seorang guru di sebuah sekolah menengah atas, tak pernah menyangka bahwa liburannya ke desa akan membawa petaka baginya.
perkara burung peliharaannya yang lepas, ia harus berurusan dengan seluruh warga desa, Jono yang berniat menangkap burung beo kesayangannya itu malah menangkap Sisil saat ia menaiki balkon rumahnya, seorang gadis remaja SMA kelas 3.
jeritan Sisil pun menimbulkan salah paham oleh para tetangga, sehingga Juno dituntut untuk bertanggung jawab dengan menikahi Sisil.
awalnya ia menolak karena ia juga sudah mempunyai kekasih hati di kota
demi menenangkan warga desa ia terpaksa menikahi Sisil secara rahasia yang hanya dihadiri oleh beberapa warga saja.
akankah Juno tetap merahasiakan istri kecilnya itu dari semua orang? atau malah menceraikannya demi kekasihnya di kota?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur_ha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sarapan pagi
Waktu menunjukkan pukul 01.00 dinihari ketika Juno sampai rumah, ia memperkirakan kendaraan roda dua miliknya di depan teras.
Hari benar-benar melelahkan bagi lelaki itu , Bahkan waktu yang seharusnya ia memanfaatkan untuk mengistirahatkan tubuhnya malah dihabiskan begitu saja
ketika tiba di lantai atas , ia melangkah menuju kamar sang istri , memutar gagang pintu dan mendorongnya sangat pelan sehingga menyisakan Celah yang cukup untuk melihat ke dalam
ada kerutan tipis kedua alis tebal Juno saat melihat sisil sedang duduk di Atas Sajadah dengan balutan mukena, setidaknya sudah dua kali ia mendapati sisil dalam keadaan seperti itu
"kenapa aku harus menikah dengan anak kecil seperti dia?" gunam ia dalam hati
Selama beberapa menit Juno duduk di ujung tempat tidur menunggu Sisil yang selesai dengan ibadah malamnya , terdiam dengan pikiran tertuju pada Alya
Sejak mengetahui bahwa juno telah di jodohkan dengan wanita lain, Alya menjadi posesif, agresif dan parnoan. Ia bukan lagi Alya yang manis dan pengertian, yang selalu mampu membuat hati seorang Juno wirawan hangat.
Juno semua sikap liar dan bujuk rayu Alya Tadi hanya karena cemburu berlebihan terhadap seorang wanita yang Bahkan juno sendiri belum pernah ditemuinya , bahkan juno tidak pernah tahu seperti apa wujud wanita yang hendak dijodohkan dengannya
"Bagaimana kalau nanti Alia tahu bahwa aku sudah menikahi Sisil? Dia pasti akan lebih Patah Hati"
Juno menghembuskan nafas panjang , membuka jaket dan meletakkan ponsel di tempat tidur
"Tidak! Alya tidak akan tahu, aku dan Sisil hanya pasangan suami istri di buku nikah, tidak lebih . Kami akan berpisah setelah keadaan aman" tambahnya dalam hati
lagi pula Siapa yang mau hidup selamanya dengan anak kecil seperti Sisil ? Ia berhias saja belum tentu Juna mau, apalagi tertutup seperti sekarang. Juno yakin di balik gamis yang selalu Sisil pakai ada tubuh kurus kerempeng dengan kulit yang tidak terawat
Lamunan juno pun membuat saat Sisil selesai dengan ibadahnya , wanita muda itu sempat terkejut mendapati juno sedang melamun di Ambang pintu
"Ini buat kamu!" Juno menyerah paperbag kecil berisi obat penurun panas yang tadi ia beli di Apotek 24 jam
"Makasih mas"
Selama beberapa saat Juno sempat memandangi wajah istri kecilnya itu , wajah sisil masih tampak pucat dengan bibir kering dan mata juga sayu
"Pastikan kamu meminum obatnya sebelum tidur , Saya tidak mau kakak kamu menuntut saya kalau ada apa-apa sama kamu"
Sisil memilih diam dan tidak menanggapi kalimat juno yang terdengar sarkas di telinga . Tatapannya kosong , apalagi saat Indra penciumannya menangkap aroma parfum wanita yang menyerbak dari tubuh Sang suami yang Sisil juga adalah aroma parfum milik Alya.
Ingin sekali Sisil menanyakan , namun kemudian ia teringat peringatan sang suami kemarin , Agar tidak mencampuri semua urusannya . Dan hal itu sudah cukup membuat sisil Tahu Diri dasada akan posisinya di mata Juno.
