"
"Jangan mendramatisir keadaan, semua salah lo. Kenapa juga, mau masuk ke dalam urusan orang lain? Udahlah, nikmati aja fasilitas yang suami kasih."
"Ting...tong, Ting tong!" bunyi bel mengagetkan mereka, ke duanya saling memandang.
"Buka sana, gih!" Perintah Kasandra. "Siapa tau, suami lo yang sedang mencari istrinya yang melarikan diri?"
"Lo, ngasih tau dia!" tuduh Jingga marah.
"Gue gak kenal siapa suami lo? Yang gue tau, dia pengusaha terkenal. Setiap hari wajahnya wara-wiri di tv maupun portal online. Udah deh, buruan buka!"
Walaupun kesal, tak urung Jingga membukakan pintu juga.
"Cklek!"
"Hubby!?"
... ****...
Lanjut Ka Author jangan patah semangat..
Lanjut ka n ttp semangat 💪
kasian Jingga dah di hianati pacar sekarang suami'y
Lanjut Ka Author ttp semangat 💪
I like❤👍
menurut aku nie novel sangat bagus... aku suka tokoh Jingga yg tegas tak banyak drama kumenangis membayangkan...🤣ini mah berbeda tak sperti kbanyakan novel" lain yang hobi mainkan air mata..
Semangat Ka author moga success🏆💪
Sama Laki'y jga kaya punya rencana tidak baik..
Lanjut ka....
Lanjut ka Author ttp semangat