Toh, Juno akan menceraikannya setelah kelulusan sekolah nanti
Ketika Juna kembali ke kamarnya , sisil Segara menutup pintu kamar , menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur dan membuka mukena
Tiba-tiba terdengar nada pengingat pesan yang berasal dari ponsel milik Juno yang tertinggal di tempat tidur . Layar yang menyala membuat Sisil dapat membaca pesan yang tertera di sudut atas layar
"Sayang, makasih untuk yang tadi, I love you"
***
Obat penurun panas yang diberikan Juno ternyata benar-benar manjur untuk Sisil, pagi ia terbangun dalam keadaan yang lebih baik meskipun masih sedikit lemas, setidaknya ia tak lagi demam
Pagi ini sisil sudah menyapu di ruangan tengah, namun aktivitas nya harus berhenti oleh suara bel yang berbunyi
Wajah alya judespun menyapa saat Sisil membuka pintu, wanita itu tampak cantik dengan pakaian kasual yang sedang trendi , tangannya menggenggam beberapa kantong yang diyakini Sisil adalah makanan . Selain itu ada aroma lezat yang mengeluarkan dari sana
"Juno ada kan?" tanya nya
"Ada kak"
Tanpa permisi wanita itu langsung melesatkan tubuhnya memasuki rumah, bahkan sebelum Sisil mempersilahkan . Kemudian meletakkan beberapa kantongan kemeja makan dan celungukan mencari sang kekasih
Ketiadaan juno di lantai bawah membuatnya meyakinkan bahwa lelaki itu masih berada di kamar , tanpa memperdulikan kehadiran sisil Ia melenggang melewati tangga.
"Pagi sayang" suara manja Alya terdengar membahana , detik berikutnya terdengar suara cekikikan manja
Sisil hanya dapat menarik nafas dalam-dalam , seorang wanita yang bukan mahram baru saja memasuki kamar suami nya. Bahkan sisil dapat mendengar suara manja alya berbicara dengan Juno.
Entah sedang apa mereka di dalam kamar , berpelukankah atau memakaikan pakaian Juno?
"Astagfirullah" gumamnya dalam hati, sebisa mungkin Sisil menghilangkan pikiran itu dari benaknya
Dalam beberapa menit , Juno dan Alya tampak beriringan menuruni tangga , Jono merangkul pinggang wanita itu dengan mesra. Sebuah pemandangan yang tidak pantas bagi Sisil . Namun , sebisa mungkin ia berusaha untuk tidak melihat dan memilih fokus untuk kegiatannya
"Aku membawakan sarapan kesukaan kamu, kita sarapan bareng yuk!" ajak alya kepada Juno
tangannya melingkar mesra di lengan kekar sang kekasih
"Beli sarapan di mana?"
"Biasa, tempat favorit kamu" Alya mengeluarkan kontak makanan dan menggeser di hadapan Juno , lantas menuang air putih untuk kekasihnya itu
"Kamu beli nya dua saja?" tanya juno kemudian
"Aku juga beli buat Sisil, kok, kamu bilang dia sakit, makanya aku beli bubur ayam saja buat dia"
"Oh..." Juno melirik Sisil yang masih membersihkan , Ia dapat melihat gerak istrinya masih sedikit lemah "Sisil sarapan dulu"
Sementara Sisil hanya menoleh lalu berkata "Iya om, makasih"
Alya menatap Juno dengan penuh selidik , sejak awal bertemu kemarin , ia merasa interaksi Juno antara gadis belia itu sedikit aneh . Keduanya terlalu kaku untuk status keponakan dan om
"Ayo sarapan! Kalau kamu sakit tambah parah nanti Juno yang repot"
Barisan kata yang terucap dari mulut Alya itu menciptakan rasa sakit di hati Sisil , seolah ingin menegaskan kepada Sisil agar tidak menjadi benalu dalam kehidupan juno
Tak ingin dianggap tidak sopan Sisil pun mendekat dan duduk di sudut meja , sementara Juno dan Alya duduk dalam posisi yang terlalu dekat bagi sisil. Bahkan Alya sesekali makan di piring Juno.
"Ayo makan, kenapa diam saja?" ucap Alya
"Iyah kak, terimakasih sarapan nya"
Sisil membuka kotak makanan pemberian Alya, sepintas terlihat bubur ayam khas Bandung yang begitu menggugah selera , ada banyak topping di atasnya.
Ketika mulai menyedokan bubur ke mulut, tiba-tiba siswa merasakan sensasi panas dan membakar lidah pada suapan pertama . Manik coklatnya seketika mengarah pada wanita yang sedang manggalayut manja di lengan suaminya.
.
.
.
Bersambung